Wamenlu Ingin Lebih Banyak Politisi di Bali Democracy Forum

Harapan ini disampaikan Wamenlu Dino Patti Djalal saat menutup perhelatan Bali Democracy Forum VII.

oleh Liputan6 diperbarui 11 Okt 2014, 18:05 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2014, 18:05 WIB
Dino Patti Djalal
Wamenlu Dino Patti Djalal. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah).

Liputan6.com, Nusa Dua - Ajang demokrasi tahunan Forum Demokrasi Bali ketujuh (Bali Democracy Forum VII) yang dilaksanakan di Bali International Convention Center, Denpasar, Bali, ditutup oleh Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI Dino Patti Djalal, siang tadi.

Kesimpulan sementara yang dapat ditarik dari forum yang berlangsung 2 hari itu, menurut Dino, adalah persamaan pendapat dari hampir seluruh negara peserta bahwa pembangunan politik demokratis harus beriringan dengan pembangunan ekonomi dan sosial.

"Pada intinya hampir semua (peserta) percaya bahwa pembangunan politik demokratis dan pembangunan sosial ekonomi harus berjalan bersamaan, cuma caranya yang berbeda-beda," ujar dia.

Wamenlu Dino juga mengatakan karena tema BDF VII yang mengandung pembahasan mengenai dinamika politik, diharapkan pada forum yang akan datang akan lebih banyak politisi yang terlibat di forum tersebut. "Dalam BDF selanjutnya harus lebih banyak politisi yang dilibatkan," ucap Dino.

Dino berpendapat keberadaan politisi sangat dibutuhkan dalam perhelatan tersebut, karena urusan mengenai perkembangan demokrasi biasanya lebih dimengerti oleh politisi.

"Ini kan mengenai politik demokrasi, dan politisi jauh lebih memahami isi perut politik, pemerintahan dan parlemen daripada para diplomat atau menlu. Harapannya ke depan lebih banyak orang-orang politik yang ambil andil di sini," kata mantan Duta Besar RI untuk Amerika Serikat itu.

Dino pun menyebutkan, dalam Forum Demokrasi Bali yang berlangsung tahun ini, para peserta forum fokus membahas kesinambungan antara perkembangan ekonomi, sosial dan demokrasi.

Forum Demokrasi Bali VII berlangsung pada 10-11 Oktober 2014 di Bali International Convention Center (BICC), dengan tema 'Evolving Regional Democratic Architecture: The Challenges of Political Development, Public Participation, and Socio-Economic Progress in the 21st Century'.

Forum demokrasi tahunan ini dihadiri oleh 85 negara yang terdiri dari negara peserta dari kawasan Asia-Pasifik dan negara pengamat dari luar kawasan Asia-Pasifik, serta 8 organisasi internasional.

Dalam pertemuan 2 hari itu, para pemimpin dan delegasi dari berbagai negara membahas beberapa subtema. Salah satunya mengenai tantangan pembangunan politik dan kemajuan sosial ekonomi, terutama negara-negara di kawasan Asia-Pasifik.

Bali Democracy Forum yang diprakarsai oleh Indonesia pada 2008 merupakan forum regional tahunan yang bersifat inklusif dan terbuka untuk membahas perkembangan demokrasi. (Ant/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya