Harnaniek, Pejuang 45 yang Hidup Memprihatinkan

Harnaniek yang tak lain cucu pahlawan nasional Sodanco Supriyadi, mendapat bantuan pemerintah sebesar Rp 250.000 setiap bulannya.

oleh Liputan6 diperbarui 17 Agu 2014, 18:09 WIB
Diterbitkan 17 Agu 2014, 18:09 WIB
Pejuang Pahlawan 45 Prihatin - Liputan6 Petang
(Liputan6 TV)

Liputan6.com, Sidoarjo - Di usia kemerdekaan RI ke-69, kehidupan Harnaniek, seorang veteran pejuang wanita, memprihatinkan. Meski demikian, wanita berusia 85 tahun ini tak pernah menuntut.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Minggu (17/8/2014), setiap tahun, undangan menghadiri upacara hari kemerdekaan di Istana Negara Jakarta atau di Pendopo Kabupaten Sidoarjo, selalu hadir di rumah berukuran 3X3 meter di Desa Banjarkemantren, Kecamatan Buduran.

Tak banyak yang bisa ia banggakan, kecuali sejumlah foto semasa muda hingga zaman penjajahan, serta seperangkat meja kursi dan perabotan untuk menyimpan buku dan koleksi foto.

Wanita yang lahir pada tanggal 8 Agustus 1930 silam ini cukup semangat saat bercerita masa perjuangan, ketika ia bergabung dengan Korps Pejuang Srikandi, usai lulus dari sekolah HIS di Jember, Jawa Timur.

Sepeninggal sang suami, Nitisuwito pada 1987, praktis wanita tua ini tinggal sendirian. 2 anaknya tidak bisa menemani Harnaniek menghabiskan masa tua karena mereka tinggal berjauhan.

Harnaniek mendapat bantuan pemerintah sebesar Rp 250 ribu setiap bulan. Sementara untuk menutupi kebutuhan sehari-hari, ia membuka praktik pengobatan alternatif. (Yus)

Baca juga:

Inilah Tentara Jepang Pembela Indonesia di Zaman Perang Dunia II

Veteran Banten: Tak Punya Rumah, Pensiun Hanya Rp 250 Ribu

Suka Duka Paskibraka, Cerita Horor Sampai Bonus Presiden

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya