Liputan6.com, Jakarta - Gunung Sangeang api atau Gunung Sangiang merupakan gunung berapi aktif yang berada di kompleks pulau Sangeang di Indonesia. Gunung ini terdiri dari dua kerucut vulkanik, Doro Api 1.949 mdpl dan Doro Mantoi 1.795 mdpl.Â
Sangeang Api adalah salah satu gunung berapi paling aktif di Kepulauan Sunda Kecil. Gunung ini sempat meletus pada tahun 1988 dan penduduk pulau dievakuasi. Tercatat letusan pertama pada tahun 1512 dan 1989 itu meletus 17 kali. Meletus lagi selama bulan Desember 2012 dan Mei 2014.
Masih banyak hal mengenai Gunung Sangeang Api selain lokasi dan ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Sangeang Api yang dirangkum Liputan6.com pada Selasa, 12 Desember 2023.
Advertisement
1. Lokasi Gunung Ada di Pulau Sangiang
Mengutip dari laman Backpacker Jakarta, Letak Gunung Sangeang Api berlokasi di Pulau Sangeang yang merupakan bagian dari Kepulauan Sunda Kecil. Pulau ini terletak sebelah timur laut dari Sumbawa di Laut Flores, dengan lebar kawasan mencapai 13 kilometer dan luas 153 km2.
Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Nama resmi pulau ini di pemerintahan Kabupaten Bima adalah Pulau Sangiang.
Dokumen paling awal menyebutkan mengenai Sang Hyang gunung api ditemukan pada abad ke-14 adalam melalui naskah Majapahit Nagarakretagama. "Gunung Api" juga muncul sebagai nama gunung di bab pertama dari novel "The Long Journey" oleh Johannes V. Jensen.
2. Letusan Membuat Penduduk Pindah ke Sumbawa
Seperti halnya pulau-pulau vulkanis di sekitarnya, misalnya pulau Palue, kesuburan lahan pulau Sangeang menjadikannya tempat hunian manusia khususnya di sisi selatan. Namun letusan tahun 1985 yang berlanjut hingga 1988 memaksa seluruh penduduk Sangeang dievakuasi secara permanen ke daratan pulau Sumbawa.
Sebab letusan besar tersebut menghamburkan lava, awan panas, hujan batu dan lahar yang mengalir ke sisi barat daya hingga mengubur lembah Sori Oi dan ke arah timur laut menimbuni lembah Sori Berano. Semenjak saat itu pulau Sangeang boleh dikata tak berpenghuni. Namun penduduk masih rutin menyambanginya di siang hari, terutama yang masih memiliki lahan pertanian di sana.
3. Letusannya Pernah Mengacaukan Penerbangan di Australia
Pada pertengahan Juni 2013, pihak berwenang telah menempatkan gunung berapi pada status 'siaga tinggi' untuk kemungkinan letusan Gunung Sangeang Api. Letusan besar terjadi sore hari dan para petani yang bekerja di pulau itu dievakuasi.
Abu dan asap cepat naik ke ketinggian 15--20 kilometer. Pada keesokan harinya, awan abu telah menyeberangi pantai utara-barat dari Australia di wilayah Kimberley, dan maskapai penerbangan membatalkan penerbangan menuju dan dari Darwin. Abu kemudian pergi sejauh Alice Springs di wilayah utara sehingga beberapa penerbangan dari Melbourne dan Adelaide menuju Bali juga sempat dibatalkan.
Advertisement
4. Terdapat Desa Wisata di Gunung Sangeang Api
Mengutip dari laman Jadesta Kemenparekraf, Selasa, 12 Desember 2023, meski penduduknya telah pindah ke Sumbawa, Pulau Sangeang atau Sangiang telah masuk dalam jajaran desa wisata di Indonesia. Disebutkan bahwa desa wisata Sangeang merupakan desa penghasil dan memproduksi kapal phinisi terbaik dan terbesar di Kabupaten tersebut.
Harga kapal yang mereka buat pun mencapai Rp3--5 miliar, di mana kapal buatan tangan masyarakat Sangeang merupakan keahlian turun temurun dan warisan nenek moyang. Desa wisata Sangiang juga merupakan desa penghasil tenun terabik dan jajan dodol wera menajdi makan favorit di Bima dan makanan khas di Bima.
5. Jadi Kawasan Wisata Unik
Selain Gunung Sangeang Api yang terkenal, kawasan sekirar di Pulau Sangiang tersebut akhirnya juga menjadi destinasi wisata menarik. Pulau itu sendiri terletak di Selat Sunda dan diapit oleh Pulau Sumatra dan Jawa. Dengan Luas mencapai 700 hektar, pulau ini merupakan destinasi wisata dengan jelajah pulau, snorkeling, hingga panorama matahari tenggelam sebagai andalannya.
6. Terdapat Gua Kekelawar
Mengutip dari laman Indonesia Kaya, alam Pulau Sangiang terbagi dalam tiga ekosistem yang mencakup hutan daratan rendah, hutan pantai, dan hutan payau. Keadaan ini membuat flora dan fauna di pulau ini hidup secara bebas dan terjaga. Fauna seperti lutung, landak, biawak, dan berbagai macam ular masih sering kita temui di pedalaman hutan Pulau Sangiang.
Begitu pun dengan aneka jenis biota laut di pulau ini. Karang-karang serta jenis ikan hidup dalam keadaan yang masih terlindungi. Hal yang sama juga bisa kita lihat pada objek wisata yang terdapat di Pulau Sangiang.
Di bagian timur pulau terdapat Gua Kelelawar yang menawarkan pengunjung sebuah pesona melihat langsung kehidupan langsung mamalia terbang ini di dalam gua. Keunikan gua yang harus digapai dengan jalan menembus hutan ini terlihat pada bagian ujungnya.
Lautan lepas dengan gulungan ombak yang sesekali muncul menerjang sisi tepi dinding gua menjadi panorama yang tidak dapat disaksikan pada gua-gua umumnya. Jika beruntung, pengunjung dapat melihat ikan hiu yang hilir mudik menunggu kelelawar jatuh untuk menjadi santapan.
Advertisement