Liputan6.com, Jakarta - Indonesia kaya akan wisata alam, termasuk gunung yang tersebar di seluruh negeri. Salah satunya adalah Gunung Klabat, gunung tertinggi di Provinsi Sulawesi Utara. Gunung yang disebut sebagai Gunung Tamporok oleh masyarakat Minahasa Utara atau Tonsea ini memiliki ketinggian sekitar 2100 meter di atas permukaan laut.
Mengutip laman Gunung Bagging, Selasa, 30 April 2024, Gunung Klabat merupakan pendakian yang populer bagi penduduk setempat, termasuk dari Provinsi Gorontalo. Tempat ini juga populer di kalangan wisatawan yang menginginkan tantangan berbeda setelah menyelam di sekitar Bunaken maupun Selat Lembeh.
Gunung Klabat merupakan gunung api yang tidak aktif lagi. Secara lebih lengkap, berikut enam fakta menarik Gunung Klabat yang dirangkum dari berbagai sumber.
Advertisement
1. Asal-usul Nama Gunung Klabat
Kata Klabat diambil dari bahasa Tonsea "kalawat." Itu merupakan nama dari sejenis satwa lokal yang disebut babi rusa. Kata ini disebutkan para pelaut Portugis "calabets" sebagai nama gunung di Pulau Sulawesi.
Kata ini juga dinamakan sebagai nama pulau Calabes atau Calabes yang akhirnya jadi nama Pulau Sulawesi. Penamaan ini tertulis di buku karangan peneliti sejarah Sulawesi, David DS Lumoindong. Nama Klabat pun diabadikan jadi nama desa, Stadion Klabat di Kota Manado dan Universitas Klabat di Kota Airmadidi.
2. Titik Awal Pendakian
Gunung Klabat sangat mudah diakses, berjarak hanya satu jam perjalanan dari Manado dengan menyusuri jalan utama menuju Bitung. Selain kendaraan pribadi, Anda bisa menaiki bus reguler ke sana. Titik awal pendakian adalah kota Airmadidi yang ketinggiannya hanya 267 mdpl.
Akses Terbilang Mudah
Anda dianjurkan mendaftar secara gratis di buku tamu di kantor polisi di jalan utama. Polisi juga dapat merekomendasikan seorang pemandu. Mereka dapat bertindak sebagai porter. Anda juga dapat menyewa tenda dan kantong tidur, serta perlengkapan lain yang diperlukan selama pendakian.
3. Bisa untuk Pendakian Sehari
Jalur pendakian Gunung Klabar terbilang dalam kondisi baik, dengan beberapa tanjakan curam, namun tetap aman. Pendakian dapat diselesaikan dalam sehari, meski peningkatan ketinggian 1.750 mdpl menjadikannya cukup menantang.
Anda sebaiknya memulai pendakian lebih awal, sekitar pukul 7 pagi, untuk menghindari panas matahari yang terik.  Jalur populer dimulai dari Airmadidi, memerlukan waktu 4--5 jam untuk mendaki dan empat jam untuk turun.
Pendakian untuk melihat matahari terbit biasanya dimulai pukul 1 atau 2 pagi. Tentunya Anda membutuhkan senter dan energi untuk mendaki sepanjang malam. Jalur yang gelap membutuhkan kehati-hatian ekstra. Sementara itu, pendakian siang hari umumnya dilakukan pendaki sejak matahari terbit, yakni sekitar pukul 5 pagi.
Advertisement
4. Jalur Pendakian ke Puncak
Bila mendaki saat matahari terbit, pendaki diharapkan mencapai puncak sebelum awan tengah hari berkumpul di puncak. Saat ingin bermalam, perkirakan waktu yang cukup untuk mencapai puncak, termasuk mendirikan kemah dan melihat matahari terbenam.
Jalur ini mudah untuk diikuti begitu Anda berada di dalam hutan. Namun, melewati banyak jalur antara Airmadidi dan hutan sangatlah sulit tanpa bantuan masyarakat setempat, karena tidak ada rambu-rambu. Cuacanya juga sangat panas karena ketinggian yang rendah.
Di luar Airmadidi, jalan setapak mengarah ke jalan berkerikil sebelum berganti jadi beberapa ladang tanaman, lalu naik ke dalam hutan pada ketinggian sekitar 500 meter. Terdapat enam pos dalam perjalanan menuju puncak, meski ada beberapa tempat lain yang cocok untuk beristirahat, bahkan berkemah.
Pos yang diberi nomor adalah Pos 1 (557 mdpl), Pos 2 (916 mdlp), Pos 3 (1.050m), Pos 4 (1.206m), Pos 5 (1.520 mdpl) dan Pos 6 (1.910 mdpl). Air tersedia di dekat Pos 2 dengan belok kanan sekitar 100 meter dan Pos 3 dilengkapi bangku kayu untuk beristirahat.Â
5. Ada Danau Kawah
Pos 6 merupakan pos terakhir dan terletak di titik terendah dari bekas kawah. Hati-hati terhadap lintah, meski jumlahnya sedikit. Raspberry juga tumbuh di sini.
Jika belok kiri di sini, Anda bisa berjalan kaki menuju danau kawah yang agak berlumpur. Jalur ini baru akan meninggalkan hutan tepat sebelum puncak, meski hal ini berarti tidak banyak pemandangan luas selama pendakian. Hal ini juga berarti Anda dapat menghindari terik matahari sepanjang perjalanan.
Saat pendaki mencapai puncak yang ditumbuhi alang-alang, terdapat beberapa pemandangan menakjubkan ke arah kota Manado, serta Pulau Manado Tua, Lokon, Soputan, dan Danau Tondano yang berbentuk gitar, ditambah garis pantai timur.
Jalan setapak berlanjut di sepanjang punggung bukit melewati alang-alang, rumput, dan semak setinggi kepala. Titik tertinggi gunung ini dimahkotai titik pemicu semen yang besar.Â
6. Pemandangan di Puncak Gunung Klabat
Titik pandang terbaik sebenarnya adalah beberapa menit berjalan kaki dari puncak, sekitar 10 meter lebih rendah di sisi lainnya. Dari sini, Anda bisa mengagumi pemandangan seluruh semenanjung utara Sulawesi Utara.
Anda bahkan dapat melihat gunung berapi Pulau Karangetang di kejauhan ke arah utara dalam kondisi cerah saat fajar. Anda bisa melanjutkan perjalanan ke arah utara dan turun ke Kampung Klabat di sebelah utara puncak meski jalur ini jarang digunakan. Ya, sebagian besar pendaki kembali melalui jalan yang sama ke Airmadidi.Â
Advertisement