Liputan6.com, Jakarta - Salah satu alat elektronik yang ada di tiap rumah adalah kipas angin. Saat kipas angin rusak dan tidak bisa dipebaiki lagi, biasannya kita akan menjualnya ke tukang loak atau dibuang langsung ke tempat sampah. Padahal, sampah elektronik itu merupakan salah satu sampah yang mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Sampah spesifik ini pun membutuhkan pengelolaan khusus karena B3 merupakan zat, energi dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup atau membahayakan lingkungan hidup dan Kesehatan.
Di sisi lain, limbah elektronik bisa didaur ulang untuk membuat alat elektronik lainnya. Hal itu membuat sejumlah pihak berusaha membantu dampak negatif sampah elektronik pada lingkungan.
Advertisement
Salah satunya adalah PT ACE Hardware Indonesia Tbk (ACES). Mereka berkomitmen untuk melakukan inovasi program dan layanan yang selaras dengan prinsip-prinsip keberlanjutan dengan berlandaskan pada empat pilar keberlanjutan ACE, yakni Ekonomi, Lingkungan, Sosial, juga Tata Kelola
Mereka meluncurkan program “Bisa Baik dengan ACE” untuk membantu mengurangi dampak sampah barang-barang elektronik. Program ini merupakan program berkelanjutan yang diinisiasi oleh ACE sebagai dukungan terhadap pemerintah dalam mewujudkan pengelolaan sampah elektronik yang bertanggung jawab dan sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan.
"Program Bisa Baik dengan ACE ini tentunya juga sebagai dukungan kita terhadap usaha menjaga lingkungan di Indonesia agar tetap lestari. Kami berharap masyarakat luas dan juga pelanggan mendapatkan pemahaman akan pentingnya pengelolaan sampah elektronik dan limbah baterai dengan baik dan bertanggungjawab, sehingga turut berpartisipasi dalam program Bisa Baik dengan ACE ini," terang Teresa Wibowo, Direktur ACE pada Liputan6.com, Kamis, 7 Desember 2023.
Barang Elektronik yang Bisa Ditukarkan
Melalui program ini, masyarakat luas bisa mengelola sampah elektronik bersama ACE, dengan cara membawa barang elektronik yang memiliki kondisi utuh, baik yang masih menyala atau tidak dan merek apapun ke toko ACE. Pada tahap awal, ACE menghadirkan dropbox di enam lokasi di wilayah Jakarta, Tangerang Selatan dan Bekasi, yaitu di ACE Mal Gandaria City, ACE Mal Artha Gading, ACE Living World Alam Sutera, ACE QBig BSD City, ACE Living Plaza Bintaro, dan ACE Living Plaza Ahmad Yani Bekasi.
Untuk saat ini, ketentuan jenis produk yang dapat dimasukkan ke dropbox yaitu kipas angin, lampu LED, oven toaster, air cooler, setrika uap dan konvensional, kompor induksi, vacuum cleaner, high pressure cleaner, air purifier, hair dryer, air fryer, kamera CCTV dan baterai AA, AAA, C, D, 9V. ACE juga memberikan apresiasi berupa diskon tambahan 10 persen untuk produk baru dari jenis sampah elektronik yang telah dimasukkan ke dalam dropbox.
Advertisement
Diskon 10 Persen
"Jadi kalau punya kipas angin yang sudah rusak dari merek apapun bisa dibawa ke ACE, dan nanti bisa membeli produk yang sama dengan potongan harga 10 persen. Untuk sekali kunjungan, kita batasi satu orang maksimal membawa lima produk," kata Corporate Affairs, Communications, & Sustainability Kawan Lama Group Melinda Pudjo pada Liputan6.com di Bali, Kamis, 7 Desember 2023.
"Tapi untuk bisa mengikuti program ini harus jadi member ACE lebih duliu. Kita sekarang ini memang hanya kasih diskon 10 persen tapi bisa digabungkan dengan promo lainnya. Sejauh ini, sambutannya cukup bagus karena sayang banget kalau barang eletronik yang sudah rusak kita buang begitu saja, apalagi dampaknya kurang baik buat lingkungan," sambungnya.
Untuk mengelola sampah elektronik tersebut, ACE berkolaborasi dengan Mountrash, platform pengumpul sampah berbasis teknologi. Dengan dukungan pihak ketiga, sampah elektronik yang terkumpul di toko-toko ACE kemudian akan dibawa ke tempat pengumpulan dan akan dikelola lebih lanjut untuk meminimalisir dampaknya.
Menurut Gideon Wijaya selaku Founder & CEO Mountrash dalam keterangan tertulisnya, kolaborasi ini tentu sangat baik, karena mereka punya kepedulian dan tujuan yang sama, yaitu mengedukasi dan meningkatkan partisipasi dalam pengelolaan sampah yang bertanggung jawab yang dapat menciptakan ekonomi sirkular.
Jumlah Sampah Elektronik Semakin Meningkat
"Kita bisa mengolah sampah elektronik menjadi produk bernilai tambah melalui komunitas bank sampah, hingga membantu mewujudkan program sejuta bank sampah yang diinisiasi oleh Mountrash," jelasnya.
Gideon menambahkan, jika sampah elektronik tidak ditangani dengan baik, diprediksi jumlahnya akan mencapai 4,4 juta ton pada 2030. Mountrash berharap melalui kolaborasi dengan ACE, langkah Mountrash untuk sejuta bank sampah juga dapat semakin meluas.
Widayati, Ketua Kelompok Kerja Sampah B3 Direktorat Penanganan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK RI) menjelaskan bahwa volume atau jumlah sampah elektronik dari rumah tangga telah meningkat semakin pesat. Situasi itu membutuhkan komitmen bersama dalam penanganan sampah elektronik dari rumah tangga, sehingga tidak mengkontaminasi sampah lainnya dan lingkungan sekitar.
"Kami sangat mengapresiasi program Bisa Baik dengan ACE, melalui program ini masyarakat bisa lebih memahami dampak sampah elektronik dan diharapkan dapat turut berperan aktif dalam penanggulangannya," ujar Widayati.
Advertisement