Liputan6.com, Jakarta - Thanksgiving tahun ini merupakan liburan perdana sebagai keluarga di Amerika Serikat bagi Pangeran Harry, Meghan Markle, dan putra mereka, Archie. Rencana ketiganya menghabiskan momen ini pun terungkap.
Melansir laman Hello, Jumat (27/11/2020), Duke dan Duchess of Sussex berencana menghabiskan libur Thanksgiving dengan agenda sederhana, namun hangat. Termasuk di dalamnya, yakni makan malam yang tenang di rumah.
Sumber yang dekat dengan pasangan Sussex mengatakan bahwa mereka akan makan malam di rumah dan berharap untuk merayakan Thanksgiving pertama di Amerika Serikat sebagai sebuah keluarga.
Advertisement
Baca Juga
"Mereka berencana untuk menikmati masakan rumahan dengan hidangan tradisional Thanksgiving, termasuk resep yang dibuat dengan sayuran segar dari kebun mereka," ungkap sumber tersebut.
Pangeran Harry dan Meghan Markle pindah ke Amerika Serikat bersama putra mereka Archie setelah mundur dari tugas kerajaan pada Maret lalu. Pasangan yang menikah pada Mei 2018 itu membeli rumah keluarga pertama mereka di Montecito, Santa Barbara pada bulan Juli.
Keluarga Sussex merayakan Thanksgiving di Kanada tahun lalu bersama putra mereka, Archie Harrison, dan ibunda Meghan Markle, Doria Ragland.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kabar Memilukan
Menjelang Thanksgiving, Meghan Markle mengungkap berita memilukan bahwa ia mengalami keguguran pada Juli lalu. Perasaannya dicurahkan lewat esai sangat pribadi untuk New York Times yang diterbitkan pada Rabu, 25 November 2020,
Ia menulis, "Duduk di ranjang rumah sakit, melihat hati suamiku hancur saat ia mencoba memegang kepingan perasaanku, aku menyadari bahwa satu-satunya cara untuk mulai sembuh adalah dengan bertanya, 'Apakah kamu baik-baik saja?'"
"Kehilangan seorang anak berarti membawa kesedihan yang hampir tak tertahankan, dialami banyak orang, tapi dibicarakan oleh sedikit orang," katanya. "Dalam kepedihan karena kehilangan kami, saya dan suami menemukan bahwa di kamar yang terdiri dari 100 wanita, 10 hingga 20 di antaranya mengalami keguguran."
"Namun, terlepas dari kesamaan rasa sakit yang mengejutkan ini, percakapan tetap tabu, penuh dengan rasa malu (yang tidak beralasan), dan melanggengkan siklus berkabung sendirian," ujarnya.
Advertisement