Ahok: Pelarangan Ekskul Pecinta Alam di Jakarta Hanya Sementara

Dinas Pendidikan DKI Jakarta sejak sepekan lalu melarang kegiatan ekstrakulikuler pecinta alam di seluruh sekolah di Ibukota.

oleh Andi Muttya Keteng diperbarui 01 Jul 2014, 16:43 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2014, 16:43 WIB
Ahok
Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Danu Baharuddin/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Dinas Pendidikan DKI sejak sepekan lalu melarang kegiatan ekstrakulikuler pecinta alam di seluruh sekolah di Ibukota, menyusul meninggalnya Afriand Caesar Alirhami (16), siswa kelas 1 SMAN 3, ketika mengikuti pelatihan ekskul serupa selama satu pekan di Tangkuban Parahu, Jawa Barat.

Namun, menurut Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, pelarangan itu hanya bersifat sementara menunggu evaluasi terhadap aktivitas ekstrakulikuler (ekskul) tersebut. Bukan berarti ekskul pecinta alam dihapuskan selamanya.

"Bukan menghapus, tapi tunda dulu, kaji, siap nggak guru-gurunya?," ungkap Basuki alias Ahok di Balaikota Jakarta, Selasa (1/7/2014).

Dia mengatakan, seharusnya, pihak sekolah terutama guru pembimbing ekskul pecinta alam melakukan survei terlebih dulu terkait rute-rute yang aman untuk dilalui para siswanya. Bahkan, guru pembimbing juga sebaiknya ikut mendaki bersama anggota ekskul.
 
"Aku ini anak gunung, anak geologi. Jadi kalau kita di geologi, senior itu suruh kita jalan, dia ikut jalan. Ini enak saja guru sendiri kagak jalan, nyuruh orang jalan, tahu nggak medannya kayak apa. Makanya kita mesti tahan dulu," jelasnya.

Selain itu, seperti yang diterapkan ketika dirinya masih menjadi mahasiswa Jurusan Geologi, ketika mendaki gunung mencari bebatuan tak hanya dosen pembimbing, ada pula anggota TNI yang berpengalaman mendampingi mereka. Maka, pihaknya sementara ini akan mempelajari kesiapan tiap sekolah untuk menerapkan ekskul pecinta alam. Mulai dari guru pembimbing yang berpengalaman, kelengkapan keamanan pendakian, pendampingan Mapala perguruan tinggi atau anggota TNI.

"Jadi tunda dulu sebentar, pelajari seperti apa, gurunya siap nggak? Kalau nggak siap, mesti pakai pihak organisasi, jangan sok gurunya nggak ngerti, kagak jalan juga. Sama kaya toko, nggak ada barang, jual gimana? Tutup toko dong. Tapi kalau ada barang gimana? Jualan lagi, seperti itu," jelas Ahok.

Afriand Caesary Al Irhami, pelajar kelas I SMA Negeri 3 Jakarta Selata meninggal dunia dalam perawatan di rumah sakit, Jumat 20 Juni lalu. Korban dilarikan ke rumah sakit setelah kondisi tubuhnya menurun usai mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pecinta alam.

Kegiatan tersebut dilakukan di Desa Ciranjang, Cianjur hingga kawasan wisata Tangkuban Perahu, Bandung, Jawa Barat. Dari tubuh korban juga ditemukan sejumlah luka lebam. Sehingga kasus tersebut langsung dilaporkan pihak keluarga ke Polres Metro Jakarta Selatan. (Ein)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya