Terpidana Mati 'Bali Nine' Lukis Wajah Jokowi Paling Disorot

Intervensi Sekjen PBB Ban Ki-moon, yang mendesak Pemerintah Indonesia agar menghentikan hukuman mati juga jadi berita populer.

oleh Liputan6 diperbarui 16 Feb 2015, 08:37 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2015, 08:37 WIB
Terpidana Mati 'Bali Nine' asal Australia Lukis Wajah Jokowi
Pekan lalu, seorang sahabat bernama Lizzie Love membeli 2 lukisan karya Myuran Sukumaran di Lapas Kerobokan, Denpasar.

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu terpidana mati dari gembong narkoba 'Bali Nine' asal Australia Myuran Sukumaran, di sela-sela menunggu eksekusi hukuman mati menghabiskan waktunya dengan melukis. Salah satu karya lukisan dia adalah wajah Presiden Jokowi.

Berita tersebut menjadi berita terpopuler dari berita populer lainnya. Selain berita tentang lukisan wajah Jokowi, ada juga berita populer lainnya di antaranya intervensi Sekjen PBB Ban Ki-moon, yang mendesak Pemerintah Indonesia agar menghentikan hukuman mati.

Berikut uraian berita-berita populer yang terangkum dalam Top 5 News;

1. Terpidana Mati 'Bali Nine' Lukis Wajah Jokowi?

Salah satu terpidana mati dari kelompok gembong narkoba 'Bali Nine', Myuran Sukumaran, dilaporkan melukis wajah Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Myuran melukis wajah Jokowi jelang eksekusi mati yang kemungkinan bakal dihadapi warga Australia tersebut dalam waktu dekat.

Lukisan itu dipasang oleh media Australia News.com.au dalam artikel bertajuk 'Why Indonesia doesn’t care about Australia’s objection to the death penalty' Sabtu 14 Februari 2015. Pada deskripsi di bawah foto lukisan wajah Jokowi, media negeri kanguru itu menuliskan 'Talented ... A painting Myuran Sukumaran did of President Joko Widodo.'

Baca selengkapnya...

2. Sekjen PBB Desak Jokowi Stop Eksekusi Mati

Kejaksaan Agung (Kejagung) Republik Indonesia (RI) akan kembali melakukan eksekusi mati terhadap sejumlah terpidana mati yang dinyatakan bersalah terkait kasus peredaran narkoba. Terkait hal itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Ban Ki-moon mendesak Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk menghentikan hukuman mati.

Desakan dari Ban Ki-moon itu disampaikan oleh juru bicara PBB Stephane Dujarric. Menurut dia, Ban sudah berbicara dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno LP Marsudi soal hal itu.

Baca selengkapnya...

3. Pesan Terakhir Andrew Chan Jelang Eksekusi Mati dalam Sebuah Film

Terpidana mati kasus narkoba Andrew Chan menggunakan waktu terakhirnya dengan membuat film pendek di Lapas Kerobokan Kelas II A, Bali. Film berdurasi 20 menit itu bercerita tentang harapan warga negara Australia itu kepada para generasi muda agar menjauhi narkoba.

Film berjudul 'Dears Me' tersebut telah diputar di sebuah sinema kawasan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali. Pembuatan film itu dilakukan 2 bulan lalu selama kurang lebih sepekan.

Baca selengkapnya...
http://news.liputan6.com/read/2176199/pesan-terakhir-andrew-chan-jelang-eksekusi-mati-dalam-sebuah-film

4. Penjelasan Kemlu RI Tetap Eksekusi Mati Meski Didesak Sekjen PBB

 Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Ban Ki-moon mendesak Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk menghentikan pelaksanaan hukuman mati di Republik Indonesia (RI). Ban juga telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi atas sikapnya tersebut.

Menanggapi hal itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Armanatha Nasir mengatakan, pihaknya menyadari bahwa pelaksanaan eksekusi mati merupakan suatu isu yang sejak dulu hingga kini masih diperdebatkan di dunia internasional.

Baca selengkapnya...

5. Kemlu: Kami Tak Takut Australia Ancam Boikot Pariwisata Indonesia

Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia Julie Bishop disebutkan mengeluarkan pernyataan yang bernada ancaman bahwa pihaknya akan memboikot pariwisata Indonesia, jika Pemerintah Indonesia jadi mengeksekusi mati 2 warga negara Australia yang menjadi gembong narkoba. Kedua WN Australia itu merupakan anggota sindikat 'Bali Nine', yakni Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.

Menanggapi hal itu, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Armanatha Nasir mengatakan tidak takut. Sebab pariwisata Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dengan keindahan dan lokasinya yang strategis. Jadi dia meyakini jumlah turis tak akan berkurang.

Baca selengkapnya...

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya