Priyo Golkar: Ketum Baru Harus Sulap Kesialan dalam Pilpres

Calon Ketua Umum Partai Golkar Priyo Budi Santoso yakin figur muda dan baru bisa mengakhiri ketidakberuntungan si beringin di Pilpres 2019.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 02 Nov 2014, 16:57 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2014, 16:57 WIB
Priyo Budi Santoso
Priyo Budi Santoso (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Calon Ketua Umum Partai Golkar Priyo Budi Santoso yakin figur muda dan baru bisa mengakhiri ketidakberuntungan si beringin di Pilpres 2019. Sebab, mesin partai sudah teruji dalam Pileg, tapi berbeda saat Pilpres.

"Pelajaran-pelajaran sebelumnya, kita sering menang dalam pemilu legislatif, tetapi selalu tidak beruntung dalam pilpres. Partai Golkar memiliki kehebatan dalam membangun mesin politik, tapi keteteran dalam membangun kekuatan figur yang potensial dan layak jual sehingga Partai Golkar belum berhasil merebut kembali tampuk kepemimpinan nasional," kata Priyo saat bersilaturahim dengan ketua-ketua DPD Golkar Sulawesi Selatan, Minggu (2/11/2014).

Mantan Wakil Ketua DPR ini menuturkan, Pileg dan Pilpres serentak 2019 memberi dampak yang sangat kuat akan tergerusnya kekuatan mesin partai ke arah kekuatan figur. Sehingga, lanjut Priyo, akan berisiko kalau Golkar hanya mengandalkan kekuatan mesin semata.

"Nahkoda kapal Golkar harus bisa menyulap ketidakberuntungan di Pilpres menjadi panen raya bagi kemenangan Golkar di Pemilu 2019," jelas dia.

Menurut Priyo, Golkar juga harus memperhatikan peralihan generasi baru. Pergantian generasi baru ini tidak hanya tercermin dalam kepemimpinan, tetapi juga dalam peralihan generasi pemilih. Misalkan, Pemilu 2014 ini saja, ada sekitar 14 juta generasi baru pemilih. Mereka kebanyakan lahir pada tahun 1996-1997.

Pola pikir mereka yang gemar bersosialisasi di dunia maya, tentu akan jauh berbeda dengan generasi-generasi pemilih sebelumnya. Pada Pemilu 2019 nanti, jumlah generasi baru ini akan mencapai 30 juta. "Ini harus dibaca oleh Partai Golkar," ungkapnya.

Dengan demikian, Partai Golkar membutuhkan pemimpin yang fresh, energik, dan populis. Bukan pemimpin yang elitis dan kedaluwarsa agar bisa turun aktif ke daerah-daerah dalam menjaga kekuatan Golkar di akar rumput.

"Tubuh partai akan mudah goyang diterpa angin jika akarnya tidak kuat. Ke depan, Partai Golkar harus memperkuat strutur-struktur terbawah ini, sampai di tingkat desa/kelurahan yang sangat terikat secara emosional dan teritorial dengan warga masyarakat secara langsung," tandas Priyo.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya