Syarat Islah dari Kubu Agung: Golkar Keluar KMP

Syarat itu akan dibicarakan kedua juru runding islah Golkar pada Selasa (23/12/2014) petang di Hotel Ritz Carlton, Jakarta.

oleh Liputan6 diperbarui 23 Des 2014, 09:26 WIB
Diterbitkan 23 Des 2014, 09:26 WIB
Kampanye Golkar
Sejumlah simpatisan partai Golkar berjoget di atas kendaraan saat kampanye terbuka partai tersebut di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (5/4). (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

Liputan6.com, Jakarta - Kubu Agung Laksono membuka pintu perdamaian atau islah Golkar dengan barisan Aburizal Bakrie atau Ical. Seperti yang dilakukan Ical, kubu Agung Laksono juga memberikan sejumlah syarat.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Jakarta, yang juga juru runding kubu Agung Laksono, Priyo Budi Santoso mengatakan ada sejumlah hal yang akan dirundingkan dengan kubu Ical.

Pihaknya antara lain akan menawarkan agar Golkar melepaskan diri dari Koalisi Merah Putih (KMP) tanpa harus mendeklarasikan mendukung Koalisi Indonesia Hebat (KIH).

"Jadi mirip dengan apa yang dilakukan Demokrat. Tapi kecenderungannya mendukung pemerintahan yang sah, sehingga tidak otomatis sama dengan Demokrat," ujar Priyo.

Menurut dia, tawaran itu akan dibicarakan kedua juru runding pada Selasa (23/12/2014) petang di Hotel Ritz Carlton, Jakarta.

Tawaran lainnya yakni, kubu Agung menginginkan agar kubu Ical bisa menyetujui Perppu Pilkada yang dikeluarkan SBY. Sebab, desakan publik masih menginginkan pilkada secara langsung.

"Ini kita tawarkan, mudah-mudahan juru runding Ical bisa menyetujui. Setelah itu baru kita bicara untuk rujuk atau islah," kata Priyo.

>>Tak Ada Opsi Lain>>

Tak Ada Opsi Lain

Tak Ada Opsi Lain

Priyo menegaskan, upaya islah Golkar merupakan langkah prioritas yang akan ditempuh selain bisa juga melakukan munas gabungan atau melalui jalur pengadilan. Namun 2 opsi terakhir dinilainya sangat menyita waktu.

Sedangkan mekanisme penyelesaian melalui mahkamah partai, menurut dia sangat kecil peluangnya. Upaya itu hanya akan memperdebatkan mahkamah partai mana yang bakal diberi mandat menyelesaikan persoalan.

"Risiko Golkar besar kalau perundingan gagal. Karena kalau itu gagal, mau tidak mau harus melalui munas atau pengadilan, dan keduanya sangat tinggi biaya politik dan sosialnya," ujar dia.

Priyo juga khawatir apabila perundingan gagal maka akan mengganggu konsentrasi Golkar dalam menghadapi Pilkada tahun depan.

Sejauh ini pengurus Partai Golkar dari kubu Agung Laksono dan kubu Ical menyatakan telah mempersiapkan masing-masing 5 juru runding untuk menyelesaikan perselisihan internal dan mencapai kesepakatan islah.

Menurut politisi Golkar yang merupakan loyalis Ical, Theo L. Sambuaga, juru runding dari pihaknya diketuai Sharif Cicip Sutardjo, dengan wakil ketua MS Hidayat dan anggotanya Theo L. Sambuaga, Fredi Latumahina dan Aziz Syamsuddin. Sementara juru runding dari kubu Agung Laksono yaitu Andi Matalata, Priyo Budi Santoso, Ibnu Munzir, Agun Gunandjar Sudarsa, dan Yorrys Raweyai.

Sebelumnya, Ical juga mengajak kubu Agung islah dengan syarat. "Syarat islah yang saya ajukan sesuai aturan yang ada, yaitu presidium yang inkonstitusional dibubarkan dan Munas Bali yang sesuai aturan jalan terus. Bahkan Pak Akbar Tandjung juga menemui mereka dan kita berikan lagi solusi, Munas di Bali tetap jalan tapi hanya bahas soal AD/ART, sikap politik dan lain-lain. Sementara pemilihan ketua umum diundur bulan Oktober 2015, sesuai Munas sebelumnya di Riau," beber Ical. (Ant)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya