Jakarta - Pandemi corona Covid-19 telah mengubah kebiasaan banyak orang yang membuat kita harus lebih banyak berada di rumah. Sebagian orang bisa menyadari atau tidak. Beberapa di antaranya positif dari sudut pandang medis.
Medical Expert Combiphar, dr Sandi Perutama Gani mengatakan, salah satu yang berubah ialah 55 persen orang lebih sering mengonsumsi air putih.
"55 persen lebih sering mengkonsumsi air putih. Dulu berapa banyak yang belum konsisten. Kita harapkan kebiasaan seperti ini tetap dilakukan," ucapnya dalam sebuah virtual media briefing yang dilansir dari Antara, 19 Mei 2020.
Advertisement
Baca Juga
Para pakar kesehatan menganjurkan orang-orang setidaknya mengosumsi air putih sekitar dua liter per hari dan jumlah ini bisa lebih disesuaikan kegiatan yang mereka lakukan. Kebiasaan baik lain yang sekarang ini muncul adalah kita lebih memperhatikan kebersihan tangan. Hasil survei menunjukkan, setidaknya 85 persen melakukan hal ini.
Banyak penyakit dan ancaman kesehatan yang bisa menyebar dengan tidak mencuci tangan. Saat tangan terkontaminasi oleh bakteri dan virus penyebab penyakit, patogen ini bisa masuk ke dalam tubuh atau berpindah dari satu orang ke orang lain.
Dua penyakit utama yang ditularkan di tangan adalah diare dan infeksi saluran pernapasan atas atau ISPA, serta tentu saja saat ini ditambah COVID-19.
"Perilaku hidup bersih dan sehat, sederhana, bukan hal baru. Namun karena COVID-19, kita jadi belajar kembali dan melakukan kembali PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Masyarakat Indonesia jadi lebih sadar, ternyata jorok kalau makan tidak cuci tangan," terang Sandi.
Mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun menjadi yang dianjurkan para pakar kesehatan untuk semua orang usai berkegiatan terutama di luar rumah di saat pandemi ini. Kalau tak memungkinkan, cairan pembersih tangan atau hand sanitizer bisa menjadi pilihan.
3 Kekhawatiran Terbesar
Kebiasaan baik lainnya yang juga muncul karena COVID-19, sebagian orang lebih banyak mengonsumsi sayur dan buah serta menjadi lebih sering berolahraga bahkan sekedar berjemur.
Menurut Sandi, kebiasaan ini bersumber dari kekhawatiran yang muncul selama pandemi COVID-19. Survei McKinsey menunjukkan setidaknya ada tiga kekhawatiran terbesar masyarakat belakangan ini, salah satunya tidak mengetahui berapa lama kondisi ini akan berlangsung.
Lalu, khawatir pada keselamatan diri dan keluarga, serta ketakutan menjadi pembawa atau berkontribusi menyebarkan virus penyebab COVID-19.
"Kalau abai pada gaya hidup bersih dan sehat, takutnya bisa memicu gelombang lanjutan COVID19," ujar Sandi. Dia berharap masyarakat terus menerapkan kebiasaan baik yang sudah terbentuk, disiplin serta konsisten menjaga kebersihan diri untuk mencegah penyebaran kembali COVID-19.
Advertisement