Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menampik tudingan Asosiasi Rope Access Indonesia (ARAI) dan Asosiasi Pengusaha Klining Service Indonesia (Apklindo) yang menyebutnya tidak nasionalis.
Tudingan itu dilontarkan ARAI gara-gara Ahok lebih memilih perusahaan asing asal Jerman, Kaercher, untuk membersihkan Tugu Monumen Nasional (Monas), ketimbang perusahaan dalam negeri.
Membela diri, Ahok mengatakan, hal tersebut tidak terkait nasionalis atau tidak, melainkan yang dilihat adalah profesionalitas perusahaan, dan itu dapat dilihat dari reputasinya.
"Ini bukan masalah nasionalis. Bukan sekadar perusahaan mengklaim diri profesional tanpa memiliki reputasi," kata Ahok di Balaikota DKI Jakarta, Kamis (24/4/2014).
Ahok menambahkan, "Kalau melihat ukuran profesional, apa mereka pernah mengerjakan monumen nasional dunia? Itu saja."
Dari ukuran profesional, ujar mantan bupati Belitung Timur itu, Kaercher telah membuktikan reputasinya dengan pernah membersihkan beberapa bangunan terkenal dan bersejarah di berbagai belahan dunia.
Selain itu, Kaercher juga dinilai telah memenuhi syarat Pemprov DKI Jakarta untuk membersihkan Monas. Salah satunya, tidak meminta bayaran, namun diberikan dalam bentuk corporate social responsibility (CSR).
"Profesional yang ditunjukkan bukan hanya dari panjat tebing, tapi mereka pernah mengerjakan monumen nasional dunia. Itu saja. Saya tidak mau ambil risiko kalau cuma ngaku-ngaku. Kalau cuma manjat, banyak yang bisa," cetus Ahok.
Baca Juga
Pernah Disentuh Kaercher
Terhitung sejak 1992, Monumen Nasional tidak pernah dibersihkan. Monas pernah dibersihkan 22 tahun lalu oleh Kaercher juga.
Tahap pertama pembersihan Monas akan dimulai dari bagian bawah dan lingkungan sekelilingnya pada 5 Mei 2014. Kemudian, pembersihan Tugu Monas setinggi 132 meter berlangsung pada 9 Mei 2014.
Seluruh kegiatan menggunakan teknologi peralatan pembersih yang mampu menghasilkan air panas bertekanan tinggi. Setelah itu, tim pembersih akan mengeringkan sisa air kotor dengan mesin sikat dari Kaercher.
Dalam keterangan pers, pihak ARAI dan Apklindo mengaku ingin membersihkan Monas sejak 2010 dalam bentuk CSR. Tapi tidak kunjung terwujud karena rumitnya birokrasi Pemprov DKI. Belakangan mereka terkejut, pembersihan ternyata dilakukan perusahaan asing.
"Pak Wagub begitu menganaktirikan kami, yang notabene adalah orang Indonesia yang punya keahlian rope access. Bukan sekadar kumpulan pecinta alam yang bisa manjat doang," kata Sekretaris Apklindo Tommy Harjana.
Advertisement
(Shinta Sinaga)