Liputan6.com, Pekanbaru - Kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan di Riau menelan korban jiwa. Seorang anak berumur 12 tahun, Muhanum Anggriawati, yang sebelumnya menderita ISPA, meninggal pada Kamis (10/9/2015) sekitar pukul 13.00 WIB.
Ayah Muhanum, Mukhlis, mengatakan, putri sulungnya mengalami gagal pernafasan akibat paru-parunya disesaki lendir atau dahak. "Sebelumnya anak saya tidak pernah mengeluh," kata dia.
Namun pada Jumat lalu anaknya pingsan dan kemudian dirawat sepekan di ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Ahmad, di Jalan Diponegoro, Pekanbaru. Anak kelahiran 5 Agustus 2003 ini tercatat sebagai murid kelas 6 Sekolah Dasar (SD) Negeri 171 Kulim Kecamatan Tenayan Raya.
"Saat masuk ke ruang, kami sudah mencemaskan anak kami akan dijemput oleh Allah. Tapi setelah keluar ruangan, kami lebih ditakutkan lagi dengan biaya tagihan rumah sakit yang besar," kata Mukhlis.
Untuk pembelian obat anti biotik dan obat lainnya sesuai resep dokter, butuh Rp 5 juta untuk sehari semalam. Selama sepekan terakhir, menurut Mukhlis, total biaya perawatan anaknya sudah lebih dari Rp 28 juta.
Berbeda dengan orang kaya yang bisa merawat keluarganya ke luar negeri, kata dia, masyarakat ekonomi menengah cuma mampu di RSUD. "Bagi orang miskin lebik baik bertahan melawan asap sampai akhir kejadian," ucap Mukhlis.
Terkait bencana asap, Mukhlis mengharapkan pemerintah lebih tanggap mengantisipasi. "Sehingga tidak bertambah korban nyawa akibat asap," ucap dia. (Hmb/Sun)
Advertisement