Cerita Akhir Pekan: Apakah Bijak untuk Beli Sepeda Sekarang?

Berkaca pada permintaan kian tinggi, harga sepeda tengah melambung.

oleh Asnida Riani diperbarui 28 Jun 2020, 08:30 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2020, 08:30 WIB
PSBB Masa Transisi, CFD Jakarta Ditiadakan
Warga berolahraga menggunakan sepeda di Bunderan HI Jakarta, Minggu (7/6/2020). Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) masih belom diberlakukan, sampai dengan waktu yang belum ditentukan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi datang bersama sederet kejadian tak terduga, termasuk bagaimana publik beradaptasi dengan situasi seperti sekarang. Beberapa kebiasaan tenggelam 'tertelan' wabah, sementara ada pula yang tengah naik daun. Sepeda, salah satunya.

Perencana Keuangan Mitra Rencana Edukasi, Sari Insaniwati, mengatakan bahwa selama pandemi, penjualan sepeda memang meningkat pesat, bahkan lebih dari 100 persen. Fenomena serupa juga disepakati seorang pegiat sepeda balap, Caesario Tsunami.

"Sepeda kembali populer mungkin karena makin meningkatnya kesadaran masyarakat menjaga kesehatan dan merupakan moda transportasi individual guna memastikan terjaga jarak aman dengn orang lain," jelas Sari lewat pesan pada Liputan6.com, Rabu, 24 Juni 2020.

Rio, sapaan akrab Caesario, menuturkan, ia sempat ditanya sekian banyak orang perihal pembelian sepeda. "Terutama sekarang sepeda lipat yang lagi banyak peminat," ucapnya lewat telepon, Kamis, 25 Juni 2020.

Dengan permintaan sedemikian tinggi, harga sepeda di pasar tercatat melambung. Jadi, bijakkah untuk membeli sepeda di kondisi seperi sekarang?

"Selama ada kebutuhan untuk olahraga atau transportasi yang aman dan nyaman, serta ketersediaan dana, tidak masalah membeli sepeda saat ini," kata Sari.

Rio menambahkan, seiring permintaan meningkat, ia mendapati barang second jarang ditemukan. "Biasanya (sepeda) entry level ada. Dijual sama orang-orang yang mau upgrade sepeda," katanya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pertimbangan Beli Sepeda

Potret Pembuat Tas Sepeda Lipat di Jakarta
Taylor Amin Robert melakukan test-fit sebuah tas sepeda buatan tangannya di rumahnya, Jakarta (18/2/2020). Taylor yang otodidak memulai karirnya 30 tahun lalu, sekarang berspesialisasi dalam tas sepeda, dengan mayoritas klien mengendarai sepeda lipat di jalan-jalan kota. (AFP/Bay Ismoyo)

Soal pertimbangan dalam membeli sepeda, Sari menyarankan untuk melirik jenis sesuai kebutuhan dan budget, jangan hanya karena gengsi atau tren. Jika bukan seorang profesional dan hanya menggunakan sepeda saat berolahraga di akhir pekan, Sari menilai tak perlu membeli sepeda khusus dengan harga lebih mahal.

"Jika mobilitas Anda cukup tinggi dan ingin tetap bisa bersepeda sekali-kali, bisa beli jenis sepeda lipat. Jika hanya bersepada di kota, tidak perlu beli jenis sepeda untuk trekking," jelasnya.

Kemudian, jangan terburu-buru memutuskan membeli sepeda. "Selalu bandingkan harga-harga di beberapa tempat agar mendapat harga terbaik," imbuh Sari.

Pertimbangan kebutuhan ini juga disetujui Rio. "Apa (sepeda) buat olahraga, santai, mau kebut bisa beli sepeda balap," katanya.

Juga, pemilihan sepeda biasanya berdasarkan selera secara look. "Ada yang suka bannya lebar kayak sepeda gunung. Ada yang lebih suka yang bannya kecil kayak fixie," ucap Rio.

Jenis sepeda, sambungnya, pun bisa jadi dipengaruhi lingkungan sekitar. "Teman-teman yang juga gowes bakal menghasut," tuturnya.

Alokasi Dana Ideal

Tren Bersepeda Ramaikan CFD
Warga berolahraga saat kegiatan Car Free Day (CFD) di Kawasan Sudirman, Jakarta, Minggu (21/6/2020). Pada CFD pertama di masa PSBB Transisi, warga Ibu Kota terlihat lebih memilih bersepeda sebagai sarana olahraga dengan tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Sari mengatakan, saat ini harga sepeda bervariasi mulai dari Rp1,5 juta sampai puluhan juta rupiah. Bila baru mau membeli sepeda, tentukan dari awal berapa budget yang dialokasikan. "Sebaiknya berkisar antara 10--15 persen pendapatan," kata Sari.

Sementara, Rio mengatakan, baginya sepeda adalah aset dan investasi jangka panjang. Tak hanya soal nominal, tapi juga kesehatan.

Karenanya, ia berharap fenomena ini tak bersifat sementara, melainkan bisa langgeng. "Semoga orang yang sekarang sepedahan jadi lebih sadar buat hidup sehat. Lewat sepeda juga bisa ketemu banyak orang," tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya