Liputan6.com, Jakarta - Imbas pandemi Covid-19 pada bisnis para pelaku usaha tak dapat terbantahkan, begitu pula dengan toko oleh-oleh yang sangat bergantung dengan kehadiran wisatawan. Kondisi tak menentu membuat tingkat kunjungan menurun karena pembatasan di berbagai wilayah.
Manager General Affair (GA) Krisna Oleh-Oleh Bali, Putu Ngurah Padma Wisnu menyampaikan penjualan secara online belum dapat menggantikan transaksi offline. Meski begitu, pihaknya telah menyiapkan toko online sejak pandemi tahun lalu.
"Awal pandemi kami sempat tutup hampir tiga bulan, mulai buka 1 Juli 2020. Sekitar Agustus sampai Oktober mulai ramai kunjungan, itu sebelum muncul peningkatan kasus Covid, di akhir tahun ada pengetatan tamu ke Bali harus PCR," kata Wisnu saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (13/10/2021).
Advertisement
Baca Juga
Pembatasan tersebut kembali membuat penjualan kembali menurun imbas dari kunjungan wisatawan ke Bali yang turun drastis. Kondisi ini pula yang memaksa pihak toko oleh-oleh ini menempuh efisiensi.
"Mulai membuat aturan efiensi dan pengorderan barang sesuai kunjungan atau kondisi tamu. Di Januari, Februari sampai pertengahan Maret di grafik kita drop," lanjut Wisnu.
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Level 4 dijalankan selama dua minggu kembali berdampak bagi bisnis toko oleh-oleh. Ketika turun ke PPKM Level 3, kunjungan mulai beranjak naik.
"Agak mulai ramai tiga minggu kemarin, (peningkatan) mulai dari 20 persen ke 40 persen lalu mentok di 50 persen," terang Wisnu.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Protokol Kesehatan
Penerapan protokol kesehatan berjalan beriringan dengan berbagai hal di masa pandemi, termasuk kegiatan usaha. Dikatakan Wisnu, Krisna Oleh-Oleh Bali melaksanakan protokol kesehatan dalam operasinya.
"Kita sudah melakukan 3M (mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker), di setiap tempat duduk diberi tanda silang berjarak sekitar satu meter," kata Wisnu.
Berlanjut dengan antrean kasir juga ditandai sesuai batas yang diberikan. Pengunjung dicek suhu tubuh di pintu masuk, disediakan pula hand sanitizer di sudut-sudut ruangan toko, serta setiap seminggu 2 kali dilakukan penyemprotan disinfektan yang ramah lingkungan dan makanan karena Krisna menjual camilan.
"Di samping pemerintah meluncurkan PeduliLindungi bagi yang masuk ke mal dan pusat perbelanjaan, kita sudah mengikuti aturan pemerintah, semua Krisna memakai aplikasi PeduliLindungi sehingga kapasitas tamu yang berkunjung ke Krisna diketahui, protokol kesehatan untuk tamu harus memakai masker di Krisna, kecuali di restoran pada saat makan," tambahnya.
Advertisement
Jelang Pembukaan Bali
Sebagai pelaku usaha, pihak Krisna menyambut baik pembukaan Bali bagi turis asing yang rencananya dilaksanakan pada Kamis, 14 Oktober 2021. Pembukaan border internasional adalah hal yang ditunggu-tunggu, meski dibuka secara bertahap.
"Saya sangat antusias tentunya, saya harap pemerintah dan pelaku usaha, dalam hal ini yang bergerak dalam bidang jasa dan pariwisata, mendukung program pemerintah dengan memberi pelayanan dan protokol kesehatan yang baik," ungkap Wisnu.
Pemulihan karena pandemi, dikatakan Wisnu, bukanlah perkara mudah. Kondisi krisis ini begitu berat bagi seluruh sektor, namun pihaknya berharap Krisna dan semua pelaku usaha di Bali dapat bertumbuh.
"Juga memerhatikan kebersihan toko, pelayanan yang cepat dan ramah, kelengkapan produk kita, dan tentunya harga yang bersaing dengan kualitas," tutup Wisnu.
Infografis Bali Siap Sambut Kedatangan Kembali Wisatawan Mancanegar
Advertisement