Survei: 56% Responden Menilai Jokowi Perlu Lakukan Reshuffle

Dari kementerian yang ada, publik hanya merasa puas terhadap kinerja kementerian di bidang kemaritiman dengan tingkat kepuasan 50%‎.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 10 Mei 2015, 13:19 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2015, 13:19 WIB
Kabinet Kerja Jokowi
Kabinet Kerja Jokowi (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, Jakarta - Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi) merilis hasil survei bahwa mayoritas publik menilai Presiden Joko Widodo atau Jokowi perlu melakukan reshuffle atau pergantian menteri di kabinetnya.

"56% Masyarakat menilai perlu dilakukan reshuffle kabinet, 37% masyarakat menyatakan tidak perlu reshuffle, dan 7% menyatakan tidak tahu atau tidak jawab," kata peneliti Kedai Kopi, Hendri Satrio, di Jakarta, Minggu (10/5/2015).

Hendri menjelaskan, dari kementerian yang ada, publik hanya merasa puas terhadap kinerja kementerian di bidang kemaritiman dengan tingkat kepuasan 50%‎. Sementara, tingkat kepuasan yang rendah berasal dari kementerian bidang perekonomian yaitu sebesar 63,1%.

"Kalau dari kementerian yang paling baik menurut masyarakat itu dari bidang kemaritiman, bisa jadi karena menteri Susi Pudjiastuti," imbuh dia.

‎Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina itu menuturkan pula, dari hasil survei, masyarakat merasa waktu yang tepat bagi Presiden melakukan reshuffle kabinet itu setelah 1 tahun pemerintahan.

"38,4%‎ itu ingin reshuffle setelah 1 tahun masa pemerintahan. Lalu 22,2% itu baiknya reshuffle setelah 6 bulan masa pemerintahan," tutur Hendri.

Sementara itu, masyarakat juga berharap agar sosok yang mengisi jabatan menteri yang diganti berasal dari kalangan profesional dan non-partai.

"Alokasi profesional non-partai harus ditambah 48 persen, tidak ditambah profesional itu 40 persen, dan tidak tahu 12 persen," tandas Hendri.

Survei dilakukan terhadap 450 responden dengan margin of error 4,62 persen. Pemilihan sample dilakukan dengan probability sampling menggunakan metode multistage random sampling dengan memerhatikan proporsi antara jumlah sample dengan jumlah pemilih di 45 kelurahan di‎ Jabodetabek.

Proses pengumpulan data dilaksanakan dalam periode 24-30 April 2015, melalui wawancara tatap muka. (Ado/Yus)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya