6 Fakta Menarik Kabupaten Sarolangun, Punya Gua Mesiu dan Tradisi Lebaran Pacu Biduk

Kabupaten Sarolangun sudah mengantongi 11 sertifikat penghargaan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari Kemendikbud.

oleh Henry diperbarui 29 Apr 2022, 08:36 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2022, 08:30 WIB
Air Terjun Telun Tujuh Sarolangun
Air terjun Telun Tujuh menjadi lokasi wisata yang belum lama ditemukan karena lokasinya berada di tengah hutan belantara. (Foto: Arfandi Sarbaini/Liputan6.com/B Santoso)

Liputan6.com, Jakarta - Sarolangun adalah kabupaten di Provinsi Jambi, Indonesia, yang beribu kota di Kecamatan Sarolangun. Kabupaten ini resmi berdiri pada 12 Oktober 1999 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Tebo, Muaro Jambi, dan Tanjung Jabung Timur.

Luas wilayah Kabupaten Sarolangun 6.174 km persegi dengan populasi 279.532 jiwa pada 2020. Sebelumnya, kabupaten ini bersatu dengan Kabupaten Merangin tergabung dalam Kabupaten Sarolangun-Bangko, selanjutnya diperkuat dengan keputusan DPRD Provinsi Jambi Nomor 2/DPRD/99 tanggal 9 Juli 1999 tentang Pemekaran Kabupaten di Provinsi Jambi.

Sarolangun merupakan kabupaten yang dilalui oleh Jalan Lintas Sumatra. Karena letaknya yang strategis tersebut, kabupaten ini menjadi suatu tempat yang bisa diperhitungkan untuk membuka lahan usaha.

[bacajuga:Baca Juga](/4950668 4174536 4175224)

Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Sarolangun. Berikut enam fakta menarik seputar Kabupaten Sarolangun yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Taman Nasional Bukit Duabelas

Taman Nasional Bukit Duabelas (TN Bukit Duabelas) adalah sebuah taman nasional yang, lokasinya masuk ke dalam Kabupaten Tebo, Kabupaten Batanghari, dan Kabupaten Sarolangun. Taman nasional itu menempati lahan seluas 54.780,41 hektare.

Namanya berasal dari kondisi geografis daerahnya yang berbukit-bukit. Daerah ini merupakan daerah tangkapan air dari daerah aliran Sungai Batanghari. Di tempat ini hidup sekitar 120 jenis flora, termasuk ulin, menggeris setinggi 80 meter, jelutung berdiameter 2 meter, dan rotan jerenang.

Di dalam taman ini berdiam Suku Anak Dalam atau Suku Kubu atau Orang Rimba. Suku ini telah lama mengatur zonasi kawasan jauh sebelum taman nasional ini terbentuk. Suku ini bekerja sama dengan pengelola Taman Nasional Bukit Duabelas dalam memetakan taman nasional. Taman Nasional Bukit Duabelas merupakan perwakilan bagi hutan hujan tropis di provinsi Jambi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2. Gua Mesiu

Gua Mesiu
Ornamen di gua Mesiu. (foto: @jambi_tourism)

Gua Mesiu ini berada di kaki Bukit Rajo, Dusun Napal Melintang. Bukit Rajo masih menjadi bagian dari kawasan bentang alam karst (KBAK) Bukit Bulan, Kabupaten Sarolangun, Jambi. Keberadaan Gua Mesiu ini masih sangat alami dan belum terjamah karena baru sebatas dikenal oleh kalangan geolog.

Menurut cerita yang berkembang dari masyarakat setempat, konon Gua Mesiu ini pernah digunakan sebagai tempat penyimpanan bubuk mesiu pada zaman penjajahan Belanda. Berdasarkan cerita itu, nama mesiu pun sampai saat ini masih melekat. Terlepas dari nama yang diberikannya itu, ternyata gua ini punya karakteristik unik dengan ornamen yang terbentuk secara alami.

Keindahan ornamen di dalam Gua Mesiu itu terungkap lewat Ekspedisi Karst yang dilakukan mahasiswa Mapala Siginjai Universitas Jambi, pada 2018. Dalam laporan ekspedisi yang dimuat di laman mapalasiginjai.unja.ac.id menulis, Gua Mesiu adalah gua yang cukup luas dengan tiga pintu utama.

Di Gua Mesiu juga dijumpai paling banyak jenis ornamen. Di antaranya stalaktit, stalagmit, flowstone, rimstone hingga straw. "Dari sekian banyak jenis ornamen tersebut, stalaktit yang paling mendominasi," tulisan laporan itu.

3. Warisan Budaya

Lomba Ketapel Orang Rimba
Sejumlah pemuda orang rimba di Bukit Duabelas, Sarolangun, Jambi, mengikuti lomba ketangkasan ketapel, Senin (17/8/2020). Lomba ini digelar dalam memperingati HUT ke-75 RI. (Liputan6.com/dok KKI Warsi)

Kabupaten Sarolangun sudah mengantongi 11 sertifikat penghargaan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) yang berasal dari adat istiadat atau tradisi masyarakat setempat.Penghargaan itu diberikan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), kepada pemerintah daerah yang mengusulkan Warisan Budaya Tak Benda untuk mendapatkan sertifikasi.

Pencapaian ini menunjukkan keseriusan Pemerintah Kabupaten Sarolangun menggarap kebudayaan yang bertujuan untuk melindungi, melestarikan dan menjaga identitas daerah Kabupaten Sarolangun.

Ke-11WBTB tersebut adalah Musik Kromong Mandiangin, Tari Kain Kromong Mandiangin, Tari Elang Rimbo, Melangon Rimbo, Buah Sebelik Sumpah, Ambung, Ubat Ramuan Orang Rimbo, Hampongan Orang Rimbo, Cawot, Tomboi Ngambek Rapa, dan Tari Ayam Biring.

4. Air Terjun Tujuh Tingkat

Air Terjun Telun Tujuh Sarolangun
Air terjun Telun Tujuh di Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun, Jambi menjadi destinasi wisata alam yang patut dicoba karena masih sangat alami dan hampir tak tersentuh. (Foto: Istimewa/B Santoso)

Jambi punya cukup banyak spot atau titik wisata alam yang indah dan menarik. Beberapa di antaranya bahkan masih sangat alami karena hampir tak tersentuh. Salah satunya adalah Air Terjun Tujuh Tingkat di Desa Bukit Berantai, Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun. Kecamatan Batang Asai disebut-sebagai salah satu 'surga' di Kabupaten Sarolangun karena keindahan alamnya. 

Oleh warga setempat, air terjun ini disebut air terjun Telun Tujuh. Air Terjun Telun Tujuh belum banyak dikenal masyarakat luas, baru sebatas warga Batang Asai atau Sarolangun.Butuh waktu sekitar empat jam perjalanan darat dari Kota Jambi untuk sampai di Kabupaten Sarolangun. 

Air terjun yang bersumber dari mata air pegunungan di Batang Asai ini masih amat jernih dan alami. Keindahan air terjun Telun Tujuh makin eksotis dan nyaman dengan keramahan warga sekitar. Agar pengunjung bisa nyaman saat menuju air terjun tersebut, warga setempat bergotong royong memperbaiki jalan menuju lokasi.

5. Pacu Biduk

Pacu Biduk Jambi
Warga memadati jembatan Beatrix di Kota Sarolangun saat lomba pacu biduk, Juli 2016. (Liputan6.com/B Santoso)

Kabupaten Sarolangun memiliki tradisi khusus dalam merayakan Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri. Ritual atau tradisi itu adalah Pacu Biduk yang diambil dari bahasa daerah setempat yaitu lomba balap perahu tradisional. Kegiatan tersebut menjadi agenda tahunan Pemkab Sarolangun setiap Lebaran tiba.

Pacu biduk saat ini tak hanya sebagai tradisi memeriahkan Lebaran, namun juga sebagai entitas wisata di Kabupaten Sarolangun. Hampir setiap tahun Pacu Biduk selalu dipadati penonton. Tak hanya warga Sarolangun, melainkan banyak warga dari kabupaten tetangga yang datang.

Pacu Biduk juga bisa dijadikan sebagai ajang edukasi kepada warga agar menjaga dan melestarikan lingkungan, khususnya sungai. Selain sebagai ajang wisata, kegiatan tersebut juga sangat menghibur warga usai satu bulan penuh menjalankan ibadah puasa.

6. Kuliner khas Sarolangun

Kue padamaran
Kue padamaran khas Jambi (dok.instagram/@padamaran_jambi/https://www.instagram.com/p/CK0BHS9FFuw/Komarudin)

Kabupaten Saroangun punya berbagai kuliner khas yang menarik. Salah satunya adakah Kue Yode atau Kue Hidung yang terbuat dari ketan yang berisikan parutan kelapa atau unti, Kue ini dimasak dengan cara menggunakan gula aren.

Ada juga Gulai Ikan Patin yang bahan utamanya adalah ikan patin. Ikan dimasak dengan menggunakan tempoyak, yaitu buah durian yang telah difermentasikan. Gulai ikan patin menjadi salah satu makanan yang hits di Sarolangun. Kuliner khas lainnya adalah Padamaran, Dendeng Batokok, Martabak Mesir, Lemang Pisang dan Roti Papan.

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya