Di Hadapan Jokowi, Ketum PA GMNI Singgung Orba Jatuhkan Sukarno

Sebagai organisasi yang menjadi cikal bakal kaum Sukarnoisme, GMNI kerap jadi sasaran pemusnahan eksistensi penguasa Orde Baru (Orba).

oleh Sugeng Triono diperbarui 07 Agu 2015, 17:13 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2015, 17:13 WIB
Jokowi-Mega Dulang Suara di Yogyakarta 25 Maret
Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menghadiri Kongres III Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (PA GMNI) di Hall C JI-EXPO Kemayoran, Jakarta Pusat.

Ketua Umum PA GMNI, Soekarwo, yang diberi kesempatan untuk menyampaikan sambutan mengingatkan kepada seluruh peserta yang hadir untuk kembali menghayati perjuangan Sukarno dalam merumuskan Pancasila sebagai ideologi bangsa.

"Persatuan Alumni GMNI terpanggil untuk kembali mengingatkan tentang pentingnya Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara. Mengingat bangsa Indonesia yang sangat heterogen baik budaya, agama, etnis, maupun strata sosial-ekonomi," ujar Soekarwo, Jakarta, Jumat (7/8/2015).

Ia menjelaskan, kondisi bangsa yang dihuni oleh banyaknya suku dan adat istiadat berbeda sangat membutuhkan sebuah pegangan agar tetap untuk menjadi negara kesatuan yang berdaulat.

"Indonesia membutuhkan perekat, Indonesia memerlukan komitmen, Indonesia meminta kesepahaman kita, dan para founding father kita telah mewariskan ide cemerlangnya, yaitu Pancasila," kata dia.

Pada kesempatan itu, Soekarwo juga sempat menuturkan mengenai kondisi GMNI usai runtuhnya Orde Lama yang dipimpin Sukarno. Menurut dia, sebagai organisasi yang menjadi cikal bakal kaum intelektual berpaham Sukarnoisme, GMNI kerap menjadi sasaran pemusnahan eksistensi dari penguasa Orde Baru (Orba).

"Pasca-Presiden Sukarno dijatuhkan melalui TAP MPRS 33 tahun 1967, GMNI pun masuk dalam skema politik pemberangusan eksistensi organisasinya oleh rezim Orde Baru karena dianggap sebagai kekuatan dan penerus ajaran-ajaran Bung Karno," tutur dia.

Saat itu, lanjut Soekarwo, banyak alumni GMNI yang ditangkap aparat keamanan, diteror, bahkan tidak sedikit yang terpaksa lari ke luar negeri.

"Situasi politik yang mencekam pada saat itu mengakibatkan banyak di antara kader-kader GMNI yang harus mengaburkan status politiknya sebagai anggota GMNI bahkan terpaksa harus menyembunyikan bahkan membuang buku-buku yang berbau ajaran Bung Karno," papar Soekarwo.

Selain Presiden Jokowi dan Megawati, pada acara yang bertema "Jalan Trisakti Menuju Tatanan Masyarakat Pancasila", turut hadir pula sejumlah tokoh nasional dan menteri kabinet Jokowi seperti Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basoeki Hadimoeljono, Menteri Tenaga Kerja Bapak Hanif Dhakiri, Menteri Perindustrian Bapak Saleh Husin, Guntur Soekarnoputra, Theo Sambuaga, dan Siswono Yudohusodo. (Gen/Mut)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya