Sejarah Kue Bulan, Kudapan Manis di Festival Pertengahan Musim Gugur China

Catatan sejarah kue bulan dimulai sejak tiga ribu tahun lalu.

oleh Putu Elmira diperbarui 29 Jul 2021, 08:02 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2021, 08:02 WIB
Pesan Demokrasi dalam Sepotong Kue Bulan Hong Kong
Nampan kue bulan dengan kata-kata China 'orang Hong Kong' terlihat di toko roti Wah Yee Tang, Hong Kong, 9 Agustus 2019. Hong Kong diramaikan dengan beragam ekspresi kreatif terkait kisruh antara massa pro-demokrasi dengan aparat setempat. (AP Photo/Kin Cheung)

Liputan6.com, Jakarta - Mooncake atau kue bulan merupakan kue tradisional yang biasa disantap selama Festival Pertengahan Musim Gugur China. Kue bulan memiliki sejarah panjang selama tiga ribu tahun di Negeri Tirai Bambu.

Dilansir dari Travel China Guide, Rabu, 28 Juli 2021, dalam catatan sejarah, kue bulan digunakan sebagai persembahan pada Festival Pertengahan Musim Gugur.

Konon, kebiasaan makan kue bulan di Festival Pertengahan Musim Gugur dimulai pada Dinasti Tang (618--907 M), berlanjut ke Dinasti Song Utara (960--1127 M), dan jadi populer di istana kerajaan pada akhir Dinasti Yuan (1271--1368 M). Kebiasaan ini menyebar luas ke masyarakat di Ming (1368--1644 M) dan Dinasti Qing (1644--1911 M), bahkan masuk kategori menu diet umum orang China.

Sebelum itu, pada Dinasti Shang dan Zhou (abad ke-17 SM--256 SM) di China, ada kue Taishi di provinsi Jiangsu dan Zhejiang. Kala itu, kue Taishi dibuat untuk memperingati Wenzhong, penemu kue yang bagian pinggirnya tipis dan bagian tengahnya tebal. Ini adalah pendahulu dari kue bulan di Cina.

Di Dinasti Han, Zhangqian, yang dikirim dalam misi diplomatik ke barat Cina, memperkenalkan biji wijen dan kenari dari barat. Dua bahan itu kemudian digunakan sebagai isian kue bulan. Orang-orang menyebutnya kue Hu pada waktu itu.

Di Dinasti Tang, Kaisar Li Shimin memerintahkan Jenderal Lijing memimpin pasukan untuk menaklukkan Turki. Pada hari ke-15 bulan lunar ke-8, Li Jing kembali dengan penuh kemenangan. Li Shimin merayakan kemenangan Li Jing dan pasukannya. Ada seorang pedagang dari Tibet menawarkan beberapa kue bundar kepada Li Shimin untuk mengucapkan selamat atas kemenangannya.

Li Shimin sangat senang menerima hadiah ini dan memperkenalkan kue bundar kepada rakyatnya yang setia. Kue bundar menjadi populer, baik di kalangan istana dan masyarakat.

Orang-orang makan kue bundar pada tanggal 15 bulan lunar ke-8. Dalam sejarah kue bulan, kita tidak dapat menghindari menyebutkan Selir Yang Yuhuan dari kaisar Tang kemudian Li Longji. Dikatakan bahwa Yang menamai kue bundar itu "kue bulan."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Cerita dari Berbagai Dinasti

Kue Bulan Sambut Festival Pertengahan Musim Gugur di Jepang
Kue bulan dengan kuning telur asin yang baru saja dipanggang terlihat di sebuah perusahaan makanan bernama Saikoh di Yokohama, Jepang, pada 30 September 2020. Festival Pertengahan Musim Gugur atau juga disebut Festival Kue Bulan jatuh pada 1 Oktober tahun ini. (Xinhua/Du Xiaoyi)

Catatan tertulis soal karakter kue bulan pertama kali terlihat dalam sebuah buku Dinasti Song Selatan (1127--1279 M), yang merupakan bukti tekstual penting dalam sejarah kue bulan. Catatan rinci soal kue bulan dari Dinasti Ming adalah Festival Pertengahan Musim Gugur jatuh pada tanggal 15 bulan ke-8 lunar, dan orang-orang merayakan reuni keluarga dengan memakan kue bulan.

Kini, kue bulan kebanyakan buatan sendiri. Banyak buku mencatat proses pembuatan kue bulan menggunakan bahan, termasuk tepung, kacang-kacangan, gula, dan lemak babi.

Sejak tahun 1900-an, Daoxiangcun, Lianxianglou, Guanshengyuan, dan merek kue bulan lainnya muncul. Sejauh ini, beberapa merek kue bulan sudah berusia lebih dari 100 tahun. Kini, orang Tionghoa makan kue bulan di Festival Pertengahan Musim Gugur, dan saling menyajikan kue bulan.


Kue Bulan dari Hotel Berbintang 5

JW Mooncake
JW Mooncake oleh JW Marriott Surabaya. (dok. JW Marriott Surabaya)

Musim ini, hotel JW Marriott Surabaya memperkenalkan kotak kue bulan mewah dua susun bertema Golden Lotus. Berdasarkan siaran pers yang diterima Liputan6.com, suguhan ini berisi kue bulan panggang dan set peralatan teh klasik.

Kotak kue bulan yang hadir dalam edisi terbatas ini dibalut kombinasi desain klasik dan modern bernuansa warna emas dan biru yang menggambarkan kemakmuran. Kotak tersebut diberi sentuhan akhir pola teratai emas.

Chef Spesialis masakan Kanton di Tang Palace Chinese Restoran, Chef Affat, memperkenalkan varian JW Mooncake. Itu mulai dari kue bulan panggang tradisional, hingga kue bulan kulit salju, seperti rasa Durian Musang King dan Butterfly Pea Flower.

Beberapa pilihan kue bulan panggang rendah gula, yakni White Lotus, Green tea, Red bean, dan Black Sesame Lotus. Pilihan kue bulan dengan variasi kulit salju juga tersedia, seperti Signature Snow Durian Musang King, Mooncake Snow Butterfly Pea Flower dengan rasa leci yang diisi pasta pulp cranberry. Juga, Snow Matcha dengan isian pasta nanas dan pilihan pasta Choco Truffle.


Infografis Diplomasi Lewat Jalur Kuliner

Infografis Diplomasi Lewat Jalur Kuliner
Diplomasi Lewat Jalur Kuliner (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya