Evakuasi Awak Heli Puma di Papua Dilanjutkan Hari Ini

Delapan orang sudah dievakuasi, sedangkan enam awak heli Super Puma belum dapat terangkut lantaran cuaca tak mendukung.

oleh Liputan6 diperbarui 02 Des 2014, 07:00 WIB
Diterbitkan 02 Des 2014, 07:00 WIB
Evakuasi Helikopter Puma di Papua Terhambat Cuaca Buruk
Faktor penghambat evakuasi lainnya adalah tidak tersedianya sarana pendukung, seperti helikopter khusus dengan spesifikasi tertentu.

Liputan6.com, Jayapura - Panglima Daerah Militer (Pangdam) XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Fransen G Siahaan menyatakan evakuasi terhadap 6 awak dan penumpang helikopter Super Puma milik TNI AU yang mendarat darurat di pedalaman Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua akan dilanjutkan hari ini.

"Rencananya evakuasi dilanjutkan kembali Selasa (2 Desember 2014), masih terdapat 6 personel yang belum terangkut dari lokasi kejadian," kata Mayjen Fransen G Siahaan yang juga selaku Pangkoops di Papua di Jayapura, Senin (1/12/2014).

Ia mengatakan helikopter Super Puma milik TNI AU dan personel dari Satgas Pamtas 133/YS yang melakukan pendaratan darurat di sekitar Botom dan Kiwirok di pedalaman Papua, pada Senin sore sekitar pukul 16.30 WIT berhasil dievakuasi.

Pemantauan perkembangan evakuasi masih terus dilakukan di Poskotis Batom oleh Danlanud ATS Malang Marsma TNI Dedy Permadi, sedangkan di Posko SAR Base Ops Sentani, Kabupaten Jayapura dipantau oleh Pangkoops AU Marsda TNI Abdul Muis.

"Hingga saat ini yang sudah di evakuasi sebanyak 8 orang, sedangkan sisanya sebanyak 6 orang belum dapat terangkut dikarenakan cuaca yang tidak mendukung," beber dia.

Fransen mengatakan tim evakuasi melibatkan tim SAR Jayapura, Paskhas TNI AU dan personel Yonif 751/R dengan menggunakan helikopter Super Puma TNI AU, helikopter Bell TNI AD dan pesawat Cassa milik TNI AU serta satu unit helikopter dari PT Freeport Indonesia.

"Saya juga menyampaikan kepada tim pencarian agar evakuasi dapat dilakukan secara optimal, dengan segala daya upaya dan sumber daya yang dimiliki. Ini bertujuan agar awak helikopter Super Puma TNI AU dan personel Satgas Pamtas 133/YS dapat secepatnya dievakuasi dari lokasi kejadian," ucap Pangdam Cenderawasih.

Heli Super Puma TNI AU yang membawa 10 personel Satgas Pamtas 133/YS dan awaknya diperkirakan melakukan pendaratan darurat di sekitar Botom dan Kiwirok.

Pendaratan itu dilakukan oleh pilot dikarenakan cuaca yang berubah menjadi ekstrem. "Namun kondisi itu dapat segera diketahui karena pilot membawa telepon satelit dan langsung menghubungi Base Ops TNI AU di Sentani," ungkap dia.

Dalam laporannya, lanjut Fransen, pilot mengabarkan bahwa awak atau kru helikopter dan personil Satgas Pamtas 133/YS dinyatakan selamat, hanya saja mengalami luka-luka. "Evakuasi pertama baru dapat dilakukan pada tadi sore saat cuaca dalam kondisi baik, dan besok dilanjutkan lagi," kata dia.

"Tim evakuasi berharap cuaca pada Selasa baik dan mendukung sehingga evakuasi (awak helikopter Super Puma) dapat dilakukan dengan lancar," pungkas Pangdam Cenderawasih Mayjen TNI Fransen G Siahaan. (Ant/Ans)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya