Lokalisasi Pucuk di Jambi Akan Disulap Jadi Islamic Center

Lokalisasi Pucuk ini merupakan lokalisasi yang sudah lama berdiri dan terbesar di Provinsi Jambi.

oleh Bangun Santoso diperbarui 08 Mei 2014, 02:41 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2014, 02:41 WIB
lokalisasi
Ilustrasi

Liputan6.com, Jambi - Walikota Jambi Sy Fasha diam-diam memiliki rencana besar. Yakni menyulap kawasan lokalisasi Payosigadung atau sering disebut Pucuk menjadi tempat pusat kajian Islam (Islamic Center).

Lokalisasi Pucuk ini merupakan lokalisasi yang sudah lama berdiri dan terbesar di Provinsi Jambi. Berlokasi di RT 5, Kelurahan Rawasari, Kecamatan, Kotabaru, lokalisasi ini dihuni sekitar 1.500 penjaja 'kehangatan'.

"Memang tidak serta-merta ditutup. Kami masih menunggu pengesahan APBD-P dan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Prostitusi dan Tindakan Asusila disahkan oleh DPRD," ujar Walikota Jambi Sy Fasha di Jambi, Rabu (7/5/2014).

Menurut dia, pada tahap awal, Pemkot Jambi akan menggelar sosialisasi kepada warga penghuni Pucuk. Sosialisasi ini, bisa berjalan antara dua sampai tiga kali pertemuan.

Tidak itu saja, sejumlah pengusaha tempat hiburan di lokalisasi ini juga akan dikumpulkan. "Mereka (pengusaha) akan dilakukan pendekatan serius. Pemkot Jambi akan memberikan ganti rugi usaha mereka. Nanti kita akan bebaskan lahannya," jelas Fasha.

Lebih lanjut Fasha menjelaskan, mengalihfungsikan lokalisasi Pucuk merupakan salah satu tujuan utama Pemkot Jambi. Dengan mengubah lokalisasi itu menjadi tempat kajian Islam, itu akan lebih memberi manfaat.

Dosen IAIN Sultan Thaha Syaifuddin (STS) Jambi Hasbullah menilai, rencana alih fungsi lokalisasi Pucuk menjadi Islamic Center merupakan langkah yang patut didukung.

"Saya secara pribadi sebagai ulama sangat mengapresiasi langkah positif yang direncanakan oleh Pemkot Jambi ini. Kami siap mendukung langkah baik ini," kata Hasbullah yang juga salah satu ustadz kondang di Jambi.

Menurutnya, mengganti tempat maksiat menjadi pusat ibadah merupakan langkah yang baik dan benar. Penutupan lokalisasi, bukan berarti akan menutup mata pencaharian warga yang menempati kawasan tersebut.

"Kedengarannya memang menakutkan bagi warga Pucuk akan tetapi sebenarnya tidak. Padahal hanya dijadikan pusat kajian Islam dan menjadi tempat kerajinan Islam. Masyarakat di sana nanti juga akan diuntungkan," jelasnya.

Meski demikian, Hasbullah mengingatkan agar rencana tersebut benar-benar disusun secara matang dan didukung manajemen yang baik. "Jadi harus ada kontrol yang baik. Jangan sebatas rencana setelah diubah justru tidak bermanfaat, tentunya semua akan merugi," tambahnya.

Berdasarkan beberapa catatan, lokalisasi Pucuk di Kota Jambi mulai merebak jadi ikon bisnis esek-esek terbesar di Jambi sejak 50 tahun lalu. Jumlah wanita malam di kawasan ini tercatat terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sebagian besar PSK didatangkan dari sejumlah daerah di bagian barat Pulau Jawa.

Meski menuai pro-kontra, nyatanya setiap gelaran Pemilu tiba, lokalisasi seluas kurang lebih 5 hektar ini menjadi salah satu lahan rebutan suara.

Rencana alih fungsi lokalisasi ini sendiri sudah didengungkan sejak beberapa tahun terakhir sebelum masa kepemimpinan Walikota Jambi, Sy Fasha.

Bagi sejumlah penghuni Pucuk, rencana ini adalah petaka besar yang bisa mematikan pencaharian mereka. Belum lama ini, puluhan 'gadis' Pucuk sempat mendatangi gedung DPRD Kota Jambi untuk mengadukan nasib dan menolak alih fungsi itu.

"Jadi jangan sekadar menutup tempat kami mencari makan, cari dong solusi yang baik. Beri kami pekerjaan yang layak," ujar Ria salah satu warga lokalisasi Pucuk ketika di gedung DPRD Kota Jambi belum lama ini. (Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya