Liputan6.com, Jakarta - Pengadilan Tinggi London memenangkan Pangeran Harry dalam kasus peretasan telepon yang dilakukan Surat Kabar Mirror Group (MGN) pada Jumat, 15 Desember 2023. Ia pun mendapat 180 ribu dolar AS, sekitar Rp2,8 miliar, sebagai ganti rugi atas 15 dari 33 artikel yang dipermasalahkan.
Menanggapi putusan tersebut, pengacara David Sherborne membacakan pernyataan dari pihak Harry di luar pengadilan. Duke of Sussex diketahui tidak hadir saat putusan dibacakan.
Baca Juga
"Kasus ini bukan hanya tentang peretasan. Ini tentang praktik sistemik dari perilaku yang melanggar hukum dan mengerikan, yang diikuti penyembunyian dan penghancuran bukti, yang skala mengejutkannya hanya dapat terungkap melalui proses ini," kata Sherbone, dikutip dari Page Six, Rabu (20/12/2023).
Advertisement
"Saya berharap temuan pengadilan ini akan jadi peringatan bagi semua organisasi media yang telah melakukan praktik ini, kemudian berbohong mengenai hal tersebut," lanjut pernyataan tersebut. "Komitmen saya untuk menyelesaikan kasus ini didasarkan pada keyakinan akan kebutuhan dan hak kolektif kita atas pers yang bebas dan jujur. Misi berlanjut."
Sementara, juru bicara MGN menyampaikan, "Kami menyambut baik keputusan hari ini yang memberi kejelasan yang diperlukan bagi bisnis untuk bergerak maju dari peristiwa yang terjadi bertahun-tahun lalu."
Harry pertama kali menuduh perusahaan media Inggris tersebut meretas telepon dan mencuri pesan suaranya pada Oktober 2019. Ia meyakini para jurnalis di surat kabar Mirror Group, termasuk Daily Mirror, Daily Record, Sunday Mirror, dan The People, terlibat dalam praktik yang tidak etis dan ilegal untuk mendapatkan informasi tentang dirinya untuk ulasan mereka.
Tidak Hadir di Sidang Pertama
Harry mengklaim aktivitas ilegal itu terjadi dalam kurun waktu 1991 hingga 2011. Sidang pertama dimulai pada 5 Juni 2023, tapi Harry tidak hadir karena ia harus menghadiri ulang tahun kedua Lilibet.
"Pengaturan perjalanannya sedemikian rupa dan pengaturan keamanannya sedemikian rupa sehingga sedikit rumit," kata pengacara kerajaan David Sherborne pada Hakim Timothy Fancourt saat itu.
Hakim menanggapi dengan mengatakan bahwa ia 'sedikit terkejut,' dan mencatat, ia telah memberi tahu Duke bahwa ia ingin Harry hadir di pengadilan selama kasus tersebut. Keesokan harinya, Harry mengambil sikap dan bersaksi di depan pengadilan mengenai serangkaian topik tentang kehidupan pribadinya, yang telah dibahas secara luas di surat kabar MGN.
Di antara kesaksian yang diberikannya, ia mengaku tidak lagi memercayai bagian dalam buku memoarnya, Spare, adalah benar. Harry sebelumnya berpikir bahwa seorang temannya di Eton College telah menjual cerita tentangnya. Namun, Harry bersaksi pada 6 Juni 2023 bahwa hal itu 'tampaknya bukan itu masalahnya.'
Advertisement
Deretan Klaim Protes Harry
Harry juga berbicara panjang lebar dalam pernyataan tertulis di pengadilan tentang mantan pacarnya Chelsy Davy, berbagi rincian tentang apa yang menyebabkan berakhirnya percintaan mereka. Harry, yang berkencan dengan Davy dari 2004 hingga 2011, mengatakan bahwa ia dulunya "bodoh" dan "tidak dewasa" sehingga ia menggoda wanita lain di sebuah pesta, tapi kemudian menyalahkan tekanan pers untuk perpisahan itu.
Harry juga mengecam pemberitaan media mengenai rumor bahwa James Hewitt adalah ayah kandungnya, bukan Raja Charles III. Ia pun mengakui di pengadilan bahwa ia pernah menyebut kepala pelayan ibunya sebagai "orang bermuka dua" dalam pesan suara. Harry kemudian menjalani pemeriksaan silang pada 7 Juni 2023 selama 7,5 jam.
MGN, yang kini dimiliki Reach, membantah melakukan kesalahan dalam sebagian besar tuduhan yang dibuat dalam kasus peretasan telepon, namun mengakui melakukan pengumpulan berita yang melanggar hukum dalam satu kasus. Pengacara MGN mengatakan pada hari pertama persidangan bahwa tabloid Sunday People menyewa penyelidik swasta untuk mengumpulkan informasi tentang Duke ketika ia berada di klub malam London pada 2004.
MGN mengatakan pihaknya 'tanpa syarat meminta maaf dan menerima bahwa (Harry) berhak atas kompensasi yang sesuai.'
Harry Kalah dalam Gugatan Berbeda
Sebelumnya, Pangeran Harry telah diperintahkan membayar tabloid Inggris Mail on Sunday lebih dari 48 ribu pound sterling untuk biaya hukum setelah ia kalah dalam upaya membatalkan sebagian pembelaan surat kabar tersebut dalam kasus pencemaran nama baik. Duke of Sussex menggugat penerbit surat kabar tersebut, Associated Newspapers Limited (ANL), atas sebuah artikel tentang pertarungan hukumnya dengan Kementerian Dalam Negeri mengenai pengaturan keamanannya di Inggris.
Dikutip dari Independent, 12 Desember 2023, hakim lalu memerintahkan suami Meghan Markle itu membayar sebesar 48.447 pound sterling (Rp947 juta) setelah gugatannya gagal. Kasusnya untuk mencabut sebagian pembelaan ANL yang disidangkan pada Maret 2023.
Pekan lalu, hakim Pengadilan Tinggi Hakim Nicklin memutuskan bahwa ANL dapat melanjutkan pembelaan "pendapat jujur" dalam kasus pencemaran nama baik, dengan Harry menggugat grup berita tersebut atas artikel yang terbit pada Februari 2022. Artikel itu berisi keputusan pemerintah untuk melepaskan fasilitas keamanan yang didanai pembayar pajak setelah Harry sekeluarga pindah ke AS.
Hakim Nicklin berpendapat bahwa ANL mempunyai "prospek nyata" untuk memperdebatkan pendiriannya dan kasus tersebut harus dibawa ke pengadilan. Hakim memerintahkan Harry membayar tabloid Inggris itu paling lambat pada 29 Desember 2023.
Advertisement