Restoran di New York Bakal Kenakan Biaya Tambahan Covid-19

Langkah ini diambil untuk mendukung restoran yang kena krisis di masa pandemi corona Covid-19.

oleh Putu Elmira diperbarui 21 Sep 2020, 00:00 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2020, 00:00 WIB
Ilustrasi Restoran
Ilustrasi restoran (dok. Pixabay.com/neshom)

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi corona Covid-19 turut berimbas pada berbagai sektor ekonomi, termasuk para pelaku di bisnis kuliner dan restoran. Akibat masa krisis ini, bakal ada kebijakan baru yang diterapkan di restoran di New York, Amerika Serikat.

Dilansir dari laman Business Insider, Minggu, 20 September 2020, pada Rabu, 16 September Dewan Kota New York menyetujui langkah yang memungkinkan restoran menerapkan "Biaya Pemulihan COVID-19" hinngga 10 persen pada tagihan pengunjung. Seperti yang diketahui, pandemi sangat berdampak pada industri restoran.

Menurut Yelp, lebih dari 9 ribu penutupan restoran di New York sejak Maret. Biaya tambahan tersebut bertujuan untuk untuk membantu tempat makan tetap bertahan.

Langkah selanjutnya adalah agar Walikota New York City Bill de Blasio menandatanganinya menjadi undang-undang, yang dia rencanakan untuk dilakukan. Selama beberapa dekade terakhir, New York telah melarang biaya tambahan restoran, menurut The Wall Street Journal.

Langkah baru ini akan mematahkan preseden tersebut, memungkinkan restoran untuk mengenakan biaya hingga 90 hari setelah mereka diizinkan untuk mengisi ruang makan lagi. Tindakan ini tidak berlaku untuk jaringan besar dengan lebih dari 15 lokasi atau pesanan dibawa pulang, dan restoran harus memberi tahu pelanggan tentang biaya tersebut dengan jelas.

Selain itu, langkah tersebut menyusul pengumuman dari Gubernur New York Andrew Cuomo, yang mengatakan bahwa restoran akan dapat melanjutkan makan di dalam ruangan dengan kapasitas 25 persen mulai 30 September. Namun orang dalam dan ahli industri menyebut bahwa langkah tersebut tidak cukup untuk menyelamatkan industri restoran yang sedang berjuang.

Business Insider sebelumnya melaporkan, karena industri restoran beroperasi pada margin tipis yang membutuhkan ruang makan penuh atau hampir penuh. New York bukanlah kota metropolis pertama di mana restoran beralih ke biaya tambahan makanan COVID-19 untuk tetap bertahan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tak Hanya di New York

Ilustrasi Makan
Ilustrasi makan (dok. Pixabay.com/Free-Photos)

Restoran dari San Diego, California hingga Springfield, Missouri telah memilih untuk menambahkan biaya tambahan. Restoran mengutip kenaikan harga daging, tempat duduk di luar ruangan, alat pelindung diri untuk karyawan, menu kertas sekali pakai, dan banyak lagi sebagai contoh kenaikan biaya sejak wabah.

Pembatasan tempat duduk dalam ruangan telah menurunkan pendapatan. Di seluruh negeri, lebih dari 26 ribu restoran telah tutup sejak Maret, menurut data Juli dari Yelp, dan 60 persen dari penutupan itu bersifat permanen. Lebih dari 9 ribu penutupan terjadi di New York City.

Sementara biaya tambahan dapat membantu restoran dengan keuntungan mereka, perusahaan yang memilih untuk menambahkan biaya seringkali harus menangani keluhan pelanggan. Pada Juni, The Doublewide Grill dari Pittsburgh menambahkan biaya tambahan 2 dolar AS per makanan setelah melihat kenaikan biaya karena peningkatan produk sekali pakai seperti menu kertas.

Ditambah dengan penurunan pendapatan dari operasi pada kapasitas makan yang terbatas, The Tribune-Review melaporkan. Reaksi di Facebook sangat kuat, dan restoran memutuskan untuk membatalkan biaya itu.

Infografis Jangan Remehkan Cara Pakai Masker
Infografis Jangan Remehkan Cara Pakai Masker (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya