Liputan6.com, Jakarta - Seantero jagat tengah berjuang melawan masa pandemi Covid-19. Begitu pula dengan Selandia Baru yang bertindak cepat dan menerapkan aturan ketat dalam upaya menekan penyebaran Covid-19.
Dilansir dari laman Travel and Leisure, Kamis, 28 Januari 2021, berpenduduk lima juta jiwa, Selandia Baru diketahui memiliki total 2.295 kasus dan 25 kematian sejak awal pandemi tahun lalu, demikian menurut data dari Johns Hopkins Coronavirus Resource Center.
Selain berhasil meratakan kurva, ada kebijakan lain yang diterapkan di Selandia Baru. Perdana Menteri Jacinda Ardern menyebut dalam konferensi pers, Selasa lalu, ia tidak akan membuka kembali perbatasan negara yang telah ditutup sejak pertengahan Maret 2020, hingga warganya divaksinasi dan terlindungi, seperti dilaporkan The Guardian.
Advertisement
Baca Juga
"Selandia Baru hanya akan benar-benar merasa seperti kembali normal ketika ada tingkat normalitas tertentu juga di belahan dunia lainnya," kata Ardern.
"Namun mengingat risiko di dunia di sekitar kita dan ketidakpastian peluncuran vaksin secara global, kita dapat memperkirakan perbatasan kita akan terpengaruh hampir sepanjang tahun ini," lanjutnya.
Keputusan negara kepulauan tersebut akan tetap ditutup untuk sepanjang 2021 dirasa sangat mengejutkan. Namun, Ardern menjelaskannya dengan alasan ilmiah.
"Agar perjalanan dimulai kembali, kami memerlukan salah satu dari dua hal: kami perlu keyakinan bahwa dengan divaksinasi berarti Anda tidak menularkan COVID-19 kepada orang lain dan kami belum mengetahuinya atau kami membutuhkan cukup populasi untuk divaksinasi dan dilindungi sehingga orang dapat dengan aman masuk kembali ke Selandia Baru. Kedua kemungkinan akan memakan waktu," tambah Ardern.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Rencana Selandia Baru
Selandia Baru sebelumnya telah mengumumkan akan memvaksinasi gratis warganya, serta negara-negara tetangga, termasuk Tokelau, Kepulauan Cook, Niue, Samoa, Tonga, dan Tuvalu, seperti dilaporkan NPR. Kendati demikian, negara ini masih menunggu persetujuan vaksin pertamanya, sehingga proses peluncurannya akan memakan waktu.
Dalam video Instagram yang diunggahnya usai konferensi pada Selasa, Ardern menyebut persetujuan regulasi dapat datang paling cepat Rabu pekan depan, tetapi akan ada waktu tunggu untuk pengiriman dosis. Kesabarannya yang tenang menunjukkan pandangan empati terhadap komunitas global.
"Kami tahu ada banyak negara yang berada dalam situasi yang jauh lebih mengerikan daripada Selandia Baru. Memang benar mereka diprioritaskan karena kehilangan nyawa," kata Ardern dalam video.
Advertisement