Pentingnya Sertifikasi Barista untuk Kemajuan Industri Kopi Indonesia

Sertifikasi barista Indonesia ternyata diakui oleh 10 negara ASEAN.

oleh Geiska Vatikan diperbarui 06 Des 2022, 07:13 WIB
Diterbitkan 06 Des 2022, 07:05 WIB
Seminar mengenai sertifikasi barista
Seminar mengenai sertifikasi barista yang merupakan salah satu rangkaian acara Kopi Togetherness. (Geiska Vatikan Isdy).

Liputan6.com, Jakarta - Kopi saat ini menjadi salah satu bagian tak terpisahkan dari kehidupan banyak orang, termasuk di Indonesia. Dengan budidaya dan sejarah panjang soal kopi, Indonesia bahkan menjadi salah satu pemain utama.

Cerita kopi ini kemudian diangkap Kementerian Kebudayaan, Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar acara Kopi Togetherness yang berlansung mulai 19 November--18 Desember 2022 di Area Sunken Museum Nasional Indonesia, Jakarta. Acara Kopi ini dibuat untuk memperkenalkan kopi pada masyarakat Indonesia dalam bentuk pameran dan rangkaian acara lainnya.

Menurut Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kemendikbudristek, kopi merupakan media diplomasi dan mencairkan suasana. "Anda belum sepenuhnya mengenal seseorang jika Anda belum pernah ngopi bersamanya," ujarnya di Auditorium Museum Nasional,  pada Jumat, 25 November 2022. 

Gelaran ini diadakan setiap hari dengan timeline yang berbeda dan memberikan pengalaman baru kepada pengunjung yang datang. Salah satu tema yang diangkat adalah tentang sertifikasi barista yang dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Kopi Indonesia.

Lembaga ini diberikan lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Selain menawarkan sertifikasi profesi, LSP Kopi Indonesia bekerja sama dengan pemerintah, dunia usaha, industri, serta LPK/LDP untuk memajukan pertanian dan industri kopi Indonesia.

Seiring perkembangan karier yang menjanjikan, barista bukan lagi dipandang sekadar hobi, tetapi adalah profesi. Karena itu, menurut asesor kompetensi dari Lembaga Sertifikasi Profesi Kopi Indonesia Rabika Fakabir, mereka memerlukan standar kompetensi agar diakui di banyak tempat.

 

Manfaat Sertifikasi Barista

Sertifikasi Barista Pentingkah?
Para Pengunjung Mencicipi Kopi di Acara Kopi Togetherness. (Geiska Vatikan Isdy).

BNSP sudah mengadakan sertifikasi profesi barista. Mereka yang lulus uji berhak mendapatkan sertifikasi berstandar internasional yang diakui 10 negara ASEAN. Pria yang akrab disapa Rafa itu menjelaskan sertifikasi merupakan bukti untuk organisasi atau tempat kerja bahwa seseorang kompeten di bidang tersebut sehingga memudahkan untuk mendapatkan pekerjaan tersebut. 

Sebelum itu, para calon barista harus menjalani 33 unit kompetensi yang sudah ditetapkan oleh LSP Kopi Indonesia dalam waktu 1 jam 40 menit. Jika tidak lolos salah satu dari penilaian tersebut, barista itu dianggap tidak kompeten. 

Senada dengan Rafa, Daroe Handojo, kurator Kopi Togetherness dan CEO Nazzkov menyebutkan sebagai pemilik kafe, mempekerjakan barista yang sudah tersertifikasi telah memudahkannya karena ia tidak perlu mengajari hal dasar tentang kopi. 

"Jadi, saya nggak perlu repot lagi harus nanya bisa buat kopi atau nggak. Biasanya kalo barista sudah ada sertifikatnya saya langsung minta bikinkan kopi, misalnya tolong buatin kopi Americano dan Cappucino sekaligus."

Dia juga mengungkapkan bahwa barista yang tidak memiliki pendidikan yang benar, akan membuang waktu dengan membuat kopi secara bertahap. Sementara, barista yang dinyatakan kompeten akan membuat dua kopi sekaligus. 

Mampu Kerja di Hotel

Ilustrasi Minum Kopi
Ilustrasi Minum Kopi (Photo created by rawpixel on Freepik)

Dalam pemaparannya, Rafa menyebutkan bahwa sertifikasi ini mengacu pada Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 5 Tahun 2022 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Hotel. Karena barista menjadi bagian hotel, restoran, dan kafe, mereka diwajibkan memiliki sertifikasi. Mereka yang lulus sertifikasi berhak untuk bekerja di sektor hospitaliti.

Dia juga menyebutkan bahwa barista yang sudah kompeten dan memiliki sertifikasi dinilai memiliki standar setara dengan pendidikan D1. Karena itu, poin penilaian kompetensi juga lebih detail, dari hanya sembilan unit kompetensi menjadi 33 unit kompetensi. Sertifikasi itu tidak mencerminkan level keterampilan, seperti dasr, menengah, dan lanjut.

Rafa menjelaskan bahwa dunia kopi selalu berkembang sehingga sertifikasi harus mengakomodasi perubahan. Karena itu, sertifikasi juga dibatasi masa berlakunya hingga tiga tahun. Hal itu juga berlaku pagi para penguji sertifikasi untuk menentukan apakah mereka masih kompeten dalam profesi yang sama. 

Pameran Kopi Togetherness

Ilustrasi barista
Ilustrasi barista (Dok.Unsplash)

Gelaran ini diperuntukkan bagi masyarakat pecinta kopi di Indonesia untuk menunjukkan hasil industri kopi dari Sabang sampai Merauke. Macam-macam jenis dan karya seni, bahkan sejarah tentang kopi dihadirkan di Museum Nasional. Pengunjung cukup membayar Rp20.000 saja untuk menikmati pameran dan program publik yang dihadirkan.

Pameran memiliki lima subtema, yaitu, Kopi Bumi, Kultur Kopi, Kopi Kini, Kopi & Kita, serta Kopi Merdeka. Kelima subtema ini disajikan dalam rangkaian karya instalasi dari enam komunitas yang diundang oleh gelaran acara ini. 

Acara ini juga digelar sebagai merayakan hubungan bilateral antara Indonesia dan Qatar. Lewat kopi, kedua negara sepakat mempromosikan kekayaan budaya. Indonesia juga terpilih sebagai negara mitra penyelenggaraan Qatar Year of Culture pada 2023 untuk berkolaborasi dalam memberikan suatu pandangan budaya yang menonjol dari negara tersebut. 

"Bukan cuma mengolah kopinya menjadi minuman, tapi mengolah menjadi segala macam jenis," kata Daroe. 

Infografis Kopi-Kopi Indonesia yang Jadi Primadona
Infografis Kopi-Kopi Indonesia yang Jadi Primadona. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya