Terancam Longsor, 588 Warga di Punggelan Banjarnegara Mengungsi

Tebing menjulang setinggi 200 meter yang berada tepat di atas permukiman penduduk itu telah retak dan berpotensi longsor.

oleh Idhad Zakaria diperbarui 16 Des 2014, 22:05 WIB
Diterbitkan 16 Des 2014, 22:05 WIB
Proses Evakuasi Korban Longsor Banjarnegara
Bencana tanah longsor melanda Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Jateng, pada Jumat petang (12/12/2014). (Antara Foto/Idhad Zakaria)

Liputan6.com, Jakarta - Ancaman tanah longsor membuat 588 jiwa di Dusun Slimpet, Desa Tlaga, Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah harus mengungsi. Tebing menjulang setinggi 200 meter yang berada tepat di atas permukiman penduduk itu telah retak dan berpotensi longsor.

Kini, sejumlah 160 rumah di 4 rukun tetangga (RT) dusun itu telah dikosongkan. Sebanyak 157 kepala keluarga (KK) membawa keluarganya mengungsi di bangunan SDN 3 Tlaga yang dinilai aman dari ancaman longsor.

Kepala Desa Tlaga Slamet mengatakan, retakan tebing sudah mengitari dusun. Ini disebabkan hujan deras yang terus-menerus mengguyur desa setempat. Bahkan di sejumlah titik sudah ada yang ambles.

"Tadi pagi sudah ada pergeseran. Tandanya kabel listrik yang semula kendor tiba-tiba mengencang, itu terlihat ada pergerakan tanah. Warga sempat panik," kata Slamet saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (16/12/2014) malam.

Sebenarnya, menurut Slamet, pergerakan tanah itu sudah terlihat sejak tahun lalu. Setiap musim hujan tiba, tanah selalu bergerak dan retakan semakin lebar. "Warga selalu khawatir jika musim penghujan tiba," tutur dia.

Menurut dia, penanganan dengan membuat bronjong di sisi-sisi tebing itu sudah dilakukan. Tetapi, pembuatan bronjong yang dinilai tak tepat sasaran membuat tak dapat menahan laju gerakan tanah.

Meski terus terancam bahaya tanah longsor, mayoritas warga tak berniat untuk direlokasi. Mereka meminta ada penanganan khusus dengan cara membuat bronjong lebih tepat sasaran, dan membuat saluran pembuangan air atau drainase di wilayah itu.

"Jika air tidak tertahan dan jalan, semoga ini akan menjadi solusi," ujar Slamet.

Sementara ini, warga harus menempati pengungsian dengan kondisi seadanya. Sebab, belum ada satu pun bantuan yang masuk ke wilayah itu. "Sementara warga 'puasa'. Yang penting selamat dulu dan tenang," tukas Slamet.

Slamet mengungkapkan, pihaknya telah menghubungi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melaporkan peristiwa ini. "Belum tahu sampai kapan warga akan mengungsi. Mungkin menunggu situasi benar-benar aman dulu," ujar Slamet.

Peristiwa ini menambah panjang daftar bencana longsor di wilayah Kabupaten Banjarnegara. Sebelumnya, bencana longsor melanda Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Jumat 12 Desember lalu. Sekitar 100 jiwa menjadi korban, puluhan rumah rata tertimbun tanah, infrastruktur jalan raya pun terputus total. (Ali/Ans)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya