Kondisi Belum Aman, Penghuni Asrama Polsek Biau Mengungsi

Tindakan anarkis massa yang merusak Markas Polsek Biau di Kabupaten Buol memaksa keluarga polisi yang bermukim di asrama mengungsi.

oleh M Taufan SP Bustan diperbarui 20 Apr 2014, 06:23 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2014, 06:23 WIB
polsek biau
Kondisi Mapolsek Biau, Kabupaten Buol, Sulteng, yang menjadi sasaran amuk massa (M Taufan SP Bustan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Palu - Penyerangan ratusan warga ke Markas Polsek Biau di Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah, tak hanya membuat bangunan polsek rusah parah. Tindakan anarkis itu juga memaksa keluarga polisi yang bermukim di asrama Polsek Biau mengungsi.

"Semua keluarga anggota sudah kita suruh mengungsi ke tempat aman. Mereka bisa kembali setelah situasi sudah benar-benar kondusif," aku Kapolres Buol AKBP Ferdinan Pasule saat dihubungi Liputan6.com dari Palu, Minggu (20/4/2014) dini hari.

Menurut dia, keluarga polisi yang terdiri dari istri dan anak-anak diminta mengungsi demi mengantisipasi adanya korban, terkait serangan massa yang lebih besar masuk ke dalam lingkungan Polsek Biau.

"Sangat berbahaya kalau ada serangan lagi dan brutal, apalagi massa di depan kantor Polsek Biau bertambah banyak. Makanya semua keluarga anggota saya suruh mengungsi," tegas Ferdinan.

Dia mengaku, pihaknya masih berjaga di lokasi dan terus melakukan pendekatan persuasif agar massa mau membubarkan diri. "Arahan terus dilakukan, namun warga tidak ada yang bergerak bubar dan masih ramai terkumpul di depan kantor Polsek," ujar dia.

Karena itu, dirinya juga berusaha meminta tambahan personel untuk mengamankan situasi. "Saya sudah melapor ke Kapolda Sulteng terkait kondisi saat ini di Buol dan sudah meminta bantuan personel juga," jelasnya.

Ia mengatakan, permintaan bantuan terpaksa dilakukan karena jumlah personel yang dimiliki Polres Buol untuk pengamanan di depan kantor Polsek Buol hanya 100 orang ditambah 50 personel BKO Brimob Polda Sulteng.

"Jelas kami tidak bisa menahan ratusan warga yang terus mencoba menyerang dengan melempar batu dan bom molotov, makanya harus ada bantuan. Bantuan terdekat kami minta dari Polres Kabupaten Tolitoli karena hanya berjarak 5 jam dari TKP," urainya.

Peristiwa ini bermula dari pertandingan sepakbola Divisi II Liga Indonesia antara Persatuan Sepak Bola Buol (Persbul) dan Persatuan Sepak Bola Bayuwangi (Persiwangi) di kandang Persbul di Buol, petang tadi.

Dalam pertandingan ini, Persbul kalah dengan skor 1-2. Atas kekalahan kandang itu, suporter Persbul yang tidak lain adalah warga Buol tidak menerima hingga akhirnya ribut dan berujung bentrok dengan polisi yang memberikan pengamanan dalam pertandingan.

Massa kemudian mengarah ke Polsek Biau dan melempari kantor itu dengan batu dan bom molotov hingga rusak parah. Tercatat 2 warga terluka akibat lemparan batu dan sejumlah kendaraan milik aparat dibakar massa.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya