Bukan Mimpi! Manfaat Ampas Kopi Bisa Jadi Meja Dekorasi

Manfaat ampas kopi dapat diandalkan untuk berbagai kebutuhan, mulai dari kecantikan hingga membuat furnitur.

oleh stella maris pada 18 Nov 2022, 17:57 WIB
Diperbarui 18 Nov 2022, 17:58 WIB
Ilustrasi ampas kopi
Ilustrasi ampas kopi/Shutterstock-Weerayuth.

Liputan6.com, Jakarta Ampas kopi adalah bagian terakhir dari kopi yang selalu berujung ke pembuangan alias dibuang karena dinilai nggak bermanfaat. Padahal, banyak sekali loh manfaat ampas kopi, kamu sudah tahu? 

Sebelum membahas mengenai manfaat ampas kopi, ada baiknya mengulas dulu soal industri kopi. Ya, kopi merupakan salah satu komoditi hasil perkebunan mempunyai peran cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia. 

Secara global, biji kopi bukan hanya tumbuh di Indonesia atau Asia saja, tapi juga tumbuh di sekitar negara Amerika Selatan, Amerika Tengah, Karibia, Afrika. Menariknya kopi yang berasal dari satu negara atau bahkan daerah, memiliki keunikan tersendiri, yaitu cita rasa yang berbeda. 

Nah, di Indonesia misalnya, ada banyak jenis kopi yang khas, seperti Kopi Toraja, Kopi Gayo, Kopi Flores, Kopi Bali Kintamani, Kopi Papua, dan masih banyak lagi. Dari semua jenis kopi tersebut, ada empat jenis kopi yang harus ketahui, dua di antaranya umum ditemui di sejumlah kedai kopi di seluruh Indonesia. 

Arabika

Ini adalah jenis kopi yang paling umum di dunia, termasuk Indonesia. Pohon kopi jenis arabika ditanam di ketinggian 700-1700 mdpl dan hidup di daerah yang dingin dan sejuk atau dengan suhu antara 16-20°C

Jenis kopi ini pertama ditemukan berabad-abad yang lalu di dataran tinggi Ethiopia. Diyakini, arabika menjadi biji kopi pertama yang pernah dikonsumsi. Jika dilihat dari sejarahnya, diketahui jenis kopi ini dinamai arabika karena kepopulerannya di Arab pada abad ke-7. 

Menariknya, tergantung di mana mereka tumbuh, biji arabika dapat menawarkan banyak rasa yang berbeda. Kopi arabika dianggap lebih unggul daripada robusta karena rasanya yang lembut dan memiliki rasa sedikit asam. 

Robusta

Jika kamu adalah pencinta kopi dengan cita rasa bitter alias pahit, cobalah untuk mengonsumsi kopi robusta. Kopi robusta ditanam kebalikan dari kopi arabika. 

Pohon kopi robusta ditanam dapat tumbuh di ketinggian yang lebih rendah (400-800 mdpl), di iklim yang lebih panas, dan dengan kelembapan yang lebih sedikit. Oleh karena robusta memiliki batasan pertumbuhan yang lebih sedikit dan memiliki rasa yang umumnya kurang diinginkan, biasanya dijual dengan harga lebih rendah daripada biji arabika.

Kopi yang memiliki kadar kafein yang lebih tinggi ini diketahui berasal dari Afrika sub-Sahara dan sekarang ditanam terutama di Afrika dan Indonesia. Biji Robusta berukuran lebih besar dan lebih bulat dibandingkan dengan varietas biji kopi lainnya. 

Di samping itu, kopi robusta cocok ditanam di daerah tropis yang basah. Biasanya, tanaman ini akan berbuah ketika umur 2 5 tahun. Untuk menghasilkan buah yang baik, setidaknya tanaman ini membutuhkan waktu kering 3-4 bulan dalam setahun dengan beberapa kali turun hujan.

Liberica

Ilustrasi biji kopi
Ilustrasi biji kopi/Shutterstock-Katherine Tan.

Jenis kopi liberica berasal dari Afrika tengah dan barat, khususnya Liberia. Di Afrika, kopi liberica tumbuh secara liar, seperti di wilayah Angola, Benin, Kamerun, Africa Tengah, Kongo, Pantai Gading, Gabon, Gana, Guinea, Liberia, Nigeria, Sao Tomé, Sierra Leone, Sudan, hingga Uganda.

Kalau dilihat dari sejarahnya, jenis kopi ini menjadi populer setelah dibawa Belanda ke Indonesia pada abad ke-19.  

Menariknya, kopi liberica memiliki aroma bunga yang menggugah selera dan profil rasa berasap yang berani. Namun sayangnya, biji kopi liberica adalah suguhan langka. Yup, kelangkaan itu karena tanaman kopi ini terserang wabah penyakit karat daun.

Maka dari itu, mereka tumbuh di iklim yang sangat spesifik dengan produksi yang terlalu langka bagi petani untuk skala operasi mereka untuk benar-benar memuaskan pasar global. Jenis kopi ini sekarang banyak diproduksi terutama di Indonesia, Malaysia, dan Filipina. 

Excelsa

Excelsa secara teknis adalah anggota keluarga Liberica, tetapi spesiesnya sebenarnya sangat berbeda. Excelsa ditanam terutama di Asia Tenggara dan hanya mewakili sebagian kecil dari produksi kopi dunia.

Dari segi rasa, kacang Excelsa cukup unik. Mereka menggabungkan ciri-ciri panggang ringan seperti catatan asam dan rasa buah dengan rasa yang lebih mengingatkan pada daging panggang gelap. Mereka juga lebih ringan pada aroma dan kafein.

Produksi dan Konsumsi Kopi

Ilustrasi biji kopi arabika yang sudah matang dan siap dipanen
Ilustrasi biji kopi arabika yang sudah matang dan siap dipanen/Shutterstock-Seberang Pintu.

Di pembahasan ini, kamu akan tahu berapa banyak produksi kopi secara global dan produksi kopi di Indonesia, di mana kamu dapat membuat sesuatu dari manfaat ampas kopi. 

Jadi, diketahui bahwa total produksi kopi secara global pada 2020-2021 mengalami peningkatan 0,4% (169,64 juta karung dengan perhitungan 60kg per karung) dibandingkan periode 2019-2020 (169 juta karung). 

Jika di atas adalah data secara global, Indonesia juga memiliki data produksi kopi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada 2020, Indonesia mampu memproduksi kopi  762 ribu ton. 

Tercatat, produksi kopi terbesar ada di Sumatera Selatan (26%), Lampung (15%), Sumatera Utara dan Aceh (masing-masing 10%), Bengkulu (8%), dan sisanya berasal dari 28 provinsi di Indonesia (31%). 

Melihat jumlah produktivitasnya yang tinggi, wajar jika kopi menjadi salah satu komoditas ekspor Indonesia yang cukup penting sebagai penghasil devisa negara selain minyak dan gas. Hingga saat ini, ada lima negara tujuan ekspor kopi, yaitu Amerika Serikat, Malaysia, Mesir, Italia, dan Jepang. 

Untuk jumlah konsumsi kopi di Indonesia mencapai 5 juta kantong berukuran 60kg pada periode 2020-2021. Jumlah tersebut naik ,17% dari 4.806. 

Metode Seduh Kopi

Ilustrasi kopi seduh manual
Ilustrasi kopi seduh manual/Shutterstock-Fecundap stock.

Ketika kamu datang ke kedai kopi, barista pasti menanyakan jenis kopi apa yang akan kamu pesan. Apakah latte atau kopi hitam yang menggunakan berbagai jenis metode seduh (brewing). 

Yup, mayoritas kedai kopi menawarkan beberapa metode penyeduhan kopi, mulai dari menggunakan mesin (espresso) hingga manual brew (seduh manual). 

Metode seduh manual menjadi salah satu yang paling banyak dicari para konsumen karena hasil akhir dari proses penyeduhan kopi beragam, tergantung jenis kopi arabika yang digunakan. 

Adapun metode seduh manual kopi bubuk tanpa ampas yang paling populer adalah: 

  • Aeropress
  • Vietnam Drip
  • French Press
  • Hario V60
  • Kalita Wave Brewer
  • Cold Brew
  • Syphon
  • Rok Presso
  • Chemex

Dengan adanya metode seduh manual tersebut, tentunya kamu juga nggak perlu jauh-jauh atau repot datang ke tempat kopi. Mengapa? Itu karena kamu dapat membuat kopi seduh ala kamu sendiri di rumah. 

Caranya pun gampang kok. Pertama, kamu harus pastikan dulu metode seduh apa yang akan digunakan. Untuk Aeropress, Cold Brew, Syphon, V60, Kalita Wave Brewer, ada baiknya kamu menggunakan biji kopi arabika. 

Selain metode di atas, kamu bisa menggunakan biji kopi arabika karena umumnya metode seduh seperti vietnam drip misalnya, akan dicampurkan dengan susu kental manis. 

Setelah metode seduh dan pemilihan biji kopi, langkah kedua tentunya kamu harus punya alat penyaring kopi tanpa ampas atau alat seduhnya. Ketiga, untuk menghasilkan cita rasa kopi yang istimewa, kamu harus tahu bagaimana proses pembuatannya, mulai dari perbandingan antara kopi dan air hingga suhu air yang digunakan untuk penyeduhan. 

Sederet Manfaat Ampas Kopi

Ilustrasi ampas kopi
Ilustrasi ampas kopi/Shutterstock-Nor Gal.

Kopi adalah minuman terpopuler yang dikonsumsi di seluruh dunia. Nah, setelah membahas mengenai jenis kopi dan industrinya, serta metode penyeduhan kopi, sekarang mari melanjutkan pembahasan ke topik lain. 

Buat kamu yang rutin mengonsumsi kopi dengan seduh manual di rumah, jangan langsung buang ampas kopinya ya! Kamu harus tahu bahwa kopi sebenarnya punya banyak manfaat. Berikut manfaat ampas kopi yang dapat diandalkan untuk berbagai kebutuhan, mulai dari kecantikan hingga membuat furnitur. 

Untuk Pewarna Alami

Kopi memiliki warna yang kuat dan manfaat ampas kopi ternyata dapat menjadi pewarna alami untuk menghasilkan warna tan dan brown. 

Dalam studi pada 2019 diketahui bubuk kopi dapat digunakan sebagai pewarna alami potensial yang umumnya digunakan dalam skala komersial. Menggunakan bubuk atau kopi dalam penelitian tersebut, ternyata dapat membuat kain nggak mudah pudar akibat pewarnaannya. 

Untuk Obat Nyamuk

Ilustrasi ampas kopi sisa seduh manual
Ilustrasi ampas kopi sisa seduh manual-Shutterstock-Sucha Kittiwararat

Tahukah kamu bahwa kopi mengandung diterpen yang ternyata beracun bagi serangga? Ya, manfaat ampas kopi dapat menjadi obat nyamuk yang cocok ditaburkan di sekitar kebun rumahmu. 

Dalam sebuah studi pada 2015, ditemukan bahwa manfaat ampas kopi sebagai pengendalian nyamuk yang efektif karena diketahui bahwa nyamuk cenderung nggak menetaskan telurnya jika ada kopi di lingkungan mereka. 

Untuk Tanaman

Pengomposan dengan kopi merupakan salah satu cara yang baik untuk memanfaatkan sesuatu yang pada akhirnya dibuang ke tempat pembuangan. Ya, dengan kata lain, ampas kopi dapat dimanfaatkan untuk tanaman. 

Ampas kopi untuk tanaman dapat membantu menambahkan nitrogen ke tumpukan pupuk komposmu. Banyak orang yang menilai bahwa bubuk kopi dapat menurunkan pH atau meningkatkan tingkat asam di tanah. 

Ilustrasi ampas kopi untuk tanaman
Ilustrasi ampas kopi untuk tanaman/Shutterstock-Nor Gal

Ya, hal tersebut sebenarnya hanya berlaku untuk ampas kopi yang nggak dicuci dan digunakan untuk campuran pupuk untuk tanaman yang menyukai tingkat keasaman, seperti azalea, hydrangea, blueberry, dan lili. Sementara untuk tanaman menggunakan bubuk kopi yang bersifat netral agar nggak memengaruhi tingkat asam tanah. 

Untuk Furnitur

Jika di poin sebelumnya dibahas bahwa manfaat ampas kopi sebagai pewarna kain alami, ternyata warna pada kopi yang kuat juga dapat mengembalikan warna furnitur kayu yang tergores. Caranya dengan mencampurkan ampas kopi dengan air, kemudian oleskan ke goresan kayu pada furnitur agar sesuai dengan warna aslinya. 

Nah, terlepas dari manfaat ampas kopi untuk perawatan kulit, pengusir nyamuk, pewarna alami, ternyata bubuk kopi yang nggak terpakai juga dapat dimanfaatkan untuk bikin sesuatu yang lebih berarti. Salah satunya adalah meja dekorasi. 

Ilustrasi kopi
Ilustrasi kopi/Shutterstock-Revel Pix LLC.

Caranya, tentu kamu harus mengumpulkan ampas kopi dan mengeringkannya, sebelum akhirnya melalui proses eksekusi. Untuk membuat satu buah meja dekorasi dengan proses pembuatan non industrial alias rumahan, kamu perlu waktu sekitar satu bulan. 

Sebelum ke proses pembuatannya, kamu harus tahu bahwa ampas kopi sangat mudah menyerap kelembapan, maka dari itu, kamu harus pastikan ampas  tersebut benar-benar kering. Untuk waktu pengeringannya bisa mencapai waktu 4-7 hari di bawah sinar matahari langsung. 

Setelah ampas benar-benar kering, kamu dapat mencampurnya dengan serbuk kayu dan lem, kemudian diaduk merata, lalu di-press sesuai dengan bentuk meja dekorasi yang kamu inginkan. Namun jika kamu ingin membuat meja yang lebih kokoh, kuat, dan lebih berat, kamu dapat menambahkan resin buatan.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya