Liputan6.com, Jakarta - Pelayanan kantor Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jakarta Timur terganggu. Sebabnya sebagian besar pegawai sedang piknik ke Gunung Bromo. Pelayanan pun baru bisa terlayani pada Senin 24 Maret 2014.
Seperti yang terlihat di ruangan lantai 4 Gedung B Walikota Jakarta Timur. Di depan lobi, hanya ada 2 siswi SMK yang berjaga di meja resepsionis. Kondisi di dalam kantor pun tampak sepi. Sebagian besar meja tak berpenghuni.
Warga yang datang bermaksud ingin mengurus berbagai keluhan ketenagakerjaan hanya menemui 2 siswi itu. Warga pun terpaksa menelan kecewa karena pengaduan baru dilayani pada Senin pekan depan.
"Pegawainya sepi semua, cuma ada 2 orang. Jadi pelayanannya ditunda hari Senin. Di sini cuma berdua jaga di sini," ujar seorang pelajar yang enggan disebut namanya itu, Jumat (21/3/2014).
Petugas Pamdal (Pengamanan Dalam) baru tampak menggantikan posisi kedua siswi itu sekitar pukul 11.20 WIB. Saat coba melihat ke dalam, 2 pegawai tiba-tiba saja keluar dari salah satu ruang kantor.
Pengawai yang mengenakan baju koko putih itu menghampiri wartawan dan memukul kamera milik wartawan televisi yang juga meliput. Cekcok sempat terjadi sampai akhirnya sang pegawai masuk ke kantor.
Penolakan itu dirasakan Abdul, salah satu karyawan konveksi di Cakung. Dirinya ingin mengadukan adanya PHK di tempat kerjanya.
"Saya mau ngadu ke sini soal tempat kerja saya tidak memberikan kejelasan nasib saya," kata Abdul.
Abdul mengatakan, sangat berharap ada bantuan dan solusi dari Sudin Tenaga Kerja Jakarta Timur. Tapi, nyatanya dirinya tak mendapat respons dan malah disuruh kembali.
"Sampai sini kita dicuekin gitu aja. Satpamnya malah suruh saya balik Senin besok," ungkapnya.
Tetap Melayani
Kepala Sub Bagian Tata Usaha Sudin Ketenagakerjaan Posmar Sinambela membenarkan adanya kegiatan itu. Tapi tidak seluruhnya pegawai pergi.
"Memang benar ada pegawai yang berekreasi ke Gunung Bromo. Tapi tidak semua. Dari 48 pegawai yang izin ada 24 pegawai," lanjutnya.
Meski setengah pegawainya tidak hadir kerja, dia membantah pelayanan masyarakat terganggu. Pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan.
"Sampai siang ini sudah ada 9 orang yang kami layani. Jadi tidak ada penolakan atau penundaan pelayanan," tandas Posmar. (Shinta Sinaga)