Liputan6.com, Jakarta - Jerome Polin selama ini dikenal sebagai YouTuber dengan slogan Mantap Jiwa. Sementara sang kakak, Jehian Panangian, merupakan manajer sekaligus pemilik bisnis konten kreator. Saat keduanya memutuskan berbisnis minuman teh di bawah brand Menantea, banyak yang penasaran terkait proses pembukaannya yang terbilang kilat.
"Ini berawal dari keimpulsifan Jerome, mau-enggak mau harus di-realize. Soalnya, spam (dari warganet) agak brutal," ujar Jehian dalam jumpa pers virtual Tips KiTeawi dan Berbagi Kebaikan di Masa Pandemi Bersama Menantea, Kamis sore, 12 Agustus 2021.
Advertisement
Baca Juga
Sebelum itu terjadi, Jerome sempat meminta pengikutnya mengirimi pesan dukungan untuk membuka toko ke nomor WhatsApp milik Jehian. Sekitar 27 ribu chat yang masuk saat itu membuat Jehian sampai kesulitan membuka nomor pribadinya.
Dalam waktu hampir berbarengan, mereka juga berkenalan dengan sejumlah pengusaha kuliner yang lebih berpengalaman. Ada Sylvia Surya yang merupakan pendiri KopiSoe, Hendy Setiono yang mendirikan Kebab Turki Baba Rafi, dan konsultan bisnis F&B Bisma Adi Putra. Mereka bertemu via virtual.
"Di 2021 kan mulai ada ClubHouse. Yang paling suka kita masukin itu ke room F&B. Di sana ada orang-orang hebat, dan kebetulan Jerome lagi jadi speaker," terang Jehian.
Kombinasi desakan warganet dan dorongan para pengusaha kuliner itu berhasil memaksa Jehian dan Jerome terjun bebas ke bisnis minuman. Tiga resep minuman teh jadi modal awal, yang kemudian disempurnakan oleh Sylvia dengan belasan resep lainnya. Pada 10 April 2021, Menantea akhirnya resmi dibuka di Tomang, Jakarta Barat, dengan persiapan hanya sekitar sepuluh hari.
"Ini semua karena pressure. Kalau enggak ada itu, enggak akan jadi. Sama kan kalau ada tugas, ada kerjaan, kalau enggak ada pressure, cenderung menunda-nunda. Jadi, saya kasih pressure dari Jepang," tutur Jerome.
Saking kilatnya, Sylvia yang juga berperan sebagai COO Menantea menyebut bisnis minuman teh itu merupakan bisnis terkilat yang dibukanya. Meski begitu, ia mengaku tak keberatan lantaran Jerome melontarkan banyak ide selama bisnis berjalan. "Kalau Jerome telepon, mau jam 12 malam sekalipun, harus diangkat. Soalnya dia pasti ada ide sesuatu yang tersirat dan harus dilontarkan," kata dia
"We're only small part. Sinergi itulah yang bisa buat bisnis ini berjalan. Aku dan Jerome, kalau berdua doang, mustahil. Tapi, kita diberkati partner cocok, dan kita enggak ingin anggap ini take for granted," sambung Jehian.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bukan untuk Tren Sesaat
Sejauh ini, Menantea sudah membuka 68 toko di 16 provinsi di Indonesia di tengah segala keterbatasan akibat pandemi Covid-19. Terdapat 20 menu minuman teh, tujuh pilihan topping, dan satu kudapan dengan empat pilihan saus.
Dua yang terbaru adalah minuman Kiteawi dan snack Pidis Jiwi. Masing-masing adalah minuman dengan tambahan buah kiwi dan topping bercita rasa asam manis, serta kudapan pop chicken dan kentang dengan saus level pedas.
"Kami menargetkan bisa membuka 100 toko hingga akhir 2021 hingga awal 2022 ini," ujar Jehian.
Pesatnya pembukaan tak terlepas dari sistem waralaba yang dijalani. Jehian pun mengaku kepercayaan dari mereka yang berinvestasi di bisnisnya turut berkontribusi pada percepatan bisnis tersebut.
Selain itu, sejak awal ia bersama tim mengaku tak ingin minuman teh fusion yang dikelolanya hanya menjadi tren sesaat. Beragam inovasi yang dihadirkan harus lolos uji rasa dari ketiga petinggi, kecuali Jerome yang masih berada di Jepang. Menurut Jehian, itu kunci untuk bisa menarik minat konsumen.
"Kita ini garda pertama, jadi kita harus suka dulu sama produk itu sebelum dijual ke konsumen. Kalau aku yes, Kak Bisma Yes, Ci Sylvi yes, baru dikeluarkan," ujarnya.
"Kita ingin menghadirkan inovasi teh yang variatif, menawarkan cara minum teh yang baru tanpa menghilangkan esensi minum teh. Kita ingin jadi market leader untuk fusion tea," imbuh Sylvia.
Advertisement
Bagi-Bagi 7.000 Gelas Minuman
Dengan pencapaian tersebut, Menantea pun mencari cara untuk berkontribusi kembali ke masyarakat. Salah satunya adalah membagikan 7.000 gelas Menantea kepada petugas di garis depan, sopir ojol, dan warganet terpilih.
"Kita bagi 1.000 cup ke neteazen, 2.500 untuk ojol, dan 3.500 untuk para nakes," kata Jerome.
Angka 7.000 muncul secara spontan saat Jerome bicara giveway tentang pencapaian tujuh juta subscriber akun YouTube-nya. Sempat panik di awal, akhirnya mereka memformulasi skema bagi-bagi teh gratis yang lebih pas.
"Kita ajak konsumen untuk berpartisipasi. Kalau mereka pesan satu, kita bisa kasih satu ke ojol. Kita enggak mungkin bagi-bagi 2.500 cup kalau ojol enggak datang," sambung Jerome. Sementara, 3.500 cup untuk nakes terbagi menjadi 3.000 untuk petugas di Wisma Atlet, dan 500 cup didistribusikan ke rumah sakit di Jabodetabek.
Berikutnya, mereka juga berencana memberikan satu truk teh untuk atlet Indonesia yang berjuang di Olimpiade Tokyo 2020. "Ini sebagai bentuk syukur, kita dikasih kesempatan bisa survive. Ini adalah tools giving back ke community," kata Jehian.
Teh Artisan Indonesia
Advertisement