Liputan6.com, Jakarta - 2 Menteri Kabinet Kerja Jokowi-JK menyambangi kantor Badan Narkotika Nasional (BNN) di Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur. Keduanya, yakni Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly dan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.
Dalam pertemuan itu, kedua menteri Kabinet Kerja tersebut akan membahas mengenai penanganan jaringan narkotika yang ada di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). Ini merupakan buntut dari maraknya peredaran narkoba yang dikendalikan dari dalam lapas.
"Pertemuan ini bagaimana menangani jaringan narkotika yang ada di lapas. Masalah jaringan narkoba di lapas ini bisa diselesaikan dengan baik," kata Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Anang Iskandar di kantornya, Jakarta, Selasa (5/5/2015).
Anang mengakui, banyak menemukan narapidana narkotika yang masih mengontrol bisnis narkoba dari dalam lapas. Padahal, kata dia, para narapidana itu sudah divonis hukuman mati oleh pengadilan.
"Karena selama ini memang banyak jaringan narkotika ada hubungannya dengan mereka yang mendapatkan vonis, baik hukuman penjara maupun hukuman mati," ujar Anang.
Lapas Khusus Gembong Narkoba
Sementara itu Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengatakan, pertemuan dengan BNN sengaja dilakukan. Salah satunya membahas pengadaan lapas khusus bagi para terpidana mati kasus narkoba. Sehingga nantinya para terpidana tidak dapat menjalankan bisnis haram itu dari dalam lapas.
"Kita sepakati bandar-bandar narkoba yang terindikasi punya jaringan-jaringan itu, semuanya yang hukuman-hukuman maksimal pengedar, kita akan tempatkan di tiga atau empat lapas secara khusus dengan maksimum security," jelas Yasonna.
Dia menambahkan, pihaknya masih menyeleksi sejumlah lapas yang akan digunakan khusus bagi para terpidana mati narkoba. Nantinya di dalam lapas itu, tingkat keamanan akan lebih diperketat dari lapas lainnya.
"Itu sedang kita cari, nanti akan kita lihat di lapas-lapas mana. Jaringannya betul-betul kita awasi secara ketat. Barang masuk kalau belum ada x-ray bila perlu dipinjamkan, kemudian pakai anjing pelacak kita tempatkan di dalam untuk memutus mata rantai jaringan," tutur dia.
"Jadi semuanya yang ada data di BNN, termasuk nanti data yang terindikasi, yang punya jaringan ataupun yang potensial punya jaringan kita tempatkan ke tiga atau empat lapas ini," pungkas Yasonna. (Ndy/Mut)
2 Menteri Jokowi Sambangi BNN Bahas Lapas Khusus Gembong Narkoba
Keduanya, yakni Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly dan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.
diperbarui 05 Mei 2015, 12:07 WIBDiterbitkan 05 Mei 2015, 12:07 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Gandeng BYD, PLN Kenalkan Fitur Home Charging Services di GJAW 2024
Paslon Dukungan Presiden Prabowo Diprediksi Memenangi Pilkada Garut 2024
Tinggal Beberapa Hari Lagi, DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Yakini Pilkada di Jatim Demokratis
Tips Skripsi Selesai 1 Bulan: Panduan Lengkap Menyelesaikan Tugas Akhir dengan Cepat
Pilbup Bogor, 20 Ribu Pendukung Padati Kampanye Akbar Rudy Susmanto-Jaro Ade
PUSAKA IndonesiaTimur: LHM-Ges Unggul Telak di Pilbup Buru Selatan
Hasil BRI Liga 1 2024/2025: Egy Maulana Vikri Menangkan Dewa United atas Bali United
Taraf Hidup Petani Mangga di Bondowoso Ini Meningkat Usai Diberdayakan BRI
Keluarga Kaya Pemilik Louis Vuitton Akuisisi Klub Sepak Bola Paris FC, Bakal Jadi Saingan PSG?
Roti dan Garam, Ini 2 Benda yang Kemungkinan Akan Diberi oleh Tetangga Jika Anda Pindah ke Jerman
Dukung Khofifah-Emil, Kaesang Sebut Pembangunan Jatim Harus Dilanjutkan
Fakta di Balik Kabar Viral Seputar Dunia Pendidikan, Simak Daftarnya