Kisah Haru Fotografer Perempuan Afghanistan yang Tinggalkan Negaranya

Fotografer bernama Roya Heydari ini berbagi sepenggal kisahnya meninggalkan Afghanistan lewat sederet unggahan di media sosial.

oleh Putu Elmira diperbarui 01 Sep 2021, 20:02 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2021, 20:02 WIB
Kisah Pilu Fotografer Perempuan Afghanistan yang Tinggalkan Negaranya
Fotografer perempuan asal Afghanistan berbagi cerita tentang dirinya yang terpaksa meninggalkan tanah kelahirannya. (Tangkapan Layar Instagram @roya_heydari/https://www.instagram.com/p/CKb8-36LnQP/)

Liputan6.com, Jakarta - Cerita pilu dan menyentuh tak henti datang setelah Taliban menguasai Afghanistan. Salah satunya datang dari seorang fotografer perempuan yang terpaksa meninggalkan tanah kelahirannya karena kondisi yang memanas.

Fotografer bernama Roya Heydari itu membagikan sepenggal curahan hatinya melalui cuitan di akun Twitter pribadinya. Ia mengunggah potretnya di tepi landasan bandara yang dibatasi oleh pagar kawat.

Di seberangnya, ada warga Afghanistan lainnya yang juga terduduk. Kilau cahaya yang menerangi datang dari lampu temaram yang ada di sekitar Roya.

Ia terduduk lesu sembari memeluk kedua kakinya yang tertekuk. Mengenakan atasan dan masker warna senada, di hadapannya ada satu tas ransel cokelat.

Dalam cuitan yang ditulis dalam bahasa Inggris, Roya menuangkan perasaan sedihnya harus pergi dari negaranya. "Saya meninggalkan seluruh hidup saya, rumah saya untuk terus memiliki suara," tulis Roya dalam cuitan yang dibagikan pada 26 Agustus 2021 itu.

"Sekali lagi, saya lari dari tanah air saya. Sekali lagi, saya akan memulai dari nol," lanjut fotografer itu.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Hanya Berbekal Kamera

Kisah Pilu Fotografer Perempuan Afghanistan yang Tinggalkan Negaranya
Fotografer perempuan asal Afghanistan berbagi cerita tentang dirinya yang terpaksa meninggalkan tanah kelahirannya. (Tangkapan Layar Twitter @heydari_roya)

Tak banyak yang ditulis Roya dalam cuitannya itu. Namun sekali lagi, kisah pilu benar-benar tergambar dari kata demi kata yang disampaikannya.

"Saya hanya membawa kamera dan jiwa yang mati bersama saya melintasi lautan. Dengan berat hati, selamat tinggal ibu pertiwi. Sampai kita bertemu lagi," tutup Roya.

Pada hari berikutnya, 27 Agustus 2021, Roya kembali membagikan cuitan yang berisi potretnya dilengkapi keterangan yang menguatkan. Ada tagar "raise your voice" dan "stand with Afghanistan" di dalamnya.

"Saya ingin tinggal di rumah saya, di tanah saya. Bersuara bersama saya, suaramu akan menjadi milik saya dan suara protes kita terhadap ketidakadilan akan membantu jutaan dari kita," tulisnya.

 

Kalimat Penyemangat

Begini Suasana Kacau di Bandara Afghanistan
Orang-orang Afghanistan naik ke atas sebuah pesawat saat mereka menunggu di bandara Kabul (16/8/2021). Bandara internasional di Kabul dilanda kekacauan dan kemacetan lalu lintas yang parah. (AFP/Wakil Kohsar)

Roya Heydari tampak cukup aktif di media sosial menyuarakan semangatnya. Di bio Instagramnya, ia menulis bahwa dirinya adalah seorang pepmbuat film, jurnalis foto, dan storyteller.

"An adventurer from the land of beauties #Afghanistan (Seorang petualang dari negeri cantik #Afghanistan)" demikian bunyi keterangan di bio Instagramnya.

Roya kerap membagikan potret-potret jepretannya. Potret tersebut mengabadikan keindahan alam Afghanistan sampai foto-foto para warga tanah kelahirannya disertai keterangan-keterangan nan menyentuh.

 

Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan

Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya