Masuk Museum Vredeburg Yogyakarta Hanya Bayar Rp1000, Simak Cara dan Ketentuannya

Museum Benteng Vredeburg sedang merayakan ulang tahun ke-32 dengan promo spesial.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 22 Nov 2024, 09:01 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2024, 09:01 WIB
Masuk Museum Vredeburg Yogyakarta Hanya Bayar Rp1000, Simak Cara dan Ketentuannya
Museum Benteng Vredeburg. (dok. IHA)

 

Liputan6.com, Jakarta - Berwisata tak harus keluar uang banyak. Ada cara hemat tapi penuh manfaat yang bisa dilakukan, yakni dengan mengunjungi museum. Terlebih, promo menarik sedang dihadirkan Museum Benteng Vredeburg di Yogyakarta.

Menyambut hari ulang tahun ke-32, Indonesian Heritage Agency (IHA) menghadirkan program bertajuk Promo Cerita. Itu sebagai bentuk apresiasi kepada masyarakat atas dukungan yang konsisten terhadap Museum Vredeburg sebagai ruang edukasi, rekreasi, sekaligus pelestarian sejarah bangsa.

Dalam rilis tertulis yang diterima Lifestyle Liputan6.com, Kamis, 21 November 2024, pengunjung Museum Vredeburg bisa masuk dengan hanya membayar tiket Rp1000. Promo itu terbatas untuk 500 tiket masuk saja dan dapat digunakan pada 23 November 2024. Pengunjung hanya bisa membeli lewat website Museum Benteng Vredeburg mulai 23 November 2024, pukul 07.00 hingga 17.00 WIB.

Penanggung Jawab Unit Museum Benteng Vredeburg, M. Rosyid Ridlo menyampaikan bahwa perayaan HUT ke-32 ini bermakna istimewa, karena museum hadir dengan wajah baru yang lebih menarik dan inovatif. "Kami berharap Museum Benteng Vredeburg terus menjadi ruang edukasi dan rekreasi yang relevan, sekaligus berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan tempat belajar sejarah yang menyenangkan dan inklusif," ujarnya.

Program ini juga sejalan dengan komitmen Indonesian Heritage Agency untuk mempromosikan dan melestarikan warisan budaya Indonesia. Kepala Bagian Umum Indonesian Heritage Agency, Brahmantara, menjelaskan, "Melalui program ‘Promo Ceria’, kami ingin museum menjadi lebih inklusif, menarik, dan dapat diakses oleh semua kalangan masyarakat. Hal ini merupakan langkah nyata untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya melestarikan sejarah dan budaya bangsa."

Pameran Memori Antik di Museum Naskah Proklamasi

Masuk Museum Vredeburg Yogyakarta Hanya Bayar Rp1000, Simak Cara dan Ketentuannya
Kunjungan ke Museum Naskah Proklamasi. (dok. IHA)

Sementara, Museum Perumusan Naskah Proklamasi menyelenggarakan Pameran Memori Antik Tokoh Proklamasi pada 14 November hingga 14 Desember 2024. Pameran yang berlangsung di lantai 2 museum menghadirkan kenangan akan tokoh-tokoh penting dalam sejarah proklamasi.

Pameran ini menghadirkan koleksi pribadi milik tokoh-tokoh proklamasi yang tak hanya memiliki nilai historis tinggi, namun juga menggambarkan aspek personal dari para tokoh yang selama ini jarang diungkap. Bekerja sama dengan keluarga para tokoh, Munasprok menghadirkan koleksi antik yang penuh makna dan nilai historis, seperti benda-benda pribadi yang jarang diketahui publik, sehingga masyarakat dapat melihat sisi lain kehidupan pribadi tokoh proklamasi.

Kepala Bagian Umum Indonesian Heritage Agency, Brahmantara menjelaskan koleksi yang ditampilkan dikategorikan dalam tiga bagian utama, yakni aktivitas, atribut, dan artistik. "Setiap kategori dirancang untuk memberikan perspektif unik mengenai kehidupan para tokoh di luar aktivitas formal mereka," katanya.

Pada kategori aktivitas, pengunjung dapat melihat benda-benda yang menggambarkan keseharian para tokoh dalam konteks perjuangan, seperti koleksi Tas Kulit Suwiryo. Kategori atribut menampilkan benda-benda yang menjadi identitas atau ciri khas tokoh, seperti pakaian, Topi Supomo, Tongkat Teuku Moh. Hasan, atau peralatan lain yang sering mereka gunakan. Sementara, kategori artistik memperlihatkan sisi seni, mencakup koleksi foto pembukaan menjelang pembacaan naskah proklamasi milik Suwiryo, Keris Soetardjo, dan cap tanda tangan Hamidhan.

 

Program Jebol Keran di Museum Benteng Vredeburg

Lebih Inklusif, Museum Vredeburg Jogja Luncurkan Program Jebol Keran hingga Fasilitas Ramah Disabilitas
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta mengundang kelompok disabilitas untuk berkunjung. (dok. IHA)

Sebelumnya, Museum Benteng Vredeburg meluncurkan program bertajuk Jebol Keran, singkatan dari Jemput Bola bagi Kelompok Rentan. Tujuannya untuk memudahkan akses kelompok rentan ke museum.

Program itu menawarkan penjemputan gratis dari sekolah atau tempat yang disepakati, tiket masuk tanpa biaya, pemanduan khusus di museum, dan pengantaran kembali ke sekolah. Inovasi layanan itu untuk memastikan bahwa kunjungan ke museum menjadi pengalaman yang menyenangkan dan berkesan.

Dilaksanakan sebulan sekali, program ini khusus ditujukan bagi kelompok rentan disabilitas dan lansia di wilayah Yogyakarta. Penanggung Jawab Unit Museum Benteng Vredeburg, M. Rosyid Ridlo, menjelaskan bahwa adanya fasilitas dan program yang inklusif merupakan bagian dari upaya Museum Benteng Vredeburg untuk terus relevan dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

"Kami ingin memastikan bahwa setiap orang, tanpa terkecuali, dapat menikmati Museum Benteng Vredeburg dengan pengalaman yang menyenangkan. Dengan menghadirkan fasilitas yang inklusif, kami berharap semakin banyak masyarakat yang bisa menikmati rekreasi dan edukasi sejarah bangsa yang menyenangkan, aman, dan nyaman di museum," ujarnya, dalam rilis yang diterima Lifestyle Liputan6.com, Jumat, 30 Agustus 2024.

Ragam Fasilitas Pendukung Kaum Disabilitas

Wajah baru Museum Vredeburg di Yogyakarta
Wajah baru Museum Vredeburg di Yogyakarta. (Dok: Indonesian Heritager Agency (IHA))

Untuk mendukung fasilitas dan program yang inklusif, Museum Vredeburg membekali seluruh pegawai museum dengan pelatihan sensitivitas disabilitas guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mereka dalam memberikan layanan yang lebih baik kepada pengunjung disabilitas. Pelatihan ini meliputi materi tentang empati, regulasi hak disabilitas, ragam disabilitas, serta teknik komunikasi dengan beragam jenis disabilitas, yang disampaikan oleh ahli di bidang pendidikan luar biasa. 

Pihak museum juga menyiagakan petugas berompi merah yang bertuliskan 'Sigap Keren'. Mereka bertugas membantu pengunjung dari kelompok rentan, tidak hanya kaum disabilitas, tetapi juga lansia, untuk memastikan bahwa mereka dapat menikmati seluruh fasilitas dengan aman dan nyaman.

"Ke depan, museum juga berencana mengadakan pelatihan bahasa isyarat untuk menghilangkan hambatan komunikasi dengan pengunjung disabilitas rungu/wicara," kata Rosyid. 

Sebelumnya, pihak museum menyediakan serangkaian fasilitas khusus yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan kaum disabilitas sebagai bagian dari revitalisasi. Salah satunya adalah parkir khusus yang dekat dengan pintu masuk. Tersedia pula toilet yang ramah disabilitas dan loket priroitas yang memastikan kemudahan akses. Bagi kelompok tuna netra, tersedia jalur pemandu (guiding block) dan jalur landai yang memungkinkan mobilitas lebih mudah di seluruh area museum. 

Infografis Museum di Indonesia
Infografis Museum di Indonesia. (Dok: Abdillah/Tim Grafis Liputan6.com)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya