Punya Sonar Canggih, Rusia Yakin Temukan Black Box AirAsia

Tim Rusia yang membantu pencarian black box AirAsia QZ8501, mengklaim dapat menemukan puing-puing terkecil di titik paling dalam perairan.

oleh Oscar Ferri diperbarui 03 Jan 2015, 16:43 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2015, 16:43 WIB
Cari AirAsia, Rusia Kerahkan Pesawat Canggih Bisa Mendarat di Air
Kini Rusia pun ikut dalam proses pencarian pada hari ketujuh, untuk mencari korban dan dan pesawat AirAsia QZ850.

Liputan6.com, Pangkalan Bun - Bantuan personel dan peralatan dari Rusia‎ tiba di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah sore ini. Menggunakan pesawat amfibi BE-200 milik Rusia, 72 personel beserta peralatannya tiba sekitar pukul 15.05 WIB.

Wakil Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Alexander Shilin mengatakan, negaranya akan membantu Tim SAR Gabungan Indonesia dalam mencari dan mengevakuasi pesawat AirAsia QZ8501. Karena itu, para personel yang dikirim Rusia ini merupakan mereka yang ahli dalam pencarian dan evakuasi bencana atau musibah.

"Ahli-ahli Rusia akan membantu tim SAR," kata Shilin di Posko Utama Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Sabtu (3/1/2014).

Shilin bahkan sesumbar, dengan personel khusus dan peralatan canggih yang dimilikinya itu, mereka dapat menemukan puing-puing terkecil di titik paling dalam perairan atau lautan. "Kami bisa mencari bahkan sampai puing terkecil di titik paling dalam," ujar Shilin.

Salah satu alat yang dibawa memiliki sistem sonar bawah laut. Diklaim oleh Shilin, alat tersebut dapat melacak black box atau kotak hitam pesawat AirAsia QZ8501.

"Ini sangat bisa bantu karena dilengkapi dengan sistem sonar yang bisa melacak keberadaan black box," ucap Shilin.

Sembari mengklaim Rusia adalah yang terbaik di dunia, Shilin optimistis dapat berhasil menemukan black box AirAsia QZ8501. Apalagi, target mereka dalam pencarian ini adalah menemukan black box itu.

"Mungkin kami adalah yang terbaik di dunia, mereka adalah ahli-ahli bawah lautan.‎ Main goal kami temukan black box, tapi kami bisa menemukan apa saja, karena alat kami canggih," tandas Shilin.

Sejak hari pertama pencarian, berbagai bantuan dari negara-negara luar silih berdatangan kepada Indonesia untuk mencari dan mengevakuasi pesawat AirAsia QZ8501. Di antaranya dari Malaysia, Singapura, China, Korea Selatan, Australia, Amerika Serikat. Terakhir bantuan datang dari Rusia.

Negara-negara tersebut tak hanya mengirim bantuan berupa personel-personel khusus untuk terlibat di medan pencarian. Melainkan juga mengirim peralatan canggih yang mereka miliki.

Memasuki hari ke-7 pencarian dan evakuasi pesawat AirAsia QZ8501 ini, total sudah 30 jenazah penumpang yang ditemukan dan dievakuasi Tim SAR Gabungan. Semua jenazah yang sudah ditemukan dan dievakuasi itu kini sudah berada di RS Bhayangkara Polda Jawa Timur untuk proses identifikasi mendalam oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri.

Pesawat AirAsia rute Surabaya-Singapura hilang kontak dari Air Traffic Controller (ATC) Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Minggu 28 Desember 2014 sekitar pukul 06.17 WIB. Pesawat dengan nomor penerbangan QZ8501 itu tinggal landas dari Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur pukul 05.20 WIB, dan seharusnya tiba di Bandara Changi, Singapura pukul 08.30 waktu setempat.

Pesawat jenis Airbus A320-200 dengan register PK-AXC itu dipiloti Kapten Iriyanto dan kopilot Kapten Remi Emmanuel Plesel, serta 4 awak kabin, yakni Wanti Setiawati, Khairunisa Haidar Fauzi, Oscar Desano, Wismoyo Ari Prambudi, dan 1 teknisi bernama Saiful Rakhmad.

Pesawat AirAsia QZ8501 berpenumpang 155 orang, terdiri atas 138 penumpang dewasa, 16 penumpang anak-anak, dan ‎1 bayi. Penumpang didominasi dari warga negara Indonesia, 1 WN Singapura, 1 WN Inggris, 1 WN Malaysia, dan 3 WN Korea Selatan. (Ans/Riz)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya