LSM Datangi KPK Serukan Pembatalan Pelantikan BG

Sapu Koruptor juga meminta Jokowi agar menghentikan seluruh proses kriminalisasi pimpinan KPK, staf KPK, maupun pegiat antikorupsi.

oleh Oscar Ferri diperbarui 14 Feb 2015, 21:23 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2015, 21:23 WIB
Saat Gedung KPK Jadi Panggung Musik
Kelompok musik Simponi beraksi dalam diskusi musikal antikorupsi di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (4/2/2015). (Liputan6.com/Faisal R Syam)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah LSM dan organisasi masyarakat yang tergabung dalam Satu Padu Lawan Koruptor (Sapu Koruptor) berorasi di lobi Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mereka di antaranya dari LBH Jakarta, YLBHI, Simponi, ICW, LMND, dan TII.

Dalam orasinya, mereka menyerukan kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk tidak melantik Komisaris Jenderal Pol Budi Gunawan sebagai Kapolri.

"Batalkan pelantikan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri," kata Direktur Eksekutif Bung Hatta Anti Corruption Award (BHACA)‎ M Berkar Gamulya di Gedung KPK, Jakarta, Sabtu (14/2/2015).

Selain pelantikan Budi sebagai Kapolri, Sapu Koruptor juga menolak pencalonan Komjen Pol Budi Waseso sebagai Kapolri. Mengingat Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) Polri itu saat ini masuk bursa calon Kapolri yang dilakukan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).

"Pemilihan Kapolri juga harus lewat KPK, PPATK, dan publik," ucap Berkah yang juga manajer band Simponi ini.

Menurut dia, keadaan saat ini sudah cukup genting, seperti KPK terus dilemahkan dengan berbagai cara. Belum lagi dengan rencana revisi UU KPK pada Prolegnas 2015-2019.

Karena itu, Sapu Koruptor juga meminta Jokowi agar menghentikan seluruh proses kriminalisasi pimpinan KPK, staf KPK, maupun pegiat antikorupsi.

Dalam aksi ini juga digelar konser musik bernuansa antikorupsi. Konser musik yang dilakukan oleh band-band lokal seperti Simponi (Sindikat Musik Penghuni Bumi), Pademangan, Red Flag‎, dan lain-lain itu guna mendukung KPK. (Ado/Sss)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya