Liputan6.com, Jakarta - Madura merupakan sebuah pulau yang terletak di Provinsi Jawa Timur. Daerah ini dikenal dengan sebutan pulau garam karena menjadi salah satu penghasil garam terbesar di Indonesia.
Pulau ini didiami oleh suku Madura, salah satu etnis suku dengan populasi besar di Indonesia. Madura terdiri dari empat kabupaten yaitu Bangkalan, Sampang, Pemekasan dan Sumenep.
Madura memiliki sejarah yang panjang, tercermin dari budaya dan keseniannya dengan pengaruh Islamnya yang kuat. Madura juga memiliki berbagai macam tradisi unik yang keberadaanya masih lestari dan sering menjadi daya tarik bagi wisatawan.
Advertisement
Mereka juga identik dengan kuliner satai yang pamornya sudah mendunia. Namun, hal-hal menarik tentang Madura tak hanya itu. Liputan6.com merangkum enam fakta di antaranya yang dikutip dari berbagai sumber.
Baca Juga
1. Pernah Jadi Negara
Pada 1948, Madura pernah menjadi negara Madura yang dibuat oleh pemimpin pemerintahan peralihan Belanda di Jawa Timur, yakni Van der Plas. Hal ini bertujuan untuk melemahkan Republik Indonesia dan menjadikan Madura sebagai benteng pengaman Negara Jawa Timur.
Saat itu, negara Madura memiliki bendera berwarna Hijau dan Putih. Namun, keberadaannya tidak bertahan lama, hanya dua tahun saja. Pada 1950, Negara Madura dibubarkan dan kembali bergabung ke Indonesia.
2. Identik dengan Menikah Muda
Menikah muda di Madura merupakan hal yang biasa. Masyarakat di sana kerap melakukan perkawinan di usia muda, bahkan belum baligh. Rata-rata, perempuan Madura sudah bisa dipinang ketika menginjak usia 14 tahun, sedangkan untuk laki-laki di usia 16 tahun.
Tradisi pernikahan muda ini terbilang sangat unik, karena ada beberapa hal yang mendasari munculnya tradisi ini. Misalnya karena hutang budi, perjodohan supaya dapat mengikat tali kekeluargaan antar kerabat agar mengeratkan kembali hubungan keluarga yang mulai menjauh, dan takut tidak bisa mendapatkan pasangan hidup nantinya.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
3. Bahasa Multi Level dan Dialek yang Berbeda
Madura memiliki beragam bahasa yang unik dan hampir mirip dengan bahasa di Jawa. Seperti halnya, di Jawa ada yang namanya ‘Ngoko’, ‘Krama, dan ‘Krama Inggil’, di Madura dikenal sistem yang sama namun beda istilah, yaitu ‘Ja’-iya’, ‘Engghi-Enthen’, dan juga ‘Engghi-Bunthen’. Penggunaan bahasa multi level ini sama seperti yang ada di Jawa, kosa kata berubah tergantung siapa yang kita ajak bicara.
Masyarakat Madura juga punya dialek kedaerahan sendiri, seperti Mandarin. Di Madura terdapat dialek Bangkalan, Pamekasan, Sumenep, Bawean, Sampang, dan juga Sapudi yang masing-masing mempunyai ciri khasnya sendiri. Yang lebih sering dipakai sebagai acuan adalah Sumenep karena faktor kebiasaan raja-raja Madura dulu.
4. Masih Punya Tradisi Magis
Meskipun sangat agamis, kebanyakan masyarakat Madura masih percaya akan hal-hal dan tradisi berbau magis dan merupakan bagian dari budaya mereka sejak lama. Hal ini dapat dilihat dari berbagai ritual yang masih dilakukan hingga saat ini, salah satunya yaitu Rokat Tase.
Rokat Tase umumnya dilakukan oleh masyarakat pesisir sebagai tanda untuk menghormati penguasa laut dan keselamatan. Ritual ini juga ada di beberapa tempat lain di Indonesia. Dilihat dari prosesi dan tujuan, Rokat Tasse tak jauh beda dari Petik Laut atau Larung Sesaji.
Advertisement
5. Makanan Khas Madura
Makanan asal Madura yang populer, tentu saja yang paling mudah diingat adalah Satai Madura atau Satai Ayam Madura. Kelezatan kuliner khas Madura satu ini memang telah diakui dunia dan bisa dilihat dengan menjamurnya pedagang sate khas Madura di berbagai daerah di Indonesia.
Namun, kuliner khas Madura tak hanya satai. Ada banyak berbagai makanan khas lainnya, seperti Bebek Songkem, olahan bebek yang dimasak dengan bumbu khas dan dikukus dalam bungkusan daun pisang sehingga menghasilkan aroma harum dan rasa yang lezat.
Selain itu ada lorjuk, yaitu olahan kerang bambu yang khas karena bentuknya yang memanjang. Lorjuk bisa diolah menjadi beragam kuliner lezat seperti tumis lorjuk, lorjuk goreng, hingga camilan seperti rangginang lorjuk. Dengan rasanya yang terkenal gurih, tentu membuat kuliner khas Madura ini sayang untuk dilewatkan.Â
6. Budaya Sarungan
Masyarakat Madura biasa disebut sebagai kaum sarungan. Maksudnya, dalam keseharian mereka lebih sering mengenakan sarung dibandingkan celana.
Pakaian ini tidak hanya dipakai saat beribadah, tapi juga saat bermain, belanja, bermain sepak bola, menghadiri acara anak di sekolahnya, bahkan di resepsi pernikahan sekalipun.
Menurut masyarakat Madura, sarung merupakan pakaian yang sangat berharga dan telah menjadi salah satu bentuk kesopanan dan juga ciri khas. Tah hanya laki-laki yang sering mengenakannya, kaum perempuan juga kerap mengenakan sarung di berbagai acara.  (Melia Setiawati)
Daripada Jemput Virus Corona, Mendingan Liburan di Rumah Saja
Advertisement