Ciuman Pertama Diduga Bisa Sebabkan Penularan Herpes di Bibir, Apa Kata Ahli?

Jenis virus modern yang menyebabkan cold sores atau herpes di bibir telah ditelusuri kembali ke sekitar 5.000 tahun yang lalu.

oleh Putu Elmira diperbarui 04 Agu 2022, 14:02 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2022, 14:02 WIB
Ilustrasi Bibir
Ilustrasi bibir. (dok. Unsplash.com/Zach Guinta @zach_guinta)

Liputan6.com, Jakarta - Jejak virus modern yang menyebabkan cold sores atau herpes di bibir telah terlacak sekitar 5.000 tahun yang lalu. Para peneliti beranggapan bahwa penyebarannya dapat terjadi karena ciuman.

Dikutip dari Japan Today, Kamis (4/8/2022), sekitar 3,7 miliar orang terinfeksi virus HSV-1, menurut World Health Organization (WHO). Sedangkan, Herpes simplex virus tipe 1 (HSV-1) adalah tipe herpes oral atau mulut, yang berarti menyebabkan luka di sekitar mulut dan bibir.

Terlepas dari keberadaannya di mana-mana, relatif sedikit yang diketahui mengenai sejarah virus ini, atau bagaimana penyebarannya ke seluruh dunia. Jadi, tim peneliti internasional menyaring DNA gigi pada ratusan orang dari temuan arkeologis kuno.

Para peneliti menemukan empat orang yang memiliki virus itu ketika mereka meninggal. Mereka kemudian mengurutkan genom orang-orang tersebut untuk penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances.

"Dengan menggunakan genom yang direkonstruksi ini, kami dapat menentukan bahwa variasi strain modern semuanya berasal dari beberapa waktu di Neolitik akhir, Zaman Perunggu awal," kata penulis senior studi tersebut Christiana Scheib dari Cambridge University kepada AFP.

Ia menambahkan, "Ini agak mengejutkan karena diasumsikan bahwa herpes adalah sesuatu yang telah berevolusi bersama manusia untuk waktu yang sangat lama."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Teori-Teori

Cold Sore (Herpes Simplex Virus)
Ilustrasi Cold Sore (Herpes Simplex Virus) Credit: pexels.com/Alex

Scheib mengatakan benar bahwa semua spesies primata memiliki bentuk herpes dan manusia kemungkinan memiliki strain ketika mereka pertama kali meninggalkan Afrika. Tetapi, penelitian menunjukkan bahwa strain sebelumnya digantikan oleh bentuk modern sekitar 5.000 tahun yang lalu.

Apa yang menyebabkan perubahan itu? Para peneliti menyebut dua teori. Sekitar 5.000 tahun yang lalu adalah saat migrasi besar-besaran dari Eurasia ke Eropa, dan penyebaran itu dapat memengaruhi virus.

Teori lain menyebut saat orang-orang mulai berciuman secara romantis. "Itu jelas salah satu cara untuk mengubah kemampuan transfer virus herpes," kata Scheib.

Virus biasanya ditularkan oleh orangtua kepada anak mereka, tetapi berciuman akan memberikan cara baru untuk berpindah antar-inang, katanya. "Ada beberapa bukti tekstual mulai menunjukkan di Zaman Perunggu ciuman antara pasangan romantis," kata Scheib.

Para peneliti mengatakan catatan ciuman paling awal yang diketahui adalah sebuah manuskrip dari Asia Selatan selama Zaman Perunggu. Itu menunjukkan bahwa kebiasaan tersebut mungkin juga bermigrasi dari Eurasia ke Eropa.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Ciuman

[Fimela] ilustrasi bibir
ilustrasi bibir | unsplash.com/@febrisym

Berciuman "bukanlah sifat manusia yang universal," Scheib menyebut dan menekankan bahwa sulit untuk melacak dengan tepat kapan itu dimulai atau jika itu secara definitif terkait dengan penyebaran HSV-1. Sekitar 2.000 tahun yang lalu, Kaisar Romawi Tiberius diyakini telah berusaha untuk melarang berciuman di acara resmi untuk mencegah penyebaran herpes.

Co-penulis studi senior Charlotte Houldcroft, juga dari Cambridge, mengatakan bahwa virus seperti herpes berevolusi pada "skala waktu yang jauh lebih besar" daripada COVID-19, yang telah disaksikan dunia bermutasi dalam hitungan bulan. "Facial herpes bersembunyi di inangnya seumur hidup dan hanya menular melalui kontak oral, jadi mutasi terjadi perlahan selama berabad-abad dan ribuan tahun," katanya.

"Sebelumnya, data genetik untuk herpes hanya kembali ke 1925," tambahnya dan menyerukan lebih banyak "penyelidikan mendalam" terhadap virus. "Hanya sampel genetik yang berusia ratusan atau bahkan ribuan tahun yang akan memungkinkan kita untuk memahami bagaimana virus DNA seperti herpes dan monkeypox, serta sistem kekebalan kita sendiri, beradaptasi dalam menanggapi satu sama lain."

Cold Sore

Virus Herpes
Micrograph menunjukkan perubahan virus herpes simpleks (HSV). (Creative Commons)

Dikutip dari Mayo Clinic, Kamis (4/8/2022), cold sore adalah adalah infeksi virus yang umum. Ini adalah lepuh kecil yang mengumpul berisi cairan dan di sekitar bibir penderita.

Setelah lepuh pecah, terbentuk koreng yang bisa bertahan beberapa hari. Cold sore biasanya sembuh dalam 2--3 minggu tanpa meninggalkan bekas.

Cold sore menyebar dari orang ke orang melalui kontak dekat, seperti berciuman. Ini biasanya disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1), dan virus herpes simpleks tipe 2 yang lebih jarang (HSV-2). Kedua virus ini dapat memengaruhi mulut atau alat kelamin dan dapat ditularkan melalui seks oral.

Ini menular bahkan jika Anda tidak melihat lukanya. Tidak ada obat untuk herpes, tetapi pengobatan dapat membantu mengelola wabah. Pil atau krim antivirus dapat membantu luka sembuh lebih cepat.

Cold sore melewati beberapa tahapan:

- Kesemutan dan gatal

Banyak orang merasa gatal, terbakar atau kesemutan di sekitar bibir selama sekitar satu hari sebelum muncul bintik kecil, keras, nyeri dan lepuh meletus.

- Melepuh

Lepuh kecil berisi cairan biasanya muncul di sepanjang batas bibir Anda. Terkadang mereka muncul di sekitar hidung atau pipi atau di dalam mulut.

- Perlahan keluar dan mengeras.

Lepuh kecil bisa menyatu dan kemudian pecah, meninggalkan luka terbuka dangkal yang perlahan keluar dan mengeras.

Delirium, Gejala COVID-19, Gejala Baru COVID-19, Gejala Covid, Gejala Baru Covid
Infografis yang menyebut bahwa delirium merupakan gejala baru dari COVID-19, penyakit yang disebabkan Virus Corona SARS-CoV-2, tersebar di media sosial dan grup WhatsApp. (Sumber: Istimewa)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya