Pandemi Covid-19 Belum Berakhir, Prancis Ancang-Ancang Kembali Buka Pintu bagi Wisatawan Asing

Sektor pariwisata menyumbang kontribusi hingga 7,5 persen dari total GDP Prancis.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 14 Mei 2021, 08:02 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2021, 08:02 WIB
Kasus Kematian Corona di Prancis
Seorang perempuan yang mengenakan masker berjalan-jalan di Istana Trocadero tak jauh dari Menara Eiffel di Paris, 10 Juli 2020. Dengan 25 kematian baru yang dicatat dalam 24 jam terakhir, jumlah kematian terkait corona COVID-19 di Prancis naik menjadi 30.004 pada Jumat (10/7). (Xinhua/Gao Jing)

Liputan6.com, Jakarta - Prancis bergabung dengan sederet negara Eropa lain dalam kampanye menarik wisatawan agar bersedia bertualang kembali setelah setahun mereka membatasi diri akibat Covid-19. Kampanye bernilai jutaan Euro itu menargetkan warga Eropa lainnya.

Destinasi wisata nomor 1 dunia pada 2019 itu berharap tetap dilirik para turis yang ingin kembali mengelilingi dunia setelah setahun mengalami lockdown. "Prancis seperti miniatur dunia," kata Jean-Baptiste Lemoyne, menteri muda di Kementerian Luar Negeri Prancis yang bertugas menangani pariwisata, dalam jumpa pers virtual yang digelar pada Selasa, 11 Mei 2021.

"Ada banyak pilihan liburan. Setiap orang bisa memilih sesuai keinginan," dia menambahkan.

Dikutip dari AFP, Kamis, 13 Mei 2021, Prancis kini memasuki babak akhir gelombang ketiga Covid-19 dan mengekor Inggris dan AS dalam cakupan vaksinasi. Negeri itu menghadapi persaingan ketat dengan destinasi wisata lain yang tidak terlalu terpengaruh oleh pandemi.

Yunani misalnya, sudah lebih dulu mempromosikan pulau bebas Covid-19 yang disinari matahari dengan semua orang yang berada di sana sudah divaksinasi. Kroasia juga menawarkan hal serupa. Negeri di Eropa Timur membuat peta zona bebas Covid-19 di salah satu pulaunya.

Sementara, Prancis meluncurkan tema What Really Matters untuk mempromosikan gaya hidup negaranya, termasuk kuliner dan budaya, kepda 10 negara Eropa, yakni Austria, Belgia, Inggris Raya, Denmark, Jerman, Italia, Belanda, Spanyol, Swedia, dan Swiss.

Dibandingkan kampanye yang digaungkan Swiss yang menampilkan petenis Roger Federer sebagai wajah, Kepala Badan Pengembangan Pariwisata Prancis, Caroline Leboucher mengatakan Prancis memercikkan lebih banyak emosi dibandingkan kesempurnaan sanitasi yang dingin yang diandalkan Swiss. Prancis juga menanti kembali aktifnya turis domestik untuk membangkitkan sektor pariwisata dalam negeri.

Prancis diketahui akan kembali membuka bar dan restoran mulai 19 Mei 2021 setelah ditutup selama hampir tujuh bulan. Maka, Lemoyne mengajak warga Prancis untuk liburan di dalam negeri.

"Operator wisata kami juga sangat menderita," ungkapnya.

Sektor pariwisata menyumbang pendapatan hingga 57 miliar Euro atau hampir Rp1 triliun pada 2019. Angka itu sekitar 7,5 persen dari total GDP Prancis. Pendapatan terbesar diperoleh dari kunjungan turis Eropa yang mencapai tiga perempat dari total turis sebelum krisis kesehatan global melanda.

Di masa pandemi, kompetisi sektor pariwisata makin meningkat. Banyak negara yang sudah membuka pintu maupun yang akan membuka perbatasan untuk wisatawan berharap turis bisa menghabiskan lebih banyak uang selama mereka traveling.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Bagaimana Aturan Masuknya?

Kematian Akibat Virus Corona di Prancis Meningkat
Seorang ibu dan anak-anaknya berjalan-jalan di Lapangan Trocadero dekat Menara Eiffel di Paris, Prancis, pada 16 November 2020. Prancis pada Senin (16/11) melaporkan tambahan 506 kematian akibat virus corona COVID-19, lebih tinggi dibandingkan 302 kematian pada Minggu (15/11). (Xinhua/Gao Jing)

Bila Yunani, Islandia, Kroasia, Inggris, AS, dan Israel melonggarkan pembatasan bagi pelancong yang telah divaksinasi penuh, tidak demikian dengan Prancis. Negeri mode itu tetap meminta agar para pengunjung dari luar negeri melampirkan hasil tes negatif Covid-19 pada saat kedatangan.

Pendatang dari banyak negara non-Uni Eropa, termasuk AS, saat ini masih dilarang masuk negeri itu, kecuali mereka bisa menunjukkan alasan kuat untuk bepergian. Dengan musim liburan dimulai bulan depan, tekanan meningkat kepada Komisi Eropa untuk memfinalisasi paspor kesehatan digital yang berlaku di seluruh Uni Eropa.

Paspor tersebut memungkinkan orang yang telah divaksinasi penuh, yang pernah terkena Covid-19 atau yang memiliki hasil tes negatif untuk bepergian di dalam negara-negara UE. Paspor tersebut dipandang sebagai alat kunci untuk menyelamatkan periode libur musim panas.

Meski awalnya hanya akan digunakan untuk bepergian di kawasan Eropa, UE akan mengusahakan paspor tersebut juga diadopsi sebagai dokumen resmi oleh negara-negara non-Uni Eropa, terutama AS. Sementara, Presiden Prancis Emmanuel Macron menargetkan 9 Juni sebagai waktu kembalinya turis asing dari negara selain Uni Eropa. Ia juga mengumumkan empat tahan pembukaan kembali Prancis setelah lockdown ketiga bulan lalu.


Kondisi Pariwisata Dunia Setelah Setahun Pandemi Covid-19

Infografis . Setahun Pandemi Covid-19, Pariwisata Dunia dan Indonesia Terpuruk
Infografis . Setahun Pandemi Covid-19, Pariwisata Dunia dan Indonesia Terpuruk
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya