Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 10 hotel di kawasan The Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali akan menjadi tempat menginap tamu negara kategori VIP dan VVIP. Para delegasi ini dijadwalkan menghadiri World Water Forum ke-10 pada 18--25 Mei 2024.
"Hingga saat ini ada tujuh hotel untuk tamu VVIP dan tiga hotel untuk tamu VIP dan para delegasi," kata General Manager PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC) I Made Agus Dwiatmika di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu, 8 Mei 2024.
Seluruh hotel yang terkonfirmasi itu, lanjut dia, sedang meningkatkan kesiapan fasilitas maupun sistem pengamanan. Mereka menyiapkan mesin pemindai atau X-ray dan portal pemeriksaan keamanan atau security door.
Advertisement
Kawasan The Nusa Dua memiliki total sekitar 5.485 kamar yang tersebar di 22 hotel bintang lima. Di antaranya juga terdapat vila mewah serta memiliki fasilitas ruang pertemuan yang dapat menampung sekitar 21.000 delegasi.
Selain di hotel, fasilitas khusus ruang pertemuan tersebut juga ada di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) dan Bali International Convention Center (BICC) yang menjadi lokasi utama World Water Forum ke-10. Ia menambahkan BICC akan menjadi lokasi pertemuan para kepala negara yang dijadwalkan 20--21 Mei 2024.
Acara itu akan dilanjutkan dengan pertemuan bersama penanggung jawab proses politik, tematik, dan regional serta pertemuan bilateral beberapa kepala negara menyangkut masalah air. Sementara itu, di gedung BNDCC, BICC dan pusat perbelanjaan Bali Collection Nusa Dua serta di Pantai Kuta juga akan menjadi lokasi pembukaan pameran pada 20--25 Mei 2024.
Akan Ada Pawai Budaya
Parade budaya juga dijadwalkan dilaksanakan di kawasan The Nusa Dua pada 20 Mei 2024 pukul 17.00-18.00 WITA. "Pawai budaya itu akan menampilkan berbagai atraksi seni budaya yang akan memesona para delegasi dan menambahkan sentuhan lokal pada acara tersebut," katanya.
Sementara itu, dari sisi keamanan ITDC juga memiliki pusat kendali atau command center yang menawarkan fasilitas modern untuk memastikan keamanan dan koordinasi yang efisien selama penyelenggaraan World Water Forum ke-10.
Fasilitas itu dilengkapi dengan kamera pengawas (CCTV) terintegrasi, monitor televisi, radio komunikasi terintegrasi, tautan sistem informasi dengan BMKG dan BNPB berupa sistem peringatan dini tsunami, gempa bumi dan cuaca ekstrim.
Selain itu, satuan pengamanan ITDC yang diperkuat dengan sistem pengamanan mengerahkan anjing pelacak (K9), unit pemadam kebakaran dan patroli kawasan.
"Melalui kerja sama dan inovasi, kami berharap dapat memberikan kontribusi positif bagi masa depan bumi," imbuhnya. (Dewa Ketut Sudiarta, Biqwanto /TR/Elvira Inda Sari)
Advertisement
Akan Dibuka dengan Ritual Melukat
World Water Forum (WWF) kabarnya akan dibuka dengan menggelar ritual melukat. Pengumuman ritual penyucian diri tersebut sebagai salah satu side events disampaikan Ketua Bidang V Fair dan Expo Panitia Penyelenggara Nasional World Water Forum ke-10 sekaligus Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno.
"Dukungan utama yang akan diberikan Kemenparekraf adalah memfasilitasi para delegasi untuk menyelami prosesi melukat yang secara khusus memiliki makna spiritual bagi masyarakat Bali. Prosesi melukat ini nantinya akan melibatkan pemerintah daerah setempat," sebut Sandiaga dalam rilis pers yang diterima oleh Tim Lifestyle Liputan6.com, Rabu, 1 Mei 2024.
Sandiaga menjelaskan bahwa prosesi melukat atau Balinese Water Purification Ceremony merupakan ritual adat khas Bali berkonsep Rahina Tumpek Uye dan Upacara Segara Kerthi. Rahina Tumpek Uye merupakan konsep syukur dan terima kasih yang diberikan kepada binatang karena telah membantu hidup manusia. Sedangkan, Segara Kerthi adalah pemuliaan terhadap air baik yang di pesisir atau pun di daratan.
Melukat Berdasarkan Kepercayaan Bali
Kata 'melukat' sedang populer akhir-akhir ini. Sederet artis seperti Ariel Tatum, Raline Shah, hingga Cinta Laura Kiehl pernah membagikan foto mereka ketika melakukan kegiatan tersebut di Bali. Apa sebenarnya ritual tersebut dan apa fungsinya?
Dikutip dari disbud.bulelengkab.go.id, Senin, 6 Mei 2024, dalam kepercayaan masyarakat Hindu Bali, melukat merupakan upacara yang dilakukan untuk membersihkan jiwa dan pikiran dalam diri manusia. Tradisi ini dilakukan untuk membersihkan simpulan-simpul energi-energi negatif dari diri manusia dengan bantuan dari alam semesta.
Dengan melaksanakan melukat, berarti kita sudah mendekatkan diri Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang merupakan sumber kesucian bagi umat manusia. Prosesi melukat biasanya dilaksanakan pada hari-hari baik agama Hindu, misalnya seperti Purnama, Tilem, dan Kajeng Kliwon.
Upacara melukat dipimpin oleh seorang pemangku. Sesajian seperti prascita dan bayuan yang disiapkan dengan diberikan mantra-mantra akan diupacarai terlebih dahulu oleh pemangku.
Advertisement