Liputan6.com, Jakarta - Setiap wilayah di Indonesia punya sejarah dan kisahnya sendiri, begitu pula dengan Padukuhan Wotawati. Dusun di lembah Sungai Bengawan Solo Purba terletak di Desa Pucung, Kelurahan Girisubo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Fenomena unik terjadi di Dusun Wotawati, yakni pagi datang terlambat dan malam lebih cepat. Berdasarkan video YouTube Cerita Gunungkidul, dusun ini baru disinari matahari mulai pukul 08.00. Matahari seolah tenggelam lebih cepat ketika memasuki sore hari. Matahari terbenam mulai pukul 16.30, dan dusun ini kian diselimuti gelap.
Lantas, mengapa sinar matahari datang terlambat dan gelap lebih cepat di Dusun Wotawati? Hal tersebut dikarenakan letak dusun yang diapit dua tebing di sebelah Timur dan Barat.
Advertisement
Warga dusun ini punya tradisi inik, seperti tradisi Rasulan yang diadakan setelah masa panen. Warga dikenal menjunjung tinggi gotong royong. Mereka saling bahu-membahu pembangunan fasilitas umum
Dikutip dari Jadesta Kemenparekraf, Kamis, 30 November 2023, konon dahulu Bengawan Solo bermuara di Samudra Indonesia, tepatnya di Pantai Sadeng. Dikarenakan proses pengangkatan geologi yang ditimbulkan oleh adanya tumbukan lempeng benua Asia dan Australia sehingga daratan naik ke atas, dan membentuk kawasan karst.
Upacara bersih dusun diawali dengan mengirim sesaji untuk arwah yang di keramatkan yang terletak di ujung kampung. Acara tersebut diikuti oleh masyarakat dan dipimpin oleh tetua kampung yang dipercaya sebagai sesepuh yang disebut juru kunci.
Acara dilanjutkan dengan pentas kesenian ledek dusun ini memiliki fasilitas areal parkir, balai pertemuan, hingga jungle tracking. Ada pula wisata budaya, sepertinya. Atraksi ini adalah tarian tradisional masyakarat setempat, untuk menyambut tamu atau wisatawan. Tarian ini mengambarkan semangat juang.
Kampanye Sadar Wisata 5.0
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengumumkan sejumlah desa wisata yang menjadi pemenang program Kampanye Sadar Wisata 5.0. Apresiasi tersebut diberikan dengan tujuan agar para pegiat usaha di desa-desa wisata dapat termotivasi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh daerahnya.
"Mereka mendapatkan apresiasi malam ini agar termotivasi untuk bisa terus mengeskalasi, mengamplifikasi, dengan promosi maupun juga dengan akselerasi daripada produk-produk desa wisata dan ekonomi kreatif di masing-masing desa wisata secara presisi," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno saat ditemui di acara Puncak Penganugerahan Desa/Kampung Wisata Terbaik Kampanye Sadar Wisata 5.0, Ciputra Artpreneur, Jakarta Selatan, Minggu, 27 November 2023.
Ada lima kategori pemenang pada program tersebut. Kategori pertama yaitu Kepala Desa atau Lurah Terbaik dimenangkan oleh Kampung Wisata Sosromenduran, Yogyakarta; Kampung Wisata Purbayan, Yogyakarta; Desa Wisata Podokoyo, Pasuruan; Desa Wisata Rembitan, Lombok Tengah; dan Desa Wisata Lumban Suhi-suhi, Sumatera Utara.
Advertisement
Para Pemenang
Kategori kedua adalah Local Champion Terbaik dimenangkan oleh Ahmad Muhfodar Ersyidik, Desa Wisata Candirejo, Magelang; R.M. Rahadyan Candhra Ismaya, Kampung Wisata Kadipaten, Yogyakarta; Purna Irawan, Desa Wisata Poncokusumo, Malang; Lukman, Desa Wisata Jerowaru, Lombok Timur; serta Risman, Desa Wisata Papagarang, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Kategori selanjutnya adalah Diseminasi Sadar Wisata yang diberikan kepada tiga juara. Juara pertama diraih oleh Desa Wisata Kulati, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Juara kedua diraih oleh Desa Wisata Bugisan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kemudian, juara ketiga diraih oleh Desa Wisata Rembitan, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Pada Kategori Inovasi Produk dan Pemasaran, posisi juara pertama diraih oleh Kampung Wisata Patehan, Yogyakarta. Juara kedua yaitu Desa Wisata Pasrujambe, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Juara ketiga adalah Kampung Wisata Mendut, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Terakhir, pemenang untuk kategori Kelembagaan posisi juara pertama diraih oleh Kampung Wisata Purbayan, Kota Yogyakarta. Juara kedua adalah Desa Wisata Wringinanom, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Juara ketiga yaitu Kawasan Perdesaan Berbasis Pariwisata Pulau Sibandang, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara.
Penguatan Sumber Daya Manusia
Dalam kesempatan tersebut, Sandi mengungkapkan bahwa desa-desa wisata tersebut menjadi lokomotif untuk membangun Indonesia dengan lebih kuat dan tangguh. Tahun depan, program tersebut juga akan ditingkatkan dengan berbagai penguatan, khususnya di bidang sumber daya manusia.
Ia menyatakan program tersebut adalah langkah konkret yang bisa dilakukan oleh pemerintah. Ia menyebut bahwa melalui program ini, pemerintah dapat menyentuh langsung akar rumput dari 45 juta pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia.
Sandi juga menyebutkan agar gerakan ini tidak terhenti begitu saja maka ada langkah kolaboratif yang perlu dilakukan. "Harus ada langkah kolaboratif yang melibatkan institusi pendidikan, dunia usaha, pemerintah daerah, kabupaten, kota, provinsi, juga media yang terus meliput dan komunitas. Tulang punggungnya adalah komunitas," ungkap Sandi, akrab disapa.
"Kita ingin hadirkan lokal-lokal champion yang akan terus menggali potensi dari masing-masing desa wisata, sehingga tidak hanya berjalan 2–3 tahun setelah itu mandek, tapi akan terus berkembang dan berkembang lagi," tuturnya.
Ia juga menyebutkan bahwa suatu saat, desa wisata akan mendapatkan pengakuan dunia. Desa wisata di Indonesia sudah dimasukkan ke dalam UNTWO (Organisiasi PBB yang bergerak di bidang pariwisata). "Kita harapkan ini dapat menjadi penggerak local champion desa wisata untuk terus meningkatkan capaiannya," jelas Sandi.
Advertisement