Liputan6.com, Jakarta - 2 Tahun sudah pasangan Jokowi-Ahok memimpin Ibukota sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Di tangan keduanya, pemerintahan di Ibukota dinilai lebih humanis.
Hal inilah yang dirasakan mantan anggota DPRD DKI Jakarta Wanda Hamidah. Wanita cantik itu pun membandingkan kepemimpinan Jokowi-Ahok dengan pemerintah terdahulu.
"Saya duduk di DPRD DKI Jakarta, saya merasakan 2 periode pemerintahan berbeda. Yang pasti pemerintahan Pak Fauzi Bowo saya merasakan tidak ada sisi humanis. Artinya kurangnya kedekatan dengan rakyat," tutur Wanda kepada Liputan6.com di Gedung Joang, Jakarta, Rabu (13/10/2014).
Dia mengatakan, sisi humanis yang paling terasa adalah saat Jokowi-Ahok berhasil mengurus relokasi masyarakat di Waduk Pluit, yang sebelumnya mendapat penolakan. Tak hanya itu, Wanda juga menyoroti soal pembenahan Pasar Tanah Abang.
"Dalam masalah penggusuran di masa Pak Fauzi Bowo, dengan cara represif dan tidak ada dialog. Kalau Jokowi di Waduk Pluit, tanpa bentrokan atau Satpol PP yang represif. Sisi humanis sangat kental," ucap dia.
Menurut Wanda, saat pemerintahan Jokowi-Ahok rakyat betul-betul dilayani pemerintah daerah. Dia mengatakan, kondisi ini berbeda dengan pemerintahan sebelum Jokowi-Ahok.
"Di pemerintahan Jokowi-Ahok, ini konstelasi 180 derajat berubah. Proses transparansi berjalan dengan baik dan aspirasi masyarakat langsung ditangkap mereka. Kita lihat ruang partisipasi publik terbuka secara luas," papar dia.
Contoh sederhana, lanjut mantan politisi PAN itu, pembentukan e-Budgeting di masa Jokowi-Ahok. Sementara sebelumnya anggaran pemerintah daerah dirasa kurang transparan.
"Contoh lain, di zaman Pak Foke, ruang bertemu masyarakat saat mereka demo kurang dibuka. Berbeda dengan sekarang, tiap ada demo dibuka saja," ujar dia.
"Bahkan, pemimpinnya langsung membagikan nomor telepon pribadi dan BBM, yang langsung ditindaklanjuti," tandas Wanda.
Bagaimana pendapat Anda tentang 2 tahun kepemimpinan Jokowi-Ahok?