Liputan6.com, Jakarta - Gunung Ambang merupakan sebuah gunung berapi kompleks dalam kawasan Cagar Alam Gunung Ambang yang terletak di ujung barat provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Gunung berapi ini mempunyai beberapa kawah dan lima bidang Solfatara.
Mengutip dari laman Gunung Bagging, Minggu, 19 Mei 2024, Gunung Ambang termasuk salah satu pendakian termudah di Sulawesi. Gunung ini memiliki ketinggian 1.765 mdpl.
Baca Juga
Hanya membutuhkan waktu sekitar 2--3 jam pendakian untuk mencapai puncak melalui kawah dari ujung jalan setapak dari titik pendakian di Desa Bongkudai Baru. Titik awal pendakiannya bisa dilalui dari Desa Purworejo dan Desa Bangkudai Baru.
Advertisement
Masih banyak hal mengenai Gunung Ambang selain lokasi maupun ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Ambang yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com dari berbagai sumber.
1. Hulu Sungai Poigar
Kawasan Gunung Ambang merupakan hulu bagi dua daerah aliran sungai yang saling berbatasan pada punggung kompleks pegunungan tersebut yaitu DAS Poigar yang berada di lereng sebelah timur komplek gunung. Lokasinya tepat di bawah kaki pegunungan Ambang terdapat sebuah reservoir yaitu Danau Moat yang menampung air dari daerah pegunungan di sekelilingnya.
Aliran utama DAS Poigar bermuara ke Laut Sulawesi di daerah pesisir Nanasi. Sementara DAS Dumoga Mongondow (DAS Lombagin) yang berada di sebelah barat lereng pegunungan ini mengalirkan air dengan sungai utamanya menuju daerah pesisir Inobonto dan bermuara di Laut Sulawesi.Â
Â
2. Keberadaan Danau di Gunung Ambang
Di bawah kaki Gunung Ambang terdapat Danau Moat yang berada di Moat, Modayag, Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara. Nama danau ini berasal dari kata dalam bahasa Mongondow, Mo'oat, yang bermakna "Tanah yang timbul di tengah air".
Di danau ini hidup Sidat Sogili (Anguilla celebesensis) yang mirip belut. Danau ini berada dalam ketinggian sekitar 1.100 mdpl, serta memiliki luas 617 hektare.
Di sebelah timur puncak gunung Ambang juga terdapat sebuah reservoir kecil di ketinggian sekitar 1450 mdpl, yaitu Danau Tabang yang menampung air dari lembah pegunungan di sekelilingnya di dalam DAS Gunung Ambang.
3. Titik Awal PendakianÂ
Mengutip dari laman ESDM, untuk mencapai puncak Gunung Ambang dapat pula dicapai melalui rute Desa Purworejo di Kecamatan Modayag, sebelah selatan Gunung Ambang sejauh 7 Km dengan waktu tempuh sekitar 5 jam. Selain rute ini terdapat rute lain melalui lereng sebelah timur dari Desa Bangkudai Baru yang jaraknya hanya 3 Km dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam. Dari sini, kawahnya sudah bisa dilihat dari jalan utama ke arah barat namun jalurnya dimulai dari timur gunung.
Advertisement
4. Potensi Wisata di Gunung Ambang
Gunung Ambang terkenal di kalangan masyarakat setempat, namun gunung ini tidak begitu terkenal secara nasional di banding gunung lainnya. Pendakian ke Gunung Ambang direkomendasikan karena keindahan alamnya, bahkan dterbilang mudah untuk pendaki pemula.
Gunung Ambang memiliki potensi alam luar biasa karena panoramanya bisa menjadi tempat rekreasi, agro dan penelitian ilmiah. Dalam rute pendakiannya, Anda akan menemukan kawasan hutan di ketinggian 1.254 mdpl.
Kawasan yang bisa dijadikan wisata di daerah Gunung Ambang adalah Danau Tuduago, Danau Mooat, Danau Tondok, Kawah Gunung Moyayat, Air Terjun Moyayat, Pemandian Air Panas Bangunanwuwuk dan agrowisata di sekitar Danau Mooat.
5. Letusan Terakhir Gunung Ambang
Dalam catatan pengamatan Gunung Ambang dimulai bulan Juli 1839. Sementara, peristiwa letusan terakhir terjadi sekitar tahun 1850-an.Â
Gunung Ambang merupakan kerucut gunung api muda (kwarter) yang aktivitasnya berkembang melalui sisa tubuh kaldera. Kerucut vulkanik ini tumbuh pada suatu tubuh gunung api lava yang telah terbentuk sebelumnya. Batuan vulkanik di Komplek Gunung Ambang merupakan hasil erupsi magmatik yang diperkirakan terjadi pada 240 ribu tahun yang lalu.
6. Bisa Melihat Spesies Burung Langka
Pulau Sulawesi di Indonesia, yang terletak di jantung Wallacea, terkenal dengan rangkaian spesiesnya yang unik. Setidaknya 88 spesies burung yang ada di sini tidak ditemukan di tempat lain di dunia.
Mayoritas burung endemik ini terbatas pada daerah pegunungan di pulau ini dan sudah tidak asing lagi bagi para pengamat burung yang mengunjungi Taman Nasional Lore Lindu yang mengesankan di Sulawesi Tengah (1-3). Namun, jauh dari Lore Lindu, masih banyak barisan pegunungan yang belum banyak dijelajahi.
Salah satunya di Cagar Alam Gunung Ambang yang juga terkenal dengan kehidupan burungnya. Pendaki mempunyai peluang besar untuk melihat elang jika Anda tinggal di area tersebut selama beberapa jam.Â
Cagar alam ini mudah dijangkau dari kota provinsi Kotamobagu, dan kunjungan ke Ambang dapat digabungkan dengan kunjungan ke stasiun penelitian Toraut di Dumoga Bone, yang sudah menjadi lokasi populer di kalangan pecinta burung.
Â
Advertisement