Kapal Pembawa Jenazah Korban AirAsia Hilang Kontak Paling Disorot

Simak selengkapnya Top 5 kanal News Liputan6.com edisi Jumat 16 Januari 2015.

oleh Liputan6 diperbarui 17 Jan 2015, 07:55 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2015, 07:55 WIB
Begini Proses Evakuasi Jenazah Pesawat AirAsia QZ8501
Proses evakuasi jenazah dilakukan seiring terus ditemukannya jenazah yang diduga penumpang Air Asia QZ8501.

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu kapal yang dikerahkan dalam pencarian AirAsia QZ8501, KP Sadewa, dikabarkan hilang kontak sejak 14 Januari 2015. Padahal saat itu KP Sadewa tengah membawa 2 jenazah korban AirAsia di Pulau Maradapan, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.

Nah, berita tersebut ternyata paling disorot para pembaca di kanal News Liputan6.com sepanjang Jumat 16 Januari 2015. 4 Berita lain termasuk cerita polisi sederhana yang hidup di bekas kandang sapi, turut menyedot perhatian.

Berikut Top 5 News...

1. Kapal Sadewa Pembawa Jenazah Korban AirAsia Hilang Kontak

Salah satu kapal yang dikerahkan dalam pencarian AirAsia QZ8501, KP Sadewa, dikabarkan hilang kontak sejak 14 Januari 2015, sekitar pukul 17.00 WIB. Badan SAR Nasional (Basarnas) mengalami kesulitan menghubungi tim gabungan yang berada di kapal itu.

Saat itu KP Sadewa tengah membawa 2 jenazah korban AirAsia di Pulau Maradapan, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.

"Sejak Rabu hingga Jumat pagi, kami belum bisa berkomunikasi dengan tim evakuasi yang menggunakan kapal KP Sadewa," kata rescuer Pos SAR Kotabaru Muhammad Imam Nazarudin, Jumat (16/1/2015).

Simak selengkapnya di sini

2. 'Tindihan' dan Lihat Hantu Saat Bangun Tidur? Ini yang Terjadi

Malam itu sungguh mengerikan bagi Salma, gadis 20 tahun yang berkuliah di American University, Kairo, Mesir. Ia tiba-tiba terbangun, tubuhnya kaku, tak bisa bergerak, dan merasa ada penyusup yang masuk ke kamar tidurnya.

Ia melihat makhluk mengerikan, bertaring dan penuh darah. Penampakan seperti yang ada di film horor itu berdiri di sebelah tempat tidurnya. Merinding...

Salma menceritakan pengalaman horornya itu kepada para peneliti yang sedang melakukan survei tentang sleep paralysis atau kelumpuhan tidur -- keadaan ketidakmampuan bergerak ketika sedang tidur ataupun saat bangun tidur. Di Indonesia dikenal dengan istilah 'tindihan'.

Berita selengkapnya klik di sini

3. Baju Putih untuk Terpidana Mati Rani Andriani

Rohaniwan pendamping terpidana mati menyiapkan baju putih-putih untuk terpidana mati kasus narkoba Rani Andiani alias Melissa Aprilia dan Namaona Denis saat menjalani eksekusi di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Minggu 18 Jnauari.

"Seperti saat eksekusi pada tahun 2013, saya siapkan baju putih-putih untuk dipakai terpidana yang beragama Islam, namun tentunya atas izin kejaksaan," kata rohaniwan pendamping KH Hasan Makarim di Cilacap, Jumat (16/1/2015).

Selengkapnya klik tautan ini

4. Alasan Bripda Taufik Jadi Polisi Meski Tinggal di Kandang Sapi

Karena keterbatasan materi, anggota Polda DIY, Brigadir Dua (Bripda) Muhammad Taufik Hidayat harus tinggal di bekas kandang sapi. Dia juga harus menahan bau sampah bercampur aroma kandang sapi bersama ayah dan ketiga adiknya.

Namun begitu, kondisi tersebut tak menyurutkan cita-citanya untuk menjadi seorang polisi. Dia pun masuk ke Korps Bhayangkara secara bersih, tanpa suap.

"Ingin membuktikan kepada adik saya, walaupun kondisi ekonomi yang rendah jangan terpuruk dengan keadaan. Harus bangkit dari keterpurukan ini seperti saya jadi polisi. Walau kondisi ini kita mampu buktikan lebih baik lagi. Jangan sampai terpuruk dengan keadaan," ujar Taufik di Sleman, Yogyakarta.

Selengkapnya klik tautan ini

5. DPR: Bripda Taufik dari Bekas Kandang Sapi Harusnya di Asrama

Kisah pilu Brigadir Polisi Dua (Bripda) Muhammad Taufiq Hidayat, yang tinggal di bekas kandang sapi bersama 3 adik dan ayahnya, telah menyentuh banyak pihak. Salah satunya, anggota DPR dari Fraksi PKS Aboe Bakar Al Habsy.

Aboe Bakar mengatakan prihatin melihat kehidupan yang dijalani Taufiq. "Keberadaan polisi yang tinggal di kandang sapi itu sangat memprihatinkan kita. Aparat negara yang seharusnya mengayomi dan melayani masyarakat masih harus disibukkan dengan persoalan domestiknya," ujar Aboe Bakar di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (16/1/2015).

Berikut lanjutan beritanya di sini

(Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya