Liputan6.com, Jakarta - Gereja dijaga ketat. Aparat keamanan bersiaga. Tim penjinak bom memeriksa seluruh sudut mencari benda yang mencurigakan. Itulah sekelumit gambaran mengenai perayaan Natal 25 Desember di Tanah Air setiap tahunnya.
Untuk mengamankan Hari Raya Natal dan malam pergantian tahun, lebih dari 145 ribu personel TNI dan Polri diterjunkan.
Baca Juga
"Seluruh personel yang kita libatkan baik Polri, TNI, dan kemudian mitra Polri, pemerintah daerah yaitu 145 ribu lebih. Polri sendiri 80 ribu lebih, TNI 19 ribu dan kekuatan lainnya yang sudah kita siapkan," ujar Sutarman usai menghadiri rapat terbatas di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu 24 Desember 2014.
Advertisement
Sutarman menjelaskan, TNI-Polri akan mengamankan 1.900 titik yang akan dijadikan tempat ibadah umat Nasrani dan tempat-tempat perayaan malam pergantian tahun. Selain itu, dibuka juga 600 titik pelayanan masyarakat.
"Kemudian ada 39 ribu lebih gereja, ada tempat hiburan, tempat yang dijadikan pergantian tahun dan sudah kita siapkan," sambung dia.
Sutarman mengatakan, pihaknya mendengar akan adanya gerakan teroris pada saat perayaan Natal dan malam Tahun Baru 2015. Namun, gerakan dan ancaman tersebut tidak sebesar perayaan tahun sebelumnya.
Kendati demikian, Sutarman mengatakan para anggotanya tak akan lengah mengawasi segala bentuk ancaman teror. Karena itu, masyarakat tidak khawatir dengan kondisi menjelang serta saat merayakan Natal dan Tahun Baru 2015. Apalagi menurut dia personel Polri saat ini punya kemampuan tinggi dalam mendeteksi rencana teror.
Polri mengerahkan pasukan Gegana untuk sterilisasi di gereja-gereja yang akan menjadi tempat ibadah saat perayaan Natal.
Pengamanan di Daerah
Pengamanan perayaan Natal dilakukan di seluruh wilayah, termasuk di Aceh yang menerapkan Syariah Islam. Polda Aceh mengerahkan 789 personel.
Kepala Bidang Humas Polda Aceh Komisaris Besar Gustav Leo menyebutkan, seluruh polisi di jajaran Polda Aceh akan diturunkan untuk mengamankan pelaksanaan Misa di sejumlah gereja di Aceh mulai Misa Malam Natal.
Polrestabes Bandung melakukan penyisiran 162 gereja di kawasan Bandung, Jawa Barat. Penyisiran ini dilakukan guna mengantisipasi teror bom saat perayaan Natal 2014.
Kabag Ops Polrestabes Bandung AKBP Dhafi mengatakan, penyisiran gereja ini melibatkan 1 unit Jibom dari Satuan Brimob Polda Jabar. Penyisiran juga dilakukan secara manual dan mengerahkan anjing pelacak.
Polresta Solo mengerahkan 600 personel untuk menjaga 134 gereja di Solo, Jawa Tengah. Dari jumlah total gereja itu, 16 di antaranya masuk kategori rawan satu.
Di Riau, personel Satuan Brimob Polda Riau dari Penjinak Bom (Jibom) atau Gegana mensterilkan 1.130 gereja. Rumah ibadah itu termasuk kategori rawan sehingga mendapat pengamanan ketat. Polda Riau menyiagakan sekitar 2.500 personel dari berbagai satuan wilayah yang ada.
Sementara personel yang ditempatkan di pos pengamanan dan pelayanan ada sekitar 1.257. Jumlah itu akan diletakkan juga pada pusat perbelanjaan dan titik rawan gangguan keamanan dan ketertiban.
Toleransi Beragama
Pengamanan di gereja tak hanya dilakukan polisi atau TNI. Pengurus Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Solo ikut mengerahkan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) untuk ikut serta mengamankan gereja. Jumlah anggota Banser Solo yang dikerahkan untuk pengamanan perayaan Natal mencapai 300 personel.
Ketua PC GP Ansor Solo Muhammad Anwar mengatakan, salah satu lokasi yang diamankan adalah Gereja GBIS Kepunton yang dulu pernah mendapat aksi bom bunuh diri.
Polda Jabar juga melibatkan ormas Islam untuk membantu pengamanan gereja-gereja saat Natal. Kapolda Jabar Irjen Pol M Iriawan mengatakan, keterlibatan ormas Islam merupakan bentuk toleransi beragama yang terjalin di Indonesia.
"Kita mencoba menyinergikan para ormas Islam yang ingin menjaga gereja tertentu. Dunia luar tahu kalau di Indonesia khususnya di Jawa Barat, toleransi beragama terjalin harmonis dan rukun," ujar Kapolda M Iriawan di Bandung, Rabu 24 Desember 2014.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat berkeliling mengunjungi sejumlah gereja yang menggelar Misa Malam Natal 2014.
Dia didampingi Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Unggung Cahyono, Panglima Komando Daerah Militer Jaya Mayor Jenderal Agus Sutomo, dan Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta M Adi Toegarisman.
Di gereja pertama yakni Gereja Theresia, Menteng, Jakarta Pusat, Djarot mengucapkan selamat Natal kepada seluruh warga DKI yang merayakan.
Gereja kedua yang ia kunjungi adalah GKI Kwitang di Jakarta Pusat. Usai mengucapkan selamat Natal, Djarot juga mengungkapkan rasa syukurnya karena peringatan Natal tahun ini berjalan damai dan khidmat.
Penangkapan Teroris
Menjelang Natal 2014, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap beberapa terduga teroris.
Densus menangkap adalah Tony Sangaralo alias Toni alias Amir alias Fadhil alias Abu Sauqi (26). Tony ditangkap di pertigaan Bandeng, Glagah, Lamongan, Jawa Timur. Dia adalah salah satu tersangka teroris yang sudah lama masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) alias buron.
Dia ditangkap pada Minggu 21 Desember 2014 malam sekitar pukul 20.15 WIB. Tony terlibat pelatihan militer di Jantho, Aceh, yang selama ini belum tertangkap. Tony berperan merencanakan pelatihan yang dipimpin teroris Dulmatin.
Tim Densus lalu menangkap seorang terduga teroris, Adi Margono di Banyuwangi, Jawa Timur. Dia ditangkap pada Senin 22 Desember malam. Saat diamankan, tak ada perlawanan dari Margono.
Densus juga menangkap satu terduga teroris berinisial DK di daerah Gambiran, Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo, 23 Desember. Penangkapan tersebut dilakukan karena Dodi Kuncoro atau DK masuk dalam jaringan teroris Badri.
Pria ini bekerja sebagai pedagang gorengan. DK pernah mengirim sejumlah uang ke Poso untuk pelatihan militer.‎ DK mengirim uang Rp 1,5 juta untuk pelatihan militer kelompok MIT pimpinan Santoso. (Mvi/Ans)