IPB Temukan Alat Penyerap Gelombang Radar

Alat penyerap gelombang radar itu menggunakan bahan dari cangkang udang dan material tulang ikan.

oleh Andi Muttya Keteng diperbarui 13 Okt 2014, 05:54 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2014, 05:54 WIB
Misteri penampakan mirip kupu-kupu di radar
Misteri penampakan mirip kupu-kupu di radar (US National Weather Service Saint Louis Missouri)

Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Moeldoko memberikan penghargaan kepada 10 orang atas inovasi mereka dalam bidang alat utama dan non-alat utama serta kebijakan. Moeldoko mengaku dari 10 karya inovatif itu yang menarik ialah ditemukannya alat penangkal radar.

"Mungkin rekan-rekan tidak percaya. Dari hasil evaluasi tim juri, telah menemukan karya cipta alat menghindari radar," ungkap Moeldoko di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Minggu (12/9/2014).

Alat penyerap radar ini merupakan temuan dari tim dosen dan mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB). Mereka adalah Bambang Riyanto, Akhiruddin Maddu, dan Esa Ghanim Fadhallah. Yang menarik alat itu tersebut dari material organik dengan bahan dasar Chitosan (cangkang udang) dan hidroksiapatit (material tulang ikan).

Salah seorang juri lomba inovasi panglima TNI ini, Avanti Fontana, menjelaskan alat tersebut berbentuk lempengan plastik setebal 0,4 sentimeter. Penggunaanya ditempelkan di alutsista, seperti tank dan pesawat untuk menyerap gelombang radar.

"Material organik penyerap gelombang radar itu kan sampah. Cangkang udang sama material ikan. Nah sampah itu ternyata bisa menjadi emas. Ini akan membangun perikanan militer. Ternak udang, ternak ikan. Kalau ini pemanfaatannya tidak hanya untuk TNI tapi masyarakat luas lewat budidaya," jelas Dosen Strategi dan Manajemen Inovasi Universitas Indonesia itu.

Penerima penghargaan lainnya ialah Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Darat dengan temuan Rancang Bangun Senjata Dopper, Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Laut dengan Pembuatan Prototipe Swamp Boat, Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Udara dengan temuan Pembuatan Bom Tajam BT-500 untuk Pesawat Standar NATO, Kapten Ctp Edi Nursantosa dengan inovasi Pendekatan Indeks Vegetasi Citra Satelit Penginderaan Jarak Jauh untuk Mendeteksi Samaran Pasukan di Medan Tertutup.

Kemudian kepada Kolonel Laut (T) Abdul Rahman dan Tim dengan inovasi Rancang Bangun Pos Angkatan Laut Mandiri Energi Guna Meningkatkan Fasilitas Pangkalan di Lokasi Terpencil, Kapten Lek Ramayuda Rahmad dan Tim dengan inovasi Server DEPOHAR 40 sebagai Integrator Jaring Komunikasi dalam Mewadahi Jaringan C4ISR (Command, Control, Communications, Computers, Intelligence, Surveillance and Reconnaissance).

Untuk kategori masyarakat, penghargaan diberikan kepada Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia dengan inovasi Siaran Suara Perbatasan RRI, Kabupaten Belu Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai Daerah pendukung tugas pokok dan fungsi TNI di wilayah perbatasan Indonesia dengan negara tetangga Republik Demokratik Timor Leste di daerah Atambua, Nusa Tenggara Timur.

Serta Provinsi Kalimantan Timur sebagai Kontribusi dan partisipasi Pemerintah Daerah untuk mendukung tugas pokok dan fungsi TNI sekaligus sebagai daerah ketahanan pangan di wilayah Kalimantan Timur.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya