Liputan6.com, Jakarta - Seorang turis Singapura melampiaskan kekecewaannya saat berlibur di Bali bersama keluarga besarnya. Itu terjadi karena ia menjadi korban pencurian. Ia mengaku kerugiannya mencapai 3000 dolar Singapura atau hampir Rp35 juta dalam bentuk uang tunai dan barang berharga lainnya, termasuk tas dan dompet.Â
Mengutip laman Strait Times, Rabu (6/12/2023), insiden tak menyenangkan itu bermula saat Redha Indra bersama keluarganya yang terdiri dari sembilan orang dewasa, termasuk dua lansia, serta tiga anak-anak, berlibur ke Bali. Mereka memesan vila empat kamar yang berada di Canggu dari 25 November 2023 hingga 2 Desember 2023.
Baca Juga
Pada Kamis pagi, 30 November 2023, keluarga Redha yang baru terbangun mendapati sejumlah tas dan dompet terbuka di samping ruang makan. Beberapa isinya telah hilang. Dia berkata, "Sepertinya pencuri memeriksa barang-barang di ruang makan... Barang-barang itu semuanya berasal dari kamar dan rak, tidak jauh dari ruang makan."
Advertisement
Ketika mengecek kondisi vila, mereka menemukan bahwa pintu geser di samping kolam renang di dalam vila itu tak bisa terkunci. Redha mengatakan keluarganya tidak mengetahui hal itu sebelumnya karena pintu itu dihalangi oleh beberapa kursi di samping kolam renang.Â
Pihak Villa Kenza, nama penginapan itu, menunjukkan rekaman kamera pemantau (CCTV) yang memperlihatkan sosok buram melompati dinding rendah yang mengitari vila terebut. Sebuah sepeda motor dengan lampu mati terlihat beberapa kali melewati vila pada malam yang sama, dan sebuah sepeda motor juga terlihat meninggalkan vila.
Tidak jelas apakah rekaman tersebut memperlihatkan sepeda motor yang sama. "Tidak ada keamanan khusus di vila tersebut," tambah Redha. "Manajer hanya berbicara kepada kami melalui telepon dan bahkan tidak datang menemui kami."
Disudutkan Pihak Manajemen Vila
Redha lantas menuliskan kekecewaannya di Facebook pada hari kejadian. Tak hanya karena jadi korban perampokan, ia juga mengaku disudutkan oleh manajer properti vila tersebut.
"Lebih buruk lagi, Manajer Properti, Tina, kurang membantu dan secara mengejutkan menyalahkan kami," tulisnya dalam bahasa Inggris.
Ia pun tak ingin ada korban berikutnya dari tamu vila yang sama. Ia meminta calon tamu untuk berpikir ulang sebelum memutuskan menginap di vila tersebut. "Bepergian seharusnya menjadi pengalaman yang menyenangkan, dan menyedihkan jika berubah menjadi mimpi buruk karena kelalaian mereka yang bertanggung jawab atas keselamatan dan kesejahteraan kita. Tetap aman dan bepergian dengan bijak," sambungnya.
Strait Times yang mengonfirmasi hal itu kepada pihak manajemen vila, Azure International Bali, mendapatkan respons serupa. Mereka mengatakan, "informasi tentang pintu dan pegawai (yang disebutkan Pak Redha) tidak akurat."
Pihak manajemen juga mengklaim bahwa pintu geser dimaksud "dalam keadaan baik baik sebelum maupun sesudah tamu meninggalkan kamar." Mereka justru menuding bahwa "pintu tersebut tidak dikunci oleh tamu pada malam hari."
Â
Advertisement
Sudah Lapor Polisi
Pihak manajemen seolah lepas tangan dengan menyatakan bahwa pencurian itu "peristiwa malang yang berada di luar kendali kami dan kami tidak terlibat dalam permainan saling menyalahkan". Pihaknya "bekerja sama sepenuhnya dengan membantu tamu, melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwenang setempat, dan memberi tahu perusahaan asuransi".
Seorang karyawan vila menemani keluarga tersebut untuk membuat laporan ke polisi setempat pada 30 November 2023. Keluarga tersebut pindah dari vila pada hari yang sama ketika mereka dirampok meskipun telah membayar biaya menginap dua malam lagi.
"Pencurian terjadi saat kami berada di dalam vila, sedang tidur," kata Redha. "Hal ini membuatnya lebih menakutkan karena anak-anak kami bisa saja diculik, atau ada di antara kami yang bisa terluka jika (pencurinya) membawa senjata."
Untuk menghindari menjadi korban kejahatan di luar negeri, manajer keamanan regional perusahaan layanan keamanan International SOS, Bala Selvam, menyarankan bahwa "para pelancong harus mengevaluasi risiko spesifik lokasi dan memverifikasi bahwa akomodasi tersebut memiliki perlindungan kebakaran yang memadai, protokol darurat, listrik cadangan, dan fitur keamanan penting seperti keamanan. kunci pintu, lubang intip dan brankas untuk barang-barang berharga."
"Selain infrastruktur fisik, pengetahuan tentang bagaimana merespons insiden tertentu secara signifikan berkontribusi dalam menjaga ketenangan pikiran para pelancong."
Â
Peringatan dari Australia
Sementara, pemerintah Australia meminta warganya yang akan bepergian ke Bali di musim libur Natal dan Tahun Baru 2024 untuk menjaga perilaku sesuai adat istiadat setempat. Terlebih, Indonesia sudah mengeluarkan panduan do and dont's beberapa waktu lalu menyusul meningkatnya kasus turis asing yang melanggar norma dan aturan hukum yang berlaku.
Asisten Menteri Luar Negeri Australia Tim Watts mengatakan bahwa pesan dari otoritas di Bali 'sangat jelas' meminta turis Australia untuk menghormati tempat-tempat ibadah. "Bila kalian pergi ke situs religi di Bali, pura atau sesuatu seperti itu, hormati aturan berpakaian," katanya kepada news.co.au, dikutip Jumat, 1 Desember 2023.
"Jangan pergi hanya untuk berfoto dengan bikini di Instagram di tempat seperti itu karena secara budaya tidak akan dihargai oleh warga lokal," sambungnya.
Watts juga memperingatkan warga Australia yang akan bepergian ke Bali untuk membaca rincian asuransi perjalanan mereka. "Hal lain yang kami perhatikan dari Bali adalah pentingnya memiliki asuransi perjalanan yang sesuai dengan aktivitas yang Anda lakukan di luar negeri," ia menjelaskan.
"Jika Anda melihat detail dari banyak produk asuransi perjalanan, mungkin ada pengecualian untuk hal seperti mengendarai sepeda motor atau terkadang ada pengecualian untuk konsumsi alkohol."
Advertisement