3 Pilar Komitmen L'Oreal Bangun Model Bisnis Lebih Ramah Lingkungan

Lewat program "L'Oreal for The Future" yang bakal berlangsung sampai 2030, L'Oreal membangun model bisnis lebih ramah lingkungan.

oleh Asnida Riani diperbarui 27 Jun 2020, 07:03 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2020, 07:03 WIB
L'Oreal
L'Orel perkenalkan program "L'Oreal for The Future" sebagai komitmen pembangunan berkelanjutan hingga 2030. (dok. L'Oreal)

Liputan6.com, Jakarta - Meneruskan program "Sharing Beauty with All" sejak 2013 dan selesai tahun ini, L'Oreal memperkenalkan "L'Oreal for The Future" sebagai perpanjangan tangan komitmen membangun model bisnis lebih ramah lingkungan.

Melanie Masriel selaku Communications, Public Affairs, and Sustainability Director L'Oreal Indonesia menjelaskan, implementasi "Sharing Beauty with All" di Indonesia lebih pada pembenahan secara internal, terutama untuk meminimalisir emisi karbon dan water waste.

"Tujuh tahun sudah kami menjalani program ambisius ini dan semua pihak telah sangat fokus. Selesai tahun ini, kami tak ingin berhenti. Tak boleh ada waktu yang dibuang sia-sia," kata Chairman L'Oreal, Jean-Paul Agon saat konferensi pers secara daring Jumat, 26 Juni 2020.

Setidaknya, ada tiga pilar utama dalam komitmen ini. Pertama, transformasi bisnis untuk menghargai batasan-batasan planet. "Ada setidaknya sembilan batasan yang tak boleh kami lewati," imbuh Executive Vice President L'Oreal, Alexandra Palt, di kesempatan yang sama.

Imprementasinya mencakup beberapa poin kunci, yakni pada 2025, seluruh lokasi operasi L’Oreal akan mencapai karbon netral melalui peningkatan energi efisiensi dan menggunakan 100 persen energi terbarukan.

Kemudian, di tahun 2030, 100 persen plastik yang digunakan pada kemasan produk L’Oreal merupakan hasil daur ulang atau berasal dari bahan berbasis alam. Lalu, pada 2030, L’Oreal akan mengurangi seluruh emisi gas rumah kaca sebanyak 50 persen per produk jadi, dibanding tahun 2016.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Ekosistem Bisnis Lebih Ramah Lingkungan

L'Oreal
L'Oreal perkenalkan program "L'Oreal for The Future" sebagai komitmen pembangunan berkelanjutan hingga 2030. (dok. L'Oreal)

Kedua, membangun ekosistem bisnis yang mengusung konsep keberlanjutan. Dalam kelompok ini termasuk klien, pemasok, dan konsumen yang masuk dalam tanggung jawab perusahaan kosmetik asal Prancis tersebut.

Demi membantu 1,5 miliar konsumen membuat pilihan lebih berkelanjutan, L’Oreal telah mengembangkan mekanisme Label Produk Lingkungan dan Dampak Sosial. Praktiknya akan menggunakan nilai A sampai E.

A digunakan untuk produk yang dinilai terbaik berdasakan dampak lingkungan dan sosial. Metode tersebut disetujui ahli sains dan seluruh data telah diverifikasi auditor independen, Bureau Veritas Certification

Label dan nilai akan tersedia pada halaman produk. Merek pertama yang akan menerapkan metode tersebut tahun ini adalah Garnier untuk produk perawatan rambut. Label ini nantinya akan diterapkan secara progresif ke seluruh negara dan kategori.


Dukung Kebutuhan Sosial dan Lingkungan yang Mendesak

Susul Louis Vuitton, L’Oreal Akan Produksi Hand Sanitizer Gratis
Ilustrasi headquarter L'Oreal. (dok.Instagram @lorealusa/https://www.instagram.com/p/B9VLJVXl3HJ/Henry)

Terakhir, terkait kontribusi menyelesaikan tantangan-tantangan dunia dengan mendukung kebutuhan sosial dan lingkungan yang mendesak. L’Oreal mengalokasikan dana 100 juta Euro untuk menangani berbagai tantangan lingkungan.

50 juta Euro akan digunakan untuk memfasilitasi proyek restorasi ekosistem alami laut dan hutan melalui pendanaan L’Oréal Fund for Nature Regeneration. Operasionalnya akan dilakukan Mirova, rekanan dari Natixis Investment Managers, didedikasi untuk investasi berdampak baik.

50 juta Euro lainnya akan diarahkan untuk membiayai proyek-proyek terkait ekonomi sirkular. Kemudian, untuk membantu perempuan rentan, L’Oreal juga memberi dana bantuan sebesar 50 juta Euro.

Dana ini akan digunakan untuk mendukung organisasi dan badan amal lokal dalam usaha memerangi kemiskinan, membantu perempuan untuk mencapai integrasi sosial dan profesional, memberi pendampingan darurat untuk pengungsi dan perempuan difabel, mencegah kekerasan terhadap perempuan, serta membantu para korban.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya