Liputan6.com, Jakarta - Permasalahan sampah masih menjadi polemik besar di Indonesia. Kesadaran untuk bertanggung jawab terhadap sampah, kendala fasilitas serta penegakan hukum sesuai undang-undang yang mengatur sampah masih menemui perjuangan panjang.
Kolaborasi diperlukan agar problematika sampah agar bisa terurai. Hal inilah yang dilakukan oleh Waste4Change yang bekerja sama dengan Duitin dan didukung oleh Sinar Mas Land resmi menghadirkan Titik Daur Ulang (TDU).
Baca Juga
TDU menjadi sebuah inovasi fasilitas sebagai drop point atau tempat pengumpulan dan pengelolaan sampah bertanggung jawab untuk masyarakat. TDU hadir sebagai fasilitas publik yang bertujuan memudahkan masyarakat ikut serta mengelola sampah pasca konsumsi secara lebih bertanggung jawab.
Advertisement
Sebagai pilot project, TDU pertama pun hadir di kawasan The Breeze, BSD City, Tangerang. Seluruh masyarakat dipersilahkan untuk membawa sampah-sampah yang dimiliki ke lokasi-lokasi tersebut.
Ditemui dalam acara peresmian TDU di BSD City, Mohamad Bijaksana Junerosano, CEO Waste4Change mengungkapkan bahwa kerja sama ini adalah langkah penting untuk mendukung masyarakat mulai memilah sampah sejak dari sumbernya.
"Dihadirkannya TDU menjadi salah satu langkah penting untuk mewujudkan penerapan konsep Reduce Waste to Landfill yang dekat dengan masyarakat," ungkap pria yang biasa disapa Sano ini saat peluncuran Titik Daur Ulang di Atrium The Breeze, BSD Kota Tangerang, Kamis (21/9/2023).
Fasilitas TDU Waste4Change akan berada pada 3 titik lokasi strategis di BSD City. Fasilitas tersebut terdiri atas, Ruang Daur Ulang (RDU) yang berada di The Breeze, dan menerima sampah jenis anorganik dan jenis sampah elektronik.
Setiap Orang Menyumbang 0,7 Kg Sampah
Sementara itu untuk Kotak Daur Ulang (KDU) ditempatkan di area sekitar QBig dan ITC BSDCity. RDU dan KDU akan menerima sampah jenis kertas, sampah anorganik lainnya dan sampah elektronik.
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), rata-rata satu orang penduduk Indonesia menyumbang sebanyak 0,7 kg sampah per hari. Kebanyakan dari sampah tersebut masih berakhir begitu saja di TPA.
Padahal, jika dilihat lebih detail, ada cukup banyak sampah yang masih bisa diolah kembali. Diharapkan, kerja sama usaha ini dapat memudahkan masyarakat berkontribusi dalam pengelolaan dan daur ulang sampah, khususnya sampah anorganik.
Diharapkan, kerja sama yang telah dilakukan dan diresmikan ini akan membuka peluang bersama bagi pihak-pihak yang akan bergabung. Di samping itu selanjutnya bisa memperbanyak titik daur ulang lainnya di berbagai kota di Indonesia.
Di kesempatan yang sama, Adijoyo Prakoso, Co-Founder & COO Duitin mengatakan, dengan semakin banyaknya titik daur ulang, akan sangat memudahkan bagi masyarakat ikut serta. Hal ini akan mengurangi beban Pemerintah Pusat dan Daerah dalam pengelolaan TPA dari sampah yang semestinya bisa didaur ulang.
"Lebih dari hal tersebut, akan terbuka juga peluang kerja bagi masyarakat yang ingin bergabung di tiap titik daur ulang,” tambahnya.
Advertisement
Dukung Kawasan Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan
Dukungan terhadap fasilitas TDU bersama Waste4Change dan Duitin di kawasan BSD City juga menjadi salah satu inisiatif keberlanjutan bagi Sinar Mas Land dalam mewujudkan lingkungan yang asri. Sejak tahun lalu, Sinar Mas Land terus menyorot pentingnya menghadirkan hunian dan kawasan perkotaan mandiri yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Untuk melengkapi konsep tersebut,pengelolaan sampah bertanggung jawab adalah hal penting yang perlu ikut dipikirkan. Kami harap, keberadaan TDU di kawasan BSD dapat menjadi contoh yang kemudian akan banyak terlaksanakerja sama strategis lainnya," terang Dony Martadisata, Managing Director President Office Sinar MasLand di kesempatan yang sama.
Tidak berhenti sampai di sini, Waste4Change dan Duitin telah menyatukan visi dengan berbagai misi yang akan dijalankan bersama. TDU yang diresmikan hari ini sebagai bentuk kolaborasi konkret untuk solusi persampahan di Indonesia.
"Kami mengajak dan menawarkan sistem yang berkelanjutan agarperusahaan, pemilik brand atau produk dan semua pihak terkait untuk bersama-sama dalam menyediakan fasilitas take back (pengumpulan kembali sampah kemasan) kepada konsumen atau masyarakat pengguna produknya," tutup Dony.
Kolaborasi Pemerintah dan Swasta Mengatasi Sampah
Pemerintah sendiri punya target untuk mengurangi sampah sebesar 30 persen, dengan cara penanganan sampah yang benar sebanyak 70 persen dari total timbunan sampah pada 2025. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendukung berbagai stakeholder untuk bergotong-royong mengatasi permasalah sampah tersebut.
Salah satunya lewat GoTo Impact Foundation. Lembaga dengan misi untuk membangun sebuah innovation ecosystem ini memobilisasi serta menyatukan para pembuat dampak, salah satunya pengelolaan sampah.
"Sekarang tuh investment dilihat lebih dari impact-nya ya? dan GoTo Impact Foundation mengambil peran sentral strategis, termasuk isu-isu lingkungan, keberlanjutan," ungkap Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparefkaf), Sandiaga Uno saat The Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar hybrid, pada Senin, 11 September 2023.
Hal ini kata Sandi adalah tantangan, tapi dengan adanya kontribusi dari pihak luar atau swasta ia semakin yakin bahwa permasalahan tersebut akan teratasi. "Pemerintah super pusing ngurusin sampah. Terutama di destinasi wisata, aduh.. udah dibersihin, ada lagi.. ada lagi," papar Sandi
Ketua Yayasan GoTo Impact Foundation, Monica Oudang menambahkan, permasalahan sampah yang kompleks bukan hanya terjadi di Indonesia tapi juga seluruh dunia. Pihaknya juga ingin bisa mengatasi sampah dengan lebih cepat dan skala besar serta berkelanjutan, dengan itu mereka banyak belajar terutama dari GoTo Group secara keahlian lewat ekosistem inovasi.
Advertisement