Punya Potensi Besar, Online Massage Jadi Solusi di Masa Pandemi

Profesi tua ini menjadi salah satu profesi dengan potensi bisnis yang cukup menjanjikan.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Des 2020, 00:05 WIB
Diterbitkan 21 Des 2020, 01:12 WIB
Punya Potensi Besar, Online Massage Jadi Solusi di Masa  Pandemi
Punya Potensi Besar, Online Massage Jadi Solusi di Masa Pandemi. foto: istimewa

Liputan6.com, Jakarta -  Menjadi seorang terapis massage hingga kini masih menimbulkan stigma negatif di kalangan masyarakat. Erat nya kaitan para pekerja informal ini dengan dunia gelap dan sensitif membuat mereka seringkali dipandang sebelah mata. Padahal, profesi tua ini menjadi salah satu profesi dengan potensi bisnis yang cukup menjanjikan.

Halojasa, perusahaan layanan jasa on-demand lifestyle dengan salah satu produk nya halo massage, belum lama ini merilis informasi mengenai potensi bidang terapis ini.

Bidang pekerjaan terapis ini jika di kalukasikan, memiliki total market senilai $1,3 Milyar USD. Jumlah ini tergolong besar jika dibandingkan dengan beberapa sektor jasa informal sejenis seperti layanan jasa service AC maupun jasa kebersihan yang belum menyentuh $300 juta USD.

Jika berbicara data, dilansir dari GlobalWellnessInstitute , potensi market dari spa massage ini mencapai $119 Milyar USD secara global, dengan benua Eropa dan Asia sebagai kontributor terbesar. Namun jika menilik sedikit kebelakang, potensi spa massage ini tinggi dengan catatan sebagian besar merupakan layanan konvensional dengan yang menyediakan lokasi dan tempat tersendiri.

Sementara secara ekosistem teknologi, belum ada aplikasi yang benar-benar sukses meraup pasar ini. Menarik mundur data, sebenarnya potensi ini sudah terlebih dahulu dilihat oleh Gojek.

Mereka mendirikan GoLife dengan berbagai layanan jasa lifestyle untuk memanjakan konsumennya. Sayangnya, mereka memutuskan untuk menutup permanen layanan nya Juli kemarin.

Jika memang memiliki potensi besar, kenapa mereka menutup layanan? Menurut Hengky Budiman, CEO dari halojasa, mengatakan bahwa penutupan GoLife ini lebih kepada Corporate Action ketimbang Market Failure.

Ilustrasi Pijat
Ilustrasi pijat (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

“Buat saya, penutupan mereka itu lebih kepada Coporate Action ya, mungkin jika dibandingkan dengan Gopay, GoRide, atau GoFood, GoLife ini cukup tertinggal jauh, jadi ya mungkin jalan terbaik adalah mengorbankan GoLife,” terang Hengky.

Selain memang tahun 2020 ini identik dengan pandemi, penurunan demand ini juga disebabkan oleh berubah nya perilaku masyarakat. Para terapis ini sempat mengalami penurunan order yang sangat tinggi. Semua tempat pijat konvensional menutup pintu operasional nya, tak terkecuali GoLife yang juga mengentikan total layanan nya secara sementara dahulu.

Dampak penutupan dari GoLife kemarin, halojasa menerima banyak sekali permintaan vendor bergabung pada platform mereka. sebagian besar vendor yang berasal dari GoLife ini menandakan tinggi nya keseriusan para terapis ini untuk mendapatkan penghasilan yang berkelanjutan.

“Bahkan dimasa pandemi ini, secara GTV kami mengalami peningkatan. Tentu nya kita menerapkan sejumlah protokol kesehatan dan fitur suhu tubuh pada aplikasi kami, ini untuk membangun rasa aman bagi vendor yang bekerja dan bagi konsumen yang menggunakan layanan kami,” tutup Hengky.

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya