Liputan6.com, Jakarta - Tiga produk sereal bayi telah ditarik Badan Pangan Singapura (SFA) setelah kadar arsenik yang berlebihan terdeteksi di dalamnya. Jumlah tersebut terdeteksi dalam dua produk makanan bayi Wen's Baby Cereal Puree dari Singapura dan satu jenis beras sereal organik dari merek Jerman Holle, selama pengawasan pasar reguler, Senin, 15 Mei 2023.
Dua perusahaan: Naoki Trading dan Chadil, telah diarahkan untuk menarik kembali batch produk yang terpengaruh, lapor Strait Times, dilansir dari AsiaOne, Selasa, 16 Mei 2023. Dijelaskan bahwa arsenik dapat ditemukan secara alami di lingkungan, dan asupan jangka panjang dapat menyebabkan kanker dan perubahan kulit, kata SFA.
Baca Juga
Produk makanan di Singapura tunduk pada program inspeksi dan pengawasan SFA, yang didasarkan pada penilaian risiko ilmiah. Produk yang tidak mematuhi peraturan keamanan makanannya tidak akan diizinkan untuk dijual, sebutnya.
Advertisement
Dua dari produk sereal bayi yang ditarik kembali, yakni Baby Cereal Puree Whitebait and Pumpkin Wen dan Wen's Baby Cereal Puree Whitebait and Purple Sweet Potato, kedaluwarsa pada 15 September 2023. Produk ketiga, Holle Organic Wholegrain Cereal Rice, tercatat baik dikonsumsi sebelum 20 Januari 2024.
SFA mengatakan, "Konsumen yang telah membeli produk yang terlibat disarankan untuk tidak memberikannya pada anak-anak mereka. Mereka yang anaknya telah mengonsumsi produk yang terlibat dan memiliki kekhawatiran tentang kesehatan anak mereka harus mencari nasihat medis." Pihaknya menambahkan bahwa konsumen dapat menghubungi titik pembelian mereka untuk pertanyaan lebih lanjut.
Bukan Pertama Kali
Ini bukan kali pertama produk makanan ditarik dari pasar Singapura oleh SFA. Sebelumnya, mereka sudah lebih dulu menarik peredaran dua produk Indonesia, yakni kecap manis ABC dan saus sambal ayam goreng, karena tidak mencantumkan dua senyawa yang termasuk alergen dalam kemasan produknya.
Dua produk ABC yang berasal dari Indonesia itu diketahui mengandung sulfur dioksida. Produk kecap ABC yang beredar di Singapura itu diimpor New Intention Trading, dengan tanggal kedaluwarsa 26 Juni 2024. Sementara, produk Saus Sambal Ayam Goreng ABC diimpor distributor Arklife dengan tanggal kedaluwarsa 6 Januari 2024.
Melansir CNA, selain senyawa sulfur dioksida, SFA juga mendeteksi kandungan asam benzoat di dalamnya. Namun, kedua senyawa itu tidak dicantumkan pada label kemasan walau terdeteksi berada dalam batas aman yang diizinkan menurut ketentuan SFA.
Selain dua produk ABC dari Indonesia, Singapura juga menarik produk kecap dari Malaysia, yakni Kicap Cair Cap Tangan Bunga. Produk tersebut terdeteksi mengandung asam benzoat melebihi batas sesuai Peraturan Makanan Singapura.
Advertisement
Penarikan Produk Lainnya
"Sebagai tindakan pencegahan, SFA telah mengarahkan importir, Heng Yoon Trading Pte Ltd, untuk menarik produk yang terlibat. Penarikan sedang berlangsung," kata SFA di halaman Facebook-nya, 2 September 2022, dikutip dari The Star, 7 September 2022.
Di bawah Peraturan Makanan Singapura, SFA mengatakan, hanya bahan tambahan makanan dengan tingkat maksimum yang diizinkan untuk digunakan dalam makanan. Melansir Bernama, SFA mengungkap bahwa konsumsi sesekali dari produk yang ditarik dari peredaran tidak mungkin jadi masalah keamanan pangan, terutama karena kecap bukan makanan pokok.
SFA juga menarik peredaran produk camilan Fukutoku Seika Soft Cream Wafer, yang berasal dari Jepang. Produk itu diketahui mengandung alergen berupa putih telur dan tepung terigu yang tidak dicantumkan dalam kemasan. Batch yang terpengaruh diimpor Sinhua Hock Kee Trading dengan tanggal kedaluwarsa 20 April 2023.
"Alergen dalam makanan bisa mengakibatkan reaksi alergi pada individu yang sensitif terhadapnya," kata SFA.
Berdasarkan peraturan makanan Singapura, produk makanan yang mengandung bahan yang diketahui menyebabkan hipersensitivitas harus dicantumkan pada label kemasan makanan. Semua bahan dalam makanan kemasan juga harus dicantumkan pada label produk dalam urutan menurun dari proporsi beratnya.
Alergen pada Produk Makanan
Lembaga tersebut menambahkan bahwa kehadiran alergen sulfur dioksida, putih telur, dan tepung terigu tidak menimbulkan masalah keamanan pangan bagi konsumen pada umumnya, kecuali bagi mereka yang alergi terhadapnya.
"Konsumen yang telah membeli produk yang terkena dampak, dan yang alergi terhadap alergen, sebaiknya tidak mengkonsumsinya," kata SFA. "Konsumen dapat menghubungi tempat pembelian mereka untuk pertanyaan."
Asam benzoat dengan rantai kimia C₇H₆O₂, adalah padatan kristal berwarna putih dan merupakan asam karboksilat aromatik yang paling sederhana. Mengutip laman pubchem.ncbi.nlm.nih.gov, asam benzoat sangatlah murah dan tersedia secara meluas, sehingga sintesis laboratorium asam benzoat umumnya hanya dipraktikkan untuk tujuan pedagogi.
Sementara itu, sulfur dioksida adalah pengawet yang biasa digunakan dalam berbagai makanan dan minuman, termasuk buah-buahan kering, acar sayuran, sosis, jus buah dan sayuran, sari buah apel, cuka, anggur, dll. Residu sulfur dalam makanan dianggap memiliki toksisitas rendah. Dikutip dari cfs.gov.hk, senyawa itu dapat menyebabkan reaksi alergi seperti serangan asma, sakit kepala dan mual pada individu yang rentan.
Advertisement